Stalin adalah produk kebudayaan klasik Georgia. Pemuda sejati Gori menganggap dirinya Goreli sebagai penjahat dan kasar. Gori adalah kota di Georgia yang masih mengadopsi budaya abad pertengahan seperti perkelahian bebas yang walaupun dengan beberapa aturan, namun batas sampai kekerasan dipraktikkan tidak ada. Gori adalah kota para agamawan dan pemabuk serta kejahatan dan kekerasan berkumpul. Berkelahi menjadi bagian dari olahraga di sana. Anak-anak di kota itu pun hidup dengan kekerasan dan terkelompokkan menjadi anggota-anggota gang, salah satunya Stalin.
Stalin yang pada tahun pertamanya di sekolah terkenal menjadi anak yang saleh pun perlahan-lahan meninggalkan kepercayaannya setelah melalui peroses literasi dari karya sastra romantisme sampai karya-karya terlarang bercorak marxisme dan ateisme, terlebih lagi ketika ia membaca Life of Christ, karya penulis Prancis Renan yang akses untuk itu ia dapatkan setelah masuk Seminari Tiflis. Dia pun mengganti namanya yang semula Soso menjadi Koba, karena terpesona oleh novel karya Alexander Kazbegi, The Patricide. Namun karya-karya yang menurutnya paling berkesan adalah karya yang ditulis oleh seorang radikal marxis bernama K.Tulin, nama samaran dari Vladimir Ilyich Ulyanov, yang nantinya dikenal dunia sebagai Lenin.
Di Seminari Tiflis ini lah kesadaran politik juga tumbuh. Ia mulai meninggalkan studi tentang agama dan mulai terlibat pada sesuatu yang lebih nyata, seperti mengikuti pertemuan ilegal buruh kereta api. Berdasarkan pada biografi resmi pada Agustus 1898, ketika masih terdaftar di seminari ia bergabung dengan Sosial Demokrat. Ia mulai aktivitas gerakannya sebagai propagandis di kelompok kecil buruh.
II. Lenin dan Revolyutsiya
 "... We will destory this whole world of violance
Down to its foundation, and then
We will build our new world
They who were nothing shall become everything
This is our final and deciesive battle
With the internationale humanity will rise up! ... "
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!