Mohon tunggu...
Bryna
Bryna Mohon Tunggu... Tutor - Peminat sejarah dan budaya

Senang menulis tentang sejarah, seni, dan kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Stalin: Dari Kota Kecil Gori sampai ke Moskow

26 Desember 2023   13:13 Diperbarui: 26 Desember 2023   13:15 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Stalin (sumber: samilhistory.com)

"If the successes of the working class of our country, if its fight and victory serve to rouse the spirit of the working class in the capitalist countries and to strengthen its faith in its own power and in its victory, then our Party may say that its work has not been in vain. And there need be no doubt that this will be the case. (Loud and prolonged applause.)". (Stalin, dalam laporan kerja Komite Sentral kepada Kongres Kedelapan Belas Partai Komunis Uni Soviet)

I. Dari Gori ke Tiflis: Dari Teologi ke Marxisme

Pada awal film The Blue Kite (1993) kita diperlihatkan sepasang sepasang kekasih di China yang tengah berbahagia sedang berbincang dengan teman dan tetangganya, mereka memberi tahu bahwa tanggal pernikahan mereka, yaitu 8 Maret. Namun tiba-tiba semua hening ketika terdengar pengumuman bahwa " ... Jenderal Sekretaris Partai Komunis Soviet ... Komandan Tertinggi telah meninggal pada 5 Maret 1953" pasangan tersebut pun akhirnya menunda pernikahan mereka sepuluh hari karena kematian Stalin. Dalam adegan tersebut dapat dilihat bagaimana besarnya sosok Stalin tersebut.

Stalin, seorang kelahiran Georgia, memimpin belasan negara lain yang berpusat Russia sebagai unit kesatuan atas nama Uni Soviet. Pada akhirnya memiliki pengaruh yang luar biasa sampai ke negeri-negeri lain sampai akhir hidupnya. Setelah Perang Dunia ketokohannya tidak bisa dipertanyakan lagi, bahkan ketika ia mau memulai pidatonya tepuk tangan anggota partai yang lain tidak berhenti sampai terdengar suara bell, mengindikasikan bahwa mereka harus berhenti tepuk tangan karena sang Kamerad hendak berbicara.

Lantas bagaimana mantan perampok bank dan mantan gangster ini jadi salah satu pemimpin dunia dan menggantikan sosok seperti Lenin? Kedua orang tua Stalin menikah pada 17 Mei 1872 mengikuti tradisi Georgia, sama sekali tidak ada nuansa Rusia dari pesta pernikahan itu. Georgia sendiri dianeksasi Kekaisaran Russia hanya baru-baru itu. Selama ratusan tahun Georgia dikuasai oleh kerajaan Sakartvelo yang disebut Georgia oleh Barat dan Gruzia oleh Rusia. Sebelumnya merupakan kerajaan Kristen yang berhasil bertahan dari serangan Mongolia, Timurid, Kekaisaran Persia, dan Ottoman. Sembilan bulan setelah pernikahan. Pada 6 Desember 1878 di kota Gori, setelah kehilangan dua kali bayinya secara berturut-turut. Keke berhasil melahirkan seorang bayi dan pada 17 Desember bayi itu dibaptis dan diberi nama nama Josef, dengan panggilan Soso, yang akan menjadi Koba, dan diganti lagi menjadi Stalin nantinya"

Beso, Ayah Stalin yang dianggapnya sendiri sebagai eksploitator adalah pemilik bengkel sepatu. Pada masa jayanya ia memiliki murid dan sepuluh pekerja. Namun ketidak harmonisan keluarga ini dimulai dari sini. Banyak pelanggan Beso tidak membayar jasa dengan uang kontan namun dengan anggur. Minuman keras itu pun akhirnya merusak bisnisnya. . Dalam tahun 1883 akibat kecanduan alkohol Beso dikatakan menjadi sangat mudah tersinggung dan ceroboh, ia pun mulai terlibat pada perkelahian sesama pemabuk sampai-sampai mendapatkan julukan si "Beso Gila".

Hal ini memengaruhi Stalin muda. Ia menderita akibat ulah ayahnya sebab Beso melakukan kekerasan domestik dalam keluarganya sendiri. Beso pun pernah melemparkan Stalin muda ke lantai dengan sangat keras hingga selama beberapa hari membuatnya sampai kencing berdarah. Dalam catatan teman sekolah Stalin, ia berkata bahwa perlakuan yang tidak pantas itu membuat sang anak sama keras dan tidak punya hati seperti ayahnya sendiri. Lanjutnya, melalui ayahnyalah dia (Stalin) belajar membenci orang lain. Sang ibunda pun tak luput dari kelakukan kasar Beso. Keke, sang ibunda akan membela Stalin yang ketika itu berumur empat tahun sampai-sampai hampir terbunuh oleh suaminya sendiri.

Keke menyaksikan sendiri bagaimana Stalin belajar tentang kekerasan di dalam rumahnya sendiri. Untuk pertama kalinya dalam sejarah kehidupan bocah Georgia itu ia mulai melakukan menggunakan kekerasan dengan melempar pisau ke Beso untuk melindungi Ibunya. Kehidupan domestik seperti itu membuat Stalin tumbuh menjadi persona yang suka berkelahi dan kejam. Simon Montefiore, seorang penulis biografi Stalin dalam Stalin Muda melakukan pendekatan psikologi dalam proses perkembangan kepribadian Stalin. Ia mengutip pendapat para Psikiater bahwa kekerasan selalu merusak anak-anak dan jelas tidak akan menumbuhkan perasaan cinta ataupun simpati. Sehingga anak yang dilecehkan oleh orangtuanya yang seorang pemabuk banyak mengikuti perilaku tersebut, yaitu akan juga melakukan kekerasan terhadap anak dan istri mereka nantinya, meskipun begitu hanya sedikit yang menjadi diktator kejam, ia membandingkan dengan sosok Hitler yang juga dipukuli oleh ayahnya yang pemabuk juga. Namun menurut Simon, masa kecil hanyalah sedikit dari dari berbagai hal yang membentuk kesadisan Stalin.

Salah satu lagi yang memengaruhi kepribadian Stalin adalah abnormalitas tubuhnya sendiri. Pada 1884 Stalin menderita cacar yang ketika itu menjadi wabah di Gori. Stalin yang sejak kecil mewarisi wajah bintik-bintik dari Keke, kini bekas cacar bersarang di seluruh tubuhnya. Hal itu juga lah yang membuat Okhrana, polisi rahasia Tsar memberi nama Chopura atau Si Bintik untuknya sebagai kode rahasia. Pada umur 10 tahun, ketika memasuki Sekolah Gereja Gori juga ia hampir mati akibat tertabrak kereta. Hal itu membuat lengannya kiri cacat seumur hidupnya. Pada umur 12 tahun ia tertabrak kereta yang sedang melaju kencang, menyebabkan cacat serius pada kakinya yang akhirnya mendapatkan julukan Geza, si Pincang. Wajah berbintik, cacat lengan serta kaki membuat Stalin tidak memeuhi standar sebagai kesatria Georgia. Perasaan inferior itu lah yang menurut penulis membuatnya jarang tampil di depan umum. Ditambah dengan, seorang Georgia dan bukan Russia, aksen Georgia yang kental, rumor bahwa dirinya anak haram membuatnya baru berbicara di publik baru pada 3 July 1941 ketika Jerman melakukan invasi pada Perang Dunia II.

Stalin adalah produk kebudayaan klasik Georgia. Pemuda sejati Gori menganggap dirinya Goreli sebagai penjahat dan kasar. Gori adalah kota di Georgia yang masih mengadopsi budaya abad pertengahan seperti perkelahian bebas yang walaupun dengan beberapa aturan, namun batas sampai kekerasan dipraktikkan tidak ada. Gori adalah kota para agamawan dan pemabuk serta kejahatan dan kekerasan berkumpul. Berkelahi menjadi bagian dari olahraga di sana. Anak-anak di kota itu pun hidup dengan kekerasan dan terkelompokkan menjadi anggota-anggota gang, salah satunya Stalin.

Stalin yang pada tahun pertamanya di sekolah terkenal menjadi anak yang saleh pun perlahan-lahan meninggalkan kepercayaannya setelah melalui peroses literasi dari karya sastra romantisme sampai karya-karya terlarang bercorak marxisme dan ateisme, terlebih lagi ketika ia membaca Life of Christ, karya penulis Prancis Renan yang akses untuk itu ia dapatkan setelah masuk Seminari Tiflis. Dia pun mengganti namanya yang semula Soso menjadi Koba, karena terpesona oleh novel karya Alexander Kazbegi, The Patricide. Namun karya-karya yang menurutnya paling berkesan adalah karya yang ditulis oleh seorang radikal marxis bernama K.Tulin, nama samaran dari Vladimir Ilyich Ulyanov, yang nantinya dikenal dunia sebagai Lenin.

Di Seminari Tiflis ini lah kesadaran politik juga tumbuh. Ia mulai meninggalkan studi tentang agama dan mulai terlibat pada sesuatu yang lebih nyata, seperti mengikuti pertemuan ilegal buruh kereta api. Berdasarkan pada biografi resmi pada Agustus 1898, ketika masih terdaftar di seminari ia bergabung dengan Sosial Demokrat. Ia mulai aktivitas gerakannya sebagai propagandis di kelompok kecil buruh.

II. Lenin dan Revolyutsiya

Lenin berpidato (sumber:www.corriere.it)
Lenin berpidato (sumber:www.corriere.it)

 "... We will destory this whole world of violance

Down to its foundation, and then

We will build our new world

They who were nothing shall become everything

This is our final and deciesive battle

With the internationale humanity will rise up! ... "

-The Internationale

Pada 1899 Stalin  bekerja sebagai meteorolog di Observatorium Meteorologi Tiflis. Pekerjaan yang sederhana karena mengecek suhu dan barometer tiap jam dari jam 6.30 pagi sampai 10.00 malam setiap tiga kali seminggu. Pada periode ini, ia kemudian  dengan sayap kiri organisasi Sosial Demokrat Tiflis. Akhir tahun 1899 dibantu temannya dari seminari, ia merencanakan pemogokan dengan sekala besar buruh Georgia. Akhirnya pada tahun 1990 dan 1991 terjadi pemogokan besar di Tiflis, tetapi langsung diikuti oleh kekerasan yang dilakukan oleh aparatus keamanan. Stalin yang ikut merencanakan pemogokan terancam untuk ditangkap akhirnya meninggalkan observatorium. Namun akhirnya Stalin ditangkap oleh polisi rahasia dan dibawa ke Penjara Metekhi. Penangkapan Stalin yang pertama kalinya berarti Stalin telah menyeberangi Sungai Rubiko untuk menjadi revolusioner profesional, tidak ada jalan kembali.

Setelah bebas, ia mulai memperkokoh identitasnya sebagai revolusioner dengan berjanggut, berambut panjang dan kemeja satin hitam Rusia dengan dasi merah. Menurut penulis biografi Stalin, Oleg Khlevniuk, terdapat kesamaan dalam diri para revolusioner di Rusia walaupun latar belakang mereka berbeda-beda, yaitu mereka berhenti untuk hidup normal dan hidup di bawah tanah terjadi ketika kebencian terhadap tatanan yang mapan dan bertekat untuk melawannya. Dalam hal itu adalah Kekaisaran Russia yang otoritarian yang membawa ketidakadilan sosial. Persekusi yang dilakukan oleh kekaisaran malah meradikalisasi mereka. Hal itu menjadi pengetahuan umum bila berbicara kasus Lenin misalnya. Kakaknya, Alexander yang dihukum mati karena berusaha membunuh Tsar malah membuat Lenin menjadi lebih radikal.

Pada revolusi 1905 Stalin melakukan perjalanan ke seluruh Georgia untuk membantu mengorganisasikan penyerangan dan demonstrasi. Ia juga menulis artikel dan pamflet, membantu mendirikan percetakan bawah tanah dan kelompok militan. Hal ini menjadi penting bagi karir politik Stalin karena, keberhasilannya ini membuat dia menjadi tokoh penting Bolshevik di Transkaukasia. Pada musim semi 1910 setelah beberapa kali ditangkap, kali ini ia diasingkan selama lima tahun di Siberia, tetapi pada bulan oktober di tahun yang sama ia sudah bebas. Setelah satu setengah tahun setelah masa pengasingannya di Siberia, pada Februari 1913 ia sudah menjadi orang penting di Bolshevik. Pada 1912 ia maju di dalam jajaran kepemimpinan Bolshevik, menjadi anggota Komite Sentral di kelompok Lenin.

Stalin yang sudah menjadi pemimpin Bolshevik sekarang lagi menghabiskan waktunya di Transkaukasia, namun berfokus di dua kota besar di Rusia yaitu Moskow dan St. Petersburg. Ia mulai aktif dalam kegiatan surat kabar Bolshevik, menulis artikel, yang mengatur siasat untuk perwakilan Bolshevik di Duma (lembaga legislatif). Ia juga menjadi tangan kanan Lenin, menjadi dekat dengannya. Ia mulai menanggalkan nasionalisme Georgianya dan Sosial Demokrat Transkaukasia dengan mengubah namanya menjadi berbau Russia (Stalin) demi menyimbolkan afinitasnya dengan gerakan revolusioner dan kepemimpinan Bolshevik.

Ia kembali ditangkap dan diasingkan lagi di Siberia pada Juni 1913, didakwa selama empat tahun. Pada Maret 1914 dia dipindahkan ke desa terpencil Kureika dan beberapa bulan kemudian Perang Dunia pecah. Pada Oktober 1916 dikenai wajib militer bersama buangan Siberia lainnya. Tanda bahwa Kekaisaran Russia sudah merosot di arena peperangan sampai bahkan mau menggunakan orang-orang buangan. Namun, tentu saja Stalin yang cacat tidak memenuhi standar wajib militer, ia selamat untuk tidak mengikuti peperangan yang tidak dapat dimenangkan berkat peristiwa masa kecilnya yang membuatnya hampir mati. Namun, momen itu digunakannya untuk kabur dari Siberia dengan menggunakan identitas palsu.

Pada Februari 1917 gelombang arah revolusi sudah tidak terbendung lagi. 21 Februari pemerintah kehilangan kendali atas Petrograd diselangi kerusuhan dua hari kemudian. 27 Februari rakyat menyerbu gudang senjata, menyita 150.00 senjata, membakar markas polisi dan menggantung mereka. Pada 1 Maret, Tsar sudah tidak memerintah lagi secara de facto dan Duma membentuk Pemerintahan Sementara yang dipimpin oleh Georgi Lvov di Istana Taudira. Di saat yang bersamaan Petrograd Soviet yang terdiri dari Bolshevik, Menshevik, dan Sosialis Revolusioner membentuk pemerintahan yang dipimpin Karlo Chkheidze dari Manshevik. Menurut Menshevik dan Sosialis Revolusioner, Revolusi Februari ini adalah revolusi borjuis yang merupakan prolog menuju revolusi sosialis. Karena itu pada tahap awal ini mereka berpendapat bahwa yang memegang kekuasaan harus di pegang oleh kaum liberal borjuis demi jalan menuju tahap berikutnya, sosialisme. Meski begitu para sosialis tidak ada niat untuk menyerahkan kekuasaan mereka. Hal ini menyebabkan tejadinya dual kekuasaan di Rusia. Diikuti oleh Tsar yang secara resmi turun takhta pada 2 Maret dilanjutkan suksesornya Michael II yang turun takhta pada 3 Maret. Stalin yang telah mengetahui revolusi pecah pada 12 Maret datang di Petrograd.

Setibanya di Petrograd, Stalin dan Kamenev mengambil alih surat kabar Bolshevik, Pravda. Menggunakan surat kabar tersebut untuk menyebarkan agenda moderat dan memberikan dukungan bersyarat kepada Pemerintahan Sementara. Beradasarkan keyakinan mereka bahwa sebelum revolusi sosialis, sejarah masyarakat yang dipimpin kaum liberal borjuis harus dilalui. Bolshevik yang dipimpin bukan oleh petinggi-petingginya di luar negeri menggabungkan kekuatan dengan Menshevik sayap kiri.

Para pemimpin-pemimpin tertinggi Sosial Demokrat masih berada di pengasingan di luar negeri ketika Tsar turun takhta. Lenin yang ketika itu berada di Swiss sebelumnya ragu bahwa revolusi akan terjadi. Lenin sendiri terkejut ketika Revolusi benar-benar terjadi, dan memerintahkan pemimpin Bolshevik yang ada di Russia, Petrograd, Molotov dan Shlyapnikov bahwa perang harus dihentikan. Lenin dengan lantang menentang Pemerintahan Sementara. Stalin sendiri sementara, masih mendukung pemerintahan tersebut. "Tahi!", ucap lenin ketika mendengar pidato Chkheidze tentang rekonsiliasi dengan Bolshevik. Setelah itu Lenin sendiri menulis kritikan-kritikan terhadap Stalin dan Kamenev.

Lenin, Kamenev, beserta rombongan naik kereta api pada 27 Maret 1917 untuk kembali ke Rusia. Pada 3 April mereka tiba di Stasiun Beloostrov yang terletak di perbatasan antara Finlandia dan Rusia. Kamenev berada di sana untuk menyambut Lenin, yang tidak disangka malah membentaknya akibat artikel-artikel yang ia tulis bersama Stalin. Setelah itu kereta kembali ke berjalan menuju Stasiun Finlandia di Petrograd.

Lenin menginjakkan kakinya di Stasiun Finlandia tepat sebelum tengah malam. Ia disambut dengan meriah dengan suasana revolusioner dengan menyanyikan "The Marseillase". Terlihat pula di sana angkatan laut dari Pangkalan Kronstadt, 2000 pekerja pabrik Putilov, dan kerumunan orang-orang membentangkan spanduk merah. Kemudian Lenin langsung mengonsolidasikan kembali Boshevik sesuai dengan garis-garis kepemimpinannya.

Pada bulan Juli terjadi perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Bolshevik secara spontan. Namun Pemerintahan Sementara yang dipimpin oleh Karensky berhasil memadamkan pemberontakan hingga memukul mundur pemimpin-pemimpin Bolshevik. Lenin sendiri sampai harus mundur ke Finlandia. Kebimbangan di antara kaum Bolshevik memaksa Stalin kembali lagi ke Petrograd. Ia bahkan mencukur kumis dan janggutnya serta memakai wig agar tidak dikenali, karena Karensky mulai mengampanyekan propaganda anti Lenin, dengan mengatakan bahwa ia antek Jerman. Peran Stalin sangat penting di sini karena ia yang membantu memobilisasi Lenin untuk pindah dari satu tempat ke tempat lain agar tidak tertangkap.

Angin segar bagi Bolshevik terjadi disebabkan oleh jenderal yang diangkat Karensky, Kornilov mencoba melakukan kudeta. Karensky yang sangat minim pasukan akhirnya bernegosiasi dengan Bolshevik yang ketika itu mempunyai kekuatan militer yang cukup kuat. Dengan begitu Pemerintahan Sementara membebaskan beberapa aktivis Bolshevik. Namun Lenin tetap bersembunyi.

September sampai Oktober Karensky dan Pemerintahan Sementara sudah sangat merosot. Kini Bolshevik lah yang mendapatkan dukungan dari rakyat. Lenin mulai percaya kondisi ini sudah cukup matang untuk merebut kekuasaan atau revolusi. Kamenev dan Zinonev tidak setuju, namun Trotsky dan Stalin di belakang Lenin. Trotsky berkata, menjawab pertanyaan seorang wartawan "Waktu untuk kata-kata telah berlalu. Saatnya telah tiba bagi duel sampai mati antara revolusi dan kontra-revolusi"

Pada 7 November Bolshevik memulai aksinya. Pukul 6 pagi Bank Negara diambil alih, dilanjutkan oleh Kantor Telepon Pusat, dan Stasiun Warsawa. Dini hari pada 8 November Bolshevik menangkap anggota Pemerintahan Sementara, lalu mendirikan pemerintahannya sendiri, yaitu Dewan Komisaris Rakyat. Sangat sederhana, tanpa ada perlawanan sengit.

III. Stalin Menuju Kekuasaan

Potret Stalin (sumber: samilhistory.com)
Potret Stalin (sumber: samilhistory.com)

Setelah Revolusi selesai, Stalin benar-benar menjadi orang penting di negara baru tersebut. Ia merupakan bagian dari organ pemerintah serta anggota Komite Sentral. Pada 1919 ia terpilih menjadi anggota Politbiro yang merupakan organ terpenting selain Sekretariat dan Orgbiro (Biro Organisasional), badan yang akan tetap menjadi pusat kekuasaan di Soviet Rusia dan selanjutnya Uni Soviet sampai keruntuhan Uni Soviet. Pada kongres kedelapan 3 April 1922, partai memutuskan untuk membuat pos baru bernama Sekretaris Jenderal dan memilih Stalin di hari yang bersamaan atas bantuan Kamenev. Stalin sebelumnya yang juga sudah menjabat di Orgbiro pada 1920 dan juga Politbiro, kini memegang tiga jabatan di partai sekaligus. Di luar partai dia memegang jabatan Komisaris untuk Urusan Nasional dan Inspektorat Buruh dan Tani, ia juga perwakilan Komite Sentral di Cheka-OGPU dan anggota Dewan Militer Revolusioner di Dewan Buruh dan Pertahanan.

Momen-momen ini adalah hal yang krusial bagi karir Politik Stalin sebab melalui jabatan Jenderal Sekretaris ini lah ia mengonsolidasikan kekuasaannya. Pada awalnya, jabatan Sekretaris Jenderal, dalam pandangan para senior dan pemimpin partai ketika itu adalah jabatan yang biasa saja dan tidak mengancam kedudukan mereka di partai. Pada awalnya pos itu hanya menjalankan permasalahan teknis birokrasi. Terdapat dua tugas khusus, yaitu menetapkan agenda pertemuan Politbiro dan memutuskan masalah personalia. Secara teknis Jenderal Sekretaris tidak terlibat langsung dengan urusan ekonomi, pertahanan, pelaksanaan pemerintahan, ataupun pendidikan. Fungsi dimainkan Stalin adalah permainan aparatus partai, karena fungsionaris menengah yang tak terhitung jumlahnya untuk karirnya di partai bergantung pada Stalin sekarang. Ia mempunyai wewenang untuk memilih dan mempromosikan anggota partai ke pusat dan ke daerah. Para anggota partai pada awalnya tidak melihat adanya permainan politik terkait distribusi fungsionaris partai namun Stalin dengan cepat sadar terdapat hubungan antara aparat politik dan partai. Stalin mulai menggunakan hubungan patronse-klien yang masif untuk mempromosikan orang-orang yang loyal dengannya seperti Molotov, Voroshilov, Sergo, dll. Membuat pendukungnya semangkin banyak. Menurut Volgokov ketidak adanya kekhawatiran itu disebabkan Lenin, yang ketika itu masih hidup masih menjadi pemimpin yang tidak tergoyahkan.

Hal tersebut membuatnya menjadi kandidat terkuat dalam memegang kekuasaan negara ketika pada akhir 1921 Lenin mulai sakit-sakitan. Trotsky, pemimpin intelektual dengan kemampuannya berorasi, bukan hanya membuatnya bersinar, namun juga sebagai kandidat potensial yang akan menggantikan Lenin. Hubungan antara Stalin sendiri dalam 1921 hingga kematian Lenin pada 1924 tidak terlalu akur. Terjadi perdebatan antara Lenin dan Stalin salah satunya pada pada 1922--1923 tentang kebijakan mereka tentang Georgia. Pada Januari 1923 Lenin mencela Stalin dalam karena perannya dalam kampanye di Georgia. Sifat Stalin sebenarnya sudah diketahui Lenin lebih awal, ketika Margarita Fofanova pada 1920 meminta saran kepada Lenin apakah akan mengambil pekerjaan di Inspektorat Buruh dan Tani yang akan dikepalai oleh Stalin. Jawaban Lenin adalah ia tidak setuju Margarita bekerja dengan Stalin, Lenin mengatakan bahwa Stalin tidak mentoleransi siapapun yang akan kontra dengannya. Lenin melanjutkan " ada hal yang perlu kamu ketahui. Stalin adalah orang yang pendendam, siapa yang tahu seberapa generasi ia membawa dendamnya? Dan kamu punya punya anak". Bahkan sembilan bulan setelah Stalin menjabat sebagai Sekretaris Jenderal, Lenin mengungkapkan terdapat kebutuhan mendesak untuk melepas Stalin dari jabatan tersebut.

Namun Stalin menyadari bawa rivalnya Trotsky memiliki kelemahan, tentunya selain dalam hal organisasi seperti yang diungkapkan Trotsky sendiri. Di balik ketajaman pikiran dan kemampuan orasi yang baik dari Trotsky, Stalin melihat bawa Trotsky adalah sosok yang arogan. Itu dimanfaatkan Stalin mengonsolidasikan kekuatan bersama tokoh-tekoh penting Komite Sentral seperti Zinoniev dan Kamenev untuk menyingkirkan Trotsky dari kepemimpinan Partai. Ketika Lenin meninggal pada 21 Januari 1924 tidak ada lagi yang bisa menahan Stalin di Partai, bahkan si cemerlang Trotsky sekalipun. Kamenev dan Zinonev yang membantunya menggulingkan Trotsky pun nantinya juga gugur. Setelah ini dimulailah paradoks luar biasa dari seorang Georgia ini. Holodomor, Great Purge, Perang Dunia II, serta industrialisasi besar-besar menanti bagi sejarah manusia.

Tulisan ini ditutup dengan mengutip kata-kata Hegel tanpa konteks dalam pengantar Element of Philosophy of Right bahwa "setiap individu bagaimanapun adalah anak dari masanya," begitu juga Stalin, ia hidup dan bergerak di waktu dan di saat yang tepat. Ketika Kekaisaran Tsar goyah, ketika ada pemimpin karismatik yang mampu memimpin massa untuk revolusi, dilanjutkan dengan Perang Dunia I yang membuat kekaisaran runtuh, dan menjadi aparat partai, cerdik, efisien, setia dan berdiri di belakang Lenin. Lenin, yang pada akhir hidupnya berusaha mereduksi kekuasaan Stalin akhirnya gagal karena kematiannya sendiri.

Referensi

Antonov-Ovseyenko, Anton. 1983. The Time of Stalin: Portrait of a Tyranny. New York: Harper and Row.

Khlevniuk, Oleg V. 2015. Stalin: A New Biography of Dictator. London: Yale University Press

Montefiore, Simon Serbag. 2012. Stalin Muda. Jakata: PT Pustaka Alvabet

Montefiore, Simon Serbag. 2016. Stalin: Kisah-Kisah yang Tak Terungkap. Jakarta: Pustaka Alvabet

Volkogonov, Dmitri. 1991. Stalin: Triumph and Tragedy. New York: Grove Weidenfeld

https://www.marxists.org/reference/archive/stalin/works/1939/03/10.htm pada 14/12/2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun