Mohon tunggu...
Clara Wening
Clara Wening Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Wayang Kulit bagi Generasi Milenial

11 November 2020   08:20 Diperbarui: 11 November 2020   09:34 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara umum, karakter yang tergambar yaitu karakter baik dan jahat. Melalui karakter ini, peserta didik (yang merupakan generasi milenial) dapat menemukan karakter seperti apa yang baik untuk dikembangkan. Pendidikan karakter melalui pencontohan tentunya akan lebih efektif untuk membangun karakter. 

Hal ini sama seperti generasi milenial yang mengidolakan tokoh fiksi superhero. Tokoh wayang memliki karakter yang sangat relevan dengan kehidupan. Relevansi ini ditampilkan dalam sikap dan perilaku konkret dari para tokoh wayang kulit sehingga dapat dicontoh oleh para generasi milenial. Dengan begitu, karakter generasi Indonesia pun dapat diperkuat kembali sehingga Indonesia memiliki ciri khas dari negara lain.

Dari ketiga perspektif tersebut, dapat dilihat bahwa wayang kulit sebagai masterpiece atau karya agung berakar dari budaya Indonesia sendiri (khususnya budaya Jawa) dan menjadi jati diri atau karakter bangsa Indonesia. 

Dengan kekayaan nilai serta perannya sebagai budaya yang hidup di tengah masyarakat, wayang kulit perlu dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi milenial. Generasi milenial merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan pembangunan bangsa Indonesia. 

Melalui wayang kulit, kita sebagai generasi milenial dapat belajar mengenai nilai moral, nilai sosial, unggah-ungguh bahasa Jawa, berpikir kritis, dan penguatan karakter. 

Dengan begitu, jati diri bangsa Indonesia tidak akan luntur tergerus perkembangan zaman. Selain itu, peran generasi milenial sangatlah penting bagi perkembangan wayang kulit sebagai budaya tradisional di era digital.

Melalui tulisan ini penulis mengajak dan merangkul para generasi milenial untuk mengenal, mencintai, serta melestarikan budaya tradisional khususnya wayang kulit. Karena kalau bukan kita, siapa lagi? 

Jangan sampai anak cucu kita tidak dapat menikmati wayang kulit yang sarat akan falsafah hidup. Selain itu, terkhusus bagi generasi milenial yang berasal dari Jawa, mari kita lestarikan wayang kulit dan menghidupi nilai-nilainya dalam bermsyarakat. Hal ini penting diperhatikan karena inilah jati diri dari masyarakat Jawa. Seperti kata pepatah "wong Jawa ojo nganti ilang Jawane" yang berarti orang Jawa jangan sampai kehilangan ciri khasnya sebagai orang Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun