Mohon tunggu...
Bryna
Bryna Mohon Tunggu... Tutor - Peminat sejarah dan budaya

Senang menulis tentang sejarah, seni, dan kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wu Zetian: Sejarah Kaisar Perempuan Cina

27 Desember 2023   16:59 Diperbarui: 27 Desember 2023   16:59 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batu nisan Kaisar Wu tanpa tulisan (sumber: ommons.wikimedia.org)

 

 Wu Zetian: Sebuah Kehidupan yang Pelik

Wu Zhao, Wu Hou atau yang dikenal sebagau Wu Zetian atau dalam bahasa inggris disebut Empress Wu  lahir pada Tahun 624 M ketika kekuasaan dipegang oleh Kaisar Li Shimin atau Taezong. Wanita penuh kontroversial dan luar biasa ini lahir dari keluarga tuan tanah kaya. Ketika sang ayah wafat, sebagai anak perempuan dari selir, ia hidup bersama ibunya yang bermarga Yang dan mengalami tindakan diskriminasi serta perlakuan yang tidak manusiawi dari saudaranya yang adalah keturunan sah dari istri pertama. Ketika Wu masih berumur 14 tahun, ia menjadi selir tingkat rendah (selir tingkat kelima) atau cairen Kaisar Taizong yang sebelumnya mempunyai pasangan resmi bernama Zhangsun. Akhirnya kaisar ini memberikan Wu nama baru yaitu Wu Mei yang artinya "berkarisma".

Ada sepercik kisah tentang keberanian Wu. Ketika di kandang kuda istana, Kaisar Taizong mempunyai seekor kuda terkenal bernama Singa, ia kuda yang kuat, bertubuh bagu, tetapi berperangai buruk dan keras kepala. Pada suatu kali, Kaisar Teizong mengajak selir-selirnya melihat kuda itu. Ia berkata kepada mereka dengan nada bergurau, "siapa di antara kalian yang bisa menjinakkan kuda ini?" dalam keheningan mencekam, Wu yang masih belia dengan berani melangkah keluar dari kerumunan para selir dan berkata, "ya, Yang Mulia, saya bisa !". Kaisar Taizong terkejut mendengarnya dan bertanya bagaimana gadis itu akan melakukannya. Wu Zetian menjawab, "mohon izinkan saya memiliki tiga benda: satu cambuk besi, satu palu besi, dan sebilah pisau. Jika kuda itu bertingkah tak pantas saya akan mencambuknya, jika ia masih menolak tunduk, saya akan memukul kepalanya dengan palu, jika ia masih terus membuat kekacauan, saya akan memotong kepalanya dengan pisau".

Ketika sang kaisar mati, sesuai adat yang berlaku pada masa itu, Wu diwajibkan untuk ke vihara dan menjadi biarawati. Wu mempunyai anugrah yang akan membawanya menuju prestasinya kelak, yaitu kecantikan. Kecantikan itu yang membuat anak dari Kasar Taezong, Zaozong terpesona dengan kecantikannya dan mengajaknya kembali ke Istana setelah tiga tahun menjadi biarawan dan menjadikannya  zhaoyi atau selir senior.

Cerita tentang kisah persaingan selir dan permaisuri selalu terjadi dalam secita sejarah manapun. Dalam Dinasti Tang Wu Zetian  turut andil dalam konflik antar selir. Kekontroversial sekaligus kekejaman dimulai dari sini. Untuk mencapai kedudukan tinggi dalam istana  Dinasti Tang. Ia  memotong tangan dan kaki istri Gaozong yang bermarga Wang dan Xiao serta melemparkan tubuhnya ke gentong anggur hingga tenggelam dan para pendukung mereka dibunuh itu semua dilakukan karena kekhawatirannya bahwa mereka akan menghalanginya untuk berkuasa. Karena itu ia melakukan  siasat "gege jipo" yaitu menghabisi lawan satu demi satu. Sebelumnya ia berkerjasama dengan permaisuri untuk bersama-sama menghabisi selir yang tengah naik daun, yaitu Selir Xiao. Setelah itu giliran ia yang menggunakan siasat liciknya untuk menghadapi permaisuri sendiri.

Pada tahun 684 ada usaha untuk menyingkirkan Wu, tetapi usaha itu gagal dan para pelakunya dihukum dengan kejam. Setelah itu ia mendirikan dinas rahasia untuk memberikan informasi mengenai orang-orang yang menentang. Akhirnya setelah pertumpahan darah yang tragis Ia dapat menjadi permaisuri dan ikut campur dalam urusan-urusan politik.

Pada tahun  683  Kaisar Li Zhi dari Dinasti Tang meninggal dunia. Wu mengangkat dua kaisar boneka secaran  beruntun hingga  akhirnya mengangkat dirinya sendiri menjadi kaisar dan mengganti nama dinasti menjadi Dinasti Zhou ketika ia berumur 67. Ada beberapa kabar yang mengatakan bahwa Li Hong, salah satu dari empat anak yang dilahirkan Wu mendadak meninggal karena di dalam istana Heibigong, semua memduga bahwa yang melakukan tindakan tersebut adalah ia sendiri, mungkin disebabkan karena Li Hong ketika diangkat menjadi kaisar boneka selalu membangkang dan Li Hong sangat menyayangi dan selalu mengalah kepada adiknya, anak perempuan dari selir Xiao yang menjadi musuh bebuyutannya. Setelah itu, ketika Wu mengangkat Li Xian sebagai putra mahkota yang baru. Lixian juga tidak senang dengan apa yang dilakukan oleh ibunya sehingga Li Xian diasingkan oleh ibunya  dan akhirnya ketika menyimpan rasa kekecawaan yang dalam, ia bunuh diri.

 Beberapa langkah cerdik Wu dalam memajukan negerinya, dengan mengumpulkan orang berbakat dari penjuru negeri tanpa memandang latar belakang dan status sosial dan bila berhasil lulus ujian negara maka mendapatkan jabatan dalam pemerintahan. Dalam bidang pertanian, ia memberikan penghargaan bagi para pejabat yang berprestasi dengan mengelolah tanah yang tidak dipakai menjadi lahan pertanian dan menjadikan wilayah berkelimpahan bahan pangan. Tetapi di balik keberhasilan yang dihargai, kegagalan disini juga akan lebih besar rasanya karena ketika mereka gagal, mereka akan mendapatkan hukuman.

Sebagai alat propaganda, Wu memanfaatkan agama. Seperti ketika ia mengklaim dirinya sebagai Ibu Surgawi yang merupakan ibu Lao Tze sang pendiri Daonisme serta memberikan perintah agar patungnya di tempatkan ditiap-tiap kuil Daonisme. Wu memanfaatkan pula kitab Sutra Awan Agung yang ada dalam tradisi Buddhisme yang meramalkan tentang akan datangnya Maitreya, sang Budha dalam perwujudan wanita yang ketika zaman ini datang panen akan berlimpah dan begitu pula dengan kebahagiaan tanpa batas. Umat manusia akan bertambah jumlahnya, terbebas dari kematian dan penyakit, penguasa negara akan datang dan mengatakan takluk. Beberapa sejarawan berkata bahwa kitab itu kemungkinan dikarang oleh kekasih Wu, seorang biarawan Buddha, Xue Huaiyi,  yang kemudian diangkat sebagai kepala Vihara Kuda Putih, tetapi pendapat ini tidaklah kuat. Dan Wu memerintahkan kitab itu untuk disebarkan oleh vihara sementara dirinya menggelari dirinya sendiri sebagai "Materia Yang Tanpa Cela." Di Longmen ada sebuah patung yang katanya sengaja dibuat menyerupai dirinya. Perlu diingat di sini ketika zaman Dinasti Tang, Buddhisme sudah tegak dan menyebar luas disamping agama Dao dan Konghucu. Terjadi hubungan yang tegang antara Daonisme dan Buddhisme ketika agama yang baru datang ini menjadi lebih  kaya dan sangat kuat dari pada tuan rumah. Bahkan agama Dao dan Konghucu pernah berkerja sama untuk memaksa Wu dan memerintahkanan menghancurkan kuil,karya seni, teks-teks Buddhis dan mengeksekusi biarawan.

Dengan kekuasaan yang sedemikian besar. Wu Zetian dengan gampangnya mengubah-ubah susunan birokrasi khususnya dalam pengangkatan dan penggantian jabatan secara sepihak. Dalam budaya Cina, seseorang wanita yang melakukan hal tersebut adalah suatu tindakan yang melanggar adat istiadat, oleh karena itu di mana-mana terjadi pemberontakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun