Mohon tunggu...
Prima Ananda Choirunnisa
Prima Ananda Choirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ekonomi

modelling | catwalk | photoshoot | baker | makeup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia Culture

11 November 2022   02:15 Diperbarui: 11 November 2022   06:49 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjanjian tahun 1677 merupakan kekalahan politik berat bagi Mataram terhadap VOC, oleh sebab itu  status kadipaten pun diubah menjadi kabupaten dengan wedana Bupati Mancanegara Wetan, Mas Toemapel yang juga merangkap sebagai Bupati I yang berkedudukan di Jipang pada tanggal 20 Oktober 1677. Tanggal, bulan dan tahun tersebut ditetapkan sebagai hari jadi Kab. Bojonegoro. Pada tahun 1725 Susuhunan Pakubuwono II naik tahta, pada tahun yang sama Susuhunan memerintahkan agar Raden Tumenggung Haria Mentahun I memindahkan pusat pemerintahan kabupaten Jipang dari Padangan ke Desa Rajekwesi. Lokasi Rajekwesi + 10 Km di selatan kota Bojonegoro. Sebagai kenangan pada keberhasilan leluhur yang meninggalkan nama harum bagi Bojonegoro, tidak mengherankan kalau nama Rajekwesi tetap dikenang di dalam hati rakyat Bojonegoro sampai sekarang. Selain sejarah panjang yang pernah terjadi di Bojonegoro, terdapat juga kekayaan alam dari pertambangan yang sangat potensial di dalamnya dan daerahnya yang berada di perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Memperkenalkan apa itu wayang? Wayang Thengul adalah kesenian tradisi yang berkembang di Bojonegoro. Wayang Thengul ini mirip dengan Wayang golek jawa barat dari segi fisik. Hasil wawancara peneliti dengan narasumber menjelaskan nama thengul berasal dari dua kata thengul dan ngul, thengul yang berarti angan agan dan ngul atau kepanjangan dari ngulandoro berasal dari bahasa Jawa sastra yang berarti mengembara, sedangkan bila disatukan bermakna mengajarkan yaitu nilai sosial melalui Wayang dengan mengembara dari satu tempt ketempat yang lain dan diringi dengan gamelan penggoran. Wayang thengul dalam bentuk secara visualnya mencerminkan ciri khas kerajaan di Jawa bukan pewayangan Mahabarata dan Ramayana, sedangkan cerita yang dipentaskan cenderung menggelar cerita rakyat yang berhubungan dengan mitos, legenda dan sejarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun