Mohon tunggu...
Clara
Clara Mohon Tunggu... Mahasiswa - seorang mahasiswa

seorang mahasiswa yang ingin mengubah nasibnya dan memutuskan sandwich generation

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Iman dan Politik?

11 Juni 2021   00:01 Diperbarui: 11 Juni 2021   00:11 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang muncul dalam benak kalian, jika mendengar kata Iman dan Politik?

Tahukah kalian?....

Apakah iman itu?

Apakah pengertian Politik?

Lalu adakah iman dan politik saling berhubungan satu sama lain?

Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian Iman secara Alkitabiah, pengertian politik, dan juga hubungan iman dengan politik. Tentunya banyak sekali munculnya pertanyaan-pertanyaan yang muncul dibenak kita semua, apakah orang Kristen yang beriman boleh terjun kedalam dunia politik? Apakah politik diperbolehkan? Lalu bagaimana kita dapat menerapkan kehidupan yang beriman dengan politik? Adakah hubungannya iman dengan politik?

Mungkin pertanyaan-pertanyaan tersebut yang sering muncul dan mendesak kita untuk bertanya-tanya, khususnya di Indonesia. Semakin banyak orang-orang Kristen yang terjun kedalam dunia politik dan mulai bermunculan partai-partai politik Kristen yang dibentuk.

Terlepas dari alasan seseorang bergabung kedalam dunia politik dan tujuan didirikannya partai politik Kristen. Jika dipikirkan lebih dalam, memang terkadang diperlukan seseorang yang beriman Kristen dalam dunia politik, untuk dapat membela hak-hak warga negara yang termasuk kedalam minoritas, seperti Kristen maupun Katholik. Salah satunya ialah jika ada gereja yang dibakar, aktivis politik dapat membantu menyuarakan suara minoritas agar tidak takut terjadi seperti itu lagi, atau agar pada saat ibadah dapat beribadah dengan tenang tanpa rasa takut juga khawatir.

Oleh Karena itu yang mewakili suara rakyat minoritas yaitu orang-orang beriman Kristen/Khatolik yang ada didalam partai politik, baik partai politik Non-Kristen maupun partai politik Kristen.

Iman

Menurut KBBI sendiri, Iman kepercayaan (yang berkenaan dengan agama); keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dan sebagainya: -- tidak akan bertentangan dengan ilmu; 2 ketetapan hati; keteguhan batin; keseimbangan batin;

Sedangkan menurut Alkitab, dalam Ibrani 11 : 1 "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang yang tidak kita lihat".

Jadi dapat disimpulkan, kita sebagai umat Kristen, beriman kepada Allah sebagaimana diungkapkan didalam Tuhan Yesus Kristus dan kita terapkan melalui perbuatan kita oleh bantuan Roh Kudus. Ini berarti bahwa perbuatan politik kita pun mestinya merupakan aktualisasi iman tersebut. Bagaimana? Karl Barth, dalam bukunya yang berjudul Rechtfertigung und Recht mengindikasikan bahwa kekristenan hanya mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap politik. Ia kurang lebih mengatakan;

 "Bukan dengan melakukan politik, tetapi dengan menjadi gereja pun, maka gereja telah melakukan politik." Bagaimana memahami ungkapan ini? Ini berarti gereja mestilah sungguh-sungguh gereja, committed terhadap panggilannya, sehingga ia terpercaya dan credible ditengah-tengah dunia dimana ia berada melalui pelayanan dan kesaksiannya. Apabila ia terpercaya , tidak dicurigai oleh lingkungannya, maka gereja telah ikut berpolitik, artinya telah ikut serta membangun polis di mana gereja berada.

Persoalannya adalah bahwa keadaan yang kita hadapi tidak selalu demikian. Ini bisa ditinjau dari dua sudut pandang. Sudut pandang pertama, dari sudut pandang gereja, dimana gereja tidak selalu menduduki kedudukan ideal. 

Sebaliknya gereja juga dikondisikan secara historis. Jadi apa yang dianggap ideal hari ini sebagai ukuran dalam berpolitik, belum tentu besok akan tetap demikian, seperti juga halnya dengan keadaan yang dihadapi dahulu oleh jemaat pertama terhadap lingkungannya. Sudut pandang kedua, dari masyarakat, belum tentu gereja selalu dianggap sebagai partisipan penuh dalam membangun kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ada saatnya ketika gereja, ketimbang mitra dianggap sebagai gangguan dalam kehidupan bersama.

Politik

Pertama, sebagai kemampuan untuk hidup bersama dalam dan membangun polis (kota) di mana kita hidup di dalamnya dengan siapa pun.dalamnya dengan siapa pun. Dalam pengertian kedua, politik adalah perjuangan untuk memperoleh kekuatan politik (Belanda; politieke machtstrijd) Setiap partai politik tentu merumuskan tujuannya berpolitik, yaitu sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan bersama (dan kesejahteraan anggota-anggotanya) Guna mencapai tujuan ini, maka program politik dirumuskan di mana kekuasaan dipakai untuk mencapainya. Diharapkan partisipasi masyarakat dalam pencapaian tujuan itu yang diindikasikan melalui persetujuan di dalam pemilihan umum.

Bagaimana gereja (baca; orang-orang Kristen) menginterpretasikan program politik yang ditawarkan oleh partai-partai politik? Andaikata program politik itu ditafsirkan sebagai ungkapan kasih terhadap sesama, di mana keadilan dan kesejahteraan bersama diperlihatkan, maka gereja bisa memahaminya sebagai juga ungkapan dari imannya. 

Maka terhadap program politik seperti ini, pantaslah gereja (dan anggotanya) ikut serta. Program politik itu sekaligus merupakan ukuran untuk menilai apakah suatu pemegang kekuasaan masih bertindak atas dasar itu, atau sudah menyimpang. Kalau menyimpang, maka gereja mesti memberikan teguran.

Apa yang dikatakan ini kedengarannya sederhana, tetapi di dalam prakteknya tidak sesederhana itu. Mengapa? Karena berpolitik membutuhkan seni yang tidak jarang bisa ke luar dari koridor moral dan etika (Kristen dan Politik) Kita teringat kepada ungkapan: "Tidak ada kawan dan atau seteru abadi dalam (ber)politik. Kawan hari ini, besok bisa menjadi lawan." 

Dan seterusnya. Memberikan bantuan kepada orang yang dilanda banjir, bisa merupakan tindakan kasih terhadap yang bermalapetaka. Ini bisa merupakan tindakan iman dari si pemberi bantuan. Tetapi apabila sebuah partai politik melakukan hal itu, apalagi dengan membawa bendera partai (dengan publikasi luas) maka hal itu bisa merupakan tindakan politik sebagai salah satu upaya memperoleh dukungan politik. Interesnya belum tentu merupakan pengungkapan iman, tetapi sungguh-sungguh bertujuan politik.

Di dalam berpolitik, paling tidak dibutuhkan hal-hal;

a. Prinsip-prinsip berpolitik,

b. Analisis terhadap situasi di mana prinsip ini dioperasionalisasikan,

c. Dugaan (prediksi) mengenai akibat dari operasionalisasi prinsip tersebut.

Tidak jarang pada prinsip-prinsip itu dikompromikan dengan pihak lain yang belum tentu selalu sejalan dengan apa yang dipikirkan semula. Bukan tidak mungkin pula apa yang dijanjikan dalam pemilu tidak bisa dilaksanakan sepenuhnya karena berbagai alasan. Maka dalam keadaan seperti ini gereja (dan umat Kristen) mesti sungguh-sungguh jeli menyiasati, apakah yang sedang berjalan itu sesuai dengan imannya atu tidak. Panggilan seorang politisi Kristen, dengan demikian tidaklah mudah dalam hal ini.

Sumber: PGI, Artikel Sabda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun