Satoshi sang pseudonym sesungguhnya meluncurkan white papper bitcoin dengan tujuan luhur, ia ingin membuat sebuah sistem pembayaran tanpa campur tangan perantara pihak ketiga macam bank atau middleman lainnya. Hal ini dapat dilihat dari waktu kelahirannya, tepat pasca krisis ekonomi 2008 yang menimpa US lalu merembet pada ekonomi global, minimal 5.5 juta orang kehilangan pekerjaan hanya di US saja. Belum lagi jutaan orang yang kehilangan dana pensiun dan simpanannya, hal ini membawa tingkat kepercayaan orang terhadap institusi bank, para bankir dan lembaga intermediaries ada pada tingkat terendah.
Apadaya, kini bitcoin malah menjadi bagian dari sumber masalah yang ingin di 'lawan' satoshi. Samar-samar kulihat di kejauhan, satoshi geram dalam persembunyian, ia mungkin bergumam, "lihat nanti kalian, anak kandungku tak akan berujung malang", sambil menepuk-nepuk pundak blockchain.
Aku termangu memperhatikan layar handphoneku, orang disebrang whatsapp sana menunggu jawaban, dengan segera ku membalas
"Bodo Amaatt ..." Jawabku singkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H