Tahukah anda? Banyak masyarakat yang berusaha untuk berperilaku sesuai dengan nilai dan norma. Nilai dalam Sosiologi didefinisikan sebagai konsep abstrak mengenai masalah dasar yang penting dalam kehidupan manusia. Sedangkan norma adalah aturan yang mengikat dalam masyarakat. Namun, kita masih dapat menjumpai banyak sekali penyimpangan sosial.
Penyimpangan sosial telah tersebar dimana-mana. Baik di sosial media ataupun kehidupan sehari-hari. Meski begitu, kita masih dapat mencegahnya supaya tidak terjadi penyimpangan lebih banyak. Ada pepatah yang mengatakan, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Namun, pertama-tama kita perlu mengetahui apa itu penyimpangan. Seseorang dapat dikatakan menyimpang jika ia tidak berperilaku sesuai nilai dan norma. Sebagai contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari ialah mencontek, melakukan tawuran, dan membolos sekolah. Dilansir dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri), sebesar 276.507 kejahatan terjadi di Indonesia sepanjang 2022.
Penyimpangan sendiri dibedakan menjadi dua jenis, positif dan negatif. Penyimpangan positif berdampak positif. Antara lain mengandung unsur inovasi dan kreativitas. Sedangkan penyimpangan negatif adalah dimana seseorang mengikuti nilai-nilai sosial yang dipandang rendah (kejahatan, dll). Yang dimana pastinya masyarakat tidak akan menerima.
Macam-macam Perilaku Meyimpang ada empat. Antara lain, Tindakan Kriminal, Penyimpangan Seksual, Pemakaian Obat Terlarang, dan Penyimpangan dalam bentuk Gaya Hidup. Tindakan Kriminal yang seperti kita ketahui, bertentangan dengan hukum. Seperti pencurian dan pembunuhan.
Macam Perilaku Menyimpang yang kedua adalah Penyimpangan Seksual. Menurut saya ini sangat tidak lazim karena ada yang puas dengan menyakiti orang lain. Lalu yang ketiga adalah Pemakaian Obat Terlarang, efeknya sangat fatal karena mempengaruhi mental dan fisik seseorang. Namun, itu juga dapat memengaruhi negara.
Macam Perilaku Terakhir adalah Penyimpangan dalam Bentuk Gaya Hidup. Contohnya atara lain adalah bersikap arogan dan eksentrik. Sikap arogan adalah menyombongkan yang dimiliki. Sedangkan eksentrik adalah laki-laki memakai pakaian yang biasa dikenakan wanita.
Sungguh ada begitu banyak perilaku menyimpang yang ada di dunia ini, bukan? Ketika saya membaca berbagai macam perilaku menyimpang, hati saya teriris. Saya tidak menyangka banyak orang yang sekeji ini. Tetapi pastinya ada sebuah alasan mengapa seseorang melakukan perilaku menyimpang.
Tidak mungkin seseorang berbuat menyimpang karena hanya “ingin” saja. Semenjak dahulu kala, norma dan nilai sosial di negara NKRI ini sudah dietapkan. Ada 1001 alasan yang bisa dikatakan. Antara lain, kurangnya peran Agen Sosial dan kurangnya Sosialisasi (tidak mengalami Sosialisasi Primer atapun Sekunder).
Agen-agen Sosialisasi adalah secara garis besar adalah salahsatu bagian penting dalam sosialisasi anak. Di mulai dari Keluarga, peran orangtua disini sangat besar. Bayi akan belajar secara verbal dan nonverbal. Ia sudah akan mulai belajar caranya berkomunikasi seperti, mendengar, melihat, merasakan, dan menyentuh.
Selain itu, seorang anak juga sangat tergantung dari didikan keluarga. Sebagai contoh, anggota keluarga cenderung disiplin sehingga anak dapat menjadi disiplin. Namun, bagaimanakah jika peran keluarga/anggota tidak didapatkan? Maka proses sosialisasi ini akan gagal lalu anak dapat menjadi kurang terdidik.
Agen Sosialisasi selanjutnya adalah Kelompok Sebaya. Disini kita dapat mengenal teman (yang berasal dari keluarga lain) Dengan adanya kelompok sebaya, kita dapat lebih mempelajari berbagai kedudukan yang ada. Namun jika kita berada dalam Kelompok Sebaya yang salah/buruk, kita dapat terpengaruh juga.
Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikannya. Kita dapat mendapatkan adanya Kelompok Sebaya ini salahsatunya di sekolah. Di dalam sekolah, kita mendapat pengetahuan, keterampilan, dan hal seperti tanggung jawab serta disiplin. Namun sekali lagi, jika kita tidak belajar sungguh sungguh dalam sekolah akan percuma karena tidak akan ada hal yang di dapat.
Lalu, Agen Sosialisasi yang terakhir adalah Media Massa. Ini terdiri dari media cetak dan elektronik. Media massa adalah bentuk komunikasi dan menjangkau banyak orang. Oleh sebab itu, kita masih perlu memperhatikan juga tontonan.
Jikalau ada penayangan film keras dan ditonton oleh anak, dapat mempengaruhi pola pikir sang anak. Agen Sosialisasi sungguh berperan penting dalam membangun Sosialisasi. Sosialisasi sendiri penting karena dengan itu, kita bisa berkomunikasi. Selain itu, norma dan nilai penting karena itulah yang menjadi pondasi kehidupan kita.
Marilah kita bersama-sama menghancurkan puzzle menyimpang masyarakat. Bersama-sama, kita susun kembali sosialisasi yang baik. Cegah Penyimpangan, lakukan norma dan nilai sosial yang sudah berlaku. Salam hangat untuk NKRI!
Daftar Pustaka:
Kun Maryati dan Juju Suryawati. (2016). Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Esis.
Sadya Sarnita. (2023). Polri: Kejahatan di Indonesia Naik Jadi 276.507 Kasus pada 2022. Website DataIndonesia.id: https://dataindonesia.id/ragam/detail/polri-kejahatan-di-indonesia-naik-jadi-276507-kasus-pada-2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H