KARYA ILMIAH
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS
PADA KEGIATAN MENGGUNTING DAN KOLASE
DENGAN MEDIA KERTAS KREP DI TK PERTIWI 2 PETARANGAN
KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN PELAJARAN 2021-2022
Â
Nama: SITI MUSLIKHAH
Â
ABSTRAK
Siti Muslikhah, 2021Â Peningkatan Kemampuan Pengembangan Motorik Halus Pada Kegiatan Menggunting Dan Kolase Dengan Media Kertas Krep Di TK Pertiwi 2 Petarangan Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2021-2022
Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan bagi anak-anak prasekolah dimana sebagian besar mereka adalah anak-anak usia 4-6 tahun, yang mana di masa-masa inilah yang termasuk dalam masa-masa keemasan, untuk itu perlu digali bakat, minat dan kemampuan masing-masing anak yang berbeda antara anak yang satu dengan anak lainnya. Untuk itulah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kreatifitas anak-anak di TK Pertiwi 2 Petarangan.
Kertas krep adalah media yang akan digunakan oleh peneliti kali ini untuk mengetahui sejauh mana media ini dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak pada kegiatan menggunting dan kolase pada anak-anak di TK Pertiwi 2 Petarangan yang berjumlah 29 anak.Â
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, di mana masing-masing siklus terdiri dari 5 kali pertemuan. Kemampuan anak sebelum penelitian dilaksanakan mencapai 27,59 %, setelah siklus 1 selesai kemampuan anak meningkat menjadi 68,97 %, dan setelah selesai siklus ke 2, kemampuan anak menjadi semakin meningkat menjadi 86,21 %.
Jadi kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kertas krep merupakan media yang dapat meningkatkan kemampuan bidang fisik motorik halus anak pada kegiatan menggunting dan kolase di TK Pertiwi 2 Petarangan.
Kata Kunci : Menggunting, Kolase, Kertas Krep
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Oleh karena itu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) khususnya TK perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik, dan motorik (Anderson, 1993).
Dalam mengembangkan berbagai aspek perkembangan, Â seringkali kita temukan adanya masalah, baik itu masalah yang berkaitan dengan anak, guru maupun proses pembelajarannya. Seperti halnya di TK Pertiwi 2 Petarangan juga mengalami masalah dalam bidang pengembangan fisik motorik halus pada kegiatan menggunting dan kolase.
Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang penting dalam pengembangan seni. Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakan motorik halus tidak terlalu membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian (Depdiknas, 2007:7).
Menggunting adalah kegiatan kreatif yang menarik bagi anak-anak, hal  ini disampaikan oleh Al Qur'atul 'aini (2010:31) dalam bukunya Sumanto (2005:108-114). Kegiatan ini termasuk dalam bidang pengembangan motorik halus pada anak yang melibatkan koordinasi antara gerakan tangan terutama jari-jari dan mata. Menggunting merupakan kelanjutan dari tahap meremas dan merobek.
Kasim (1981:10) kolase adalah menggambar dengan teknik tempelan.
Dari 29Â siswa di TK Pertiwi 2 Petarangan yang sudah mampu melaksanakan kegiatan menggunting dan kolase dengan baik hanya 8Â siswa, dan yang lainnya masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Ini membuktikan bahwa perlu adanya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak.
Oleh karena hal tersebut maka diharapkan dengan media kertas krep dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada kegiatan menggunting dan kolase pada anak -- anak di TK Pertiwi 2 Petarangan, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas.
Rumusan Masalah
Apakah dengan media kertas krep dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dalam kegiatan menggunting dan kolase di TK Pertiwi 2 Petarangan Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2021-2022Â ?
Tujuan Perbaikan
Tujuan dari perbaikan ini adalah :
Untuk meningkatkan kemampuan menggunting dan kolase pada anak TK Pertiwi 2 Petarangan Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2021-2022
Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran
Manfaat Perbaikan
Bagi Guru
Memotivasi guru agar lebih kreatif
Mendorong guru agar lebih semangat dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi dikelasnya
Membuat guru lebih profesional di bidangnya
Bagi Siswa
Meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak pada kegiatan menggunting dan kolase
Meningkatkan kreativitas anak
Meningkatkan rasa tanggung jawab pada anak
Belajar menghargai waktu dan sabar dalam melaksanakan kegiatan
Bagi Sekolah
Meningkatkan mutu pembelajaran
Bagi Orang Tua
Memberi gambaran dalam memfasilitasi belajar anak
Lebih sabar dan telaten dalam membimbing anak
Mengerti bagaimana cara menstimulasi minat dan bakat anak yang baik
RENCANA PERBAIKAN
Subjek Penelitian
Lokasi atau Tempat Penelitian
Tempat penelitian di lakukan di TK Pertiwi 2 Petarangan Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2 dengan rincian Siklus I dilaksanakan pada 04 Oktober - 06 Oktober 2021 dan Siklus II dilaksanakan pada 07 Oktober - 09 Oktober 2021
Tema
Penelitian dilaksanakan pada semester 1 dengan Tema Kebutuhan dan Sub Tema Siklus I adalah Macam-macam Kebutuhan.
Kelompok
Penelitian dilaksanakan pada kelompok B di TK Pertiwi 2 Petarangan dengan jumlah siswa 29Â anak, terdiri dari 15 siswa perempuan dan 14Â siswa laki-laki, dengan rentang usia 4-6 tahun.
Karakteristik Anak
Pada anak usia 4-6 tahun atau anak usia dini memiliki karakteristik yang khas.Beberapa karakteristik tersebut menurut Hartati, 2005 adalah sebagai berikut :
Memiliki rasa ingin tahu yang besar
Merupakan pribadi yang unik
Suka berfantasi dan berimajinasi
Masa paling potensial untuk belajar
Menunjukkan sikap egosentris
Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
Sebagai bagian dari makhluk sosial
Prosedur Penelitian
Perbaikan pembelajaran melalui proses pengkajian bersiklus yang terdiri dari beberapa tahap yaitu :
Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Pengamatan
Refleksi
Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
Data dan Sumber Data
Data penelitian diperoleh dari TK Pertiwi 2 Petarangan Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas Kelompok B dengan jumlah siswa  29 anak.
Sumber Data
Buku induk TK Pertiwi 2 Petarangan Kecamatan Kemranjen Kabupaten  Banyumas Tahun 2021-2022
Data guru dan teman sejawat TK Pertiwi 2 Petarangan Kecamatan Kemranjen Kabupaten  Banyumas Tahun 2021-2022
Orang tua atau wali murid TK Pertiwi 2 Petarangan Kecamatan Kemranjen Kabupaten  Banyumas Tahun 2021-2022
Teknik Pengumpulan Data
    Teknik pengumpulan data meliputi teknik tes dan non tes. Teknik tes meliputi teknik unjuk kerja, pemberian tugas, dan hasil karya sedangkan teknik non tes meliputi teknik observasi dan tanya jawab.
Validitas Data
    Penelitian ini menggunakan validitas data dengan melakukan percobaan pada kegiatan menggunting dan kolase dengan menggunakan media kertas krep.
Teknik Analisis Data
    Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan antara kegiatan awal atau kegiatan sebelum diadakannya penelitian tindakan kelas dengan hasil akhir setelah kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai bahan refleksi untuk mengetahui apakah hasil penelitian pada kegiatan menggunting dan kolase dengan media kertas krep sudah dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak di TK Pertiwi 2 Petarangan atau masih perlu revisi lagi melalui siklus  selanjutnya.
Kegiatan perbaikan dinyatakan berhasil apabila telah didapatkan hal-hal sebagai berikut :
Proses perbaikan sudah mencapai tujuan yang diharapkan
Proses perbaikan dinyatakan berhasil jika hasil yang didapatkan adalah sebanyak 80% atau lebih dari jumlah peserta didik sudah mampu melakukan kegiatan menggunting dan kolase dengan baik
Deskripsi Per Siklus
Perencanaan
Rencana perbaikan  dilaksanakan  dalam dua siklus yang direncanakan waktu pelaksanaan siklus I pada tanggal 04 Oktober - 06 Oktober 2021 dan Siklus II dilaksanakan pada 07 Oktober - 09 Oktober 2021 . Setiap siklus, peneliti membuat 3 RKH untuk kegiatan 3 hari berturut-turut, menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, membuat lembar observasi dan juga lembar evaluasi, dan menyiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan.
Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan dalam 2 siklus yang dalam pelaksanaan perbaikan dibantu oleh teman sejawat yaitu : Ibu Sunarti  dengan tugas mengobservasi kegiatan perbaikan pembelajaran. Dan juga Kepala Sekolah TK Pertiwi 2 Petarangan, Ibu Farkhatul Lutfiah, S.Pd.
Observasi
Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi secara langsung atau observasi tanpa perantara yaitu pengamatan yang dilaksanakan secara langsung oleh peneliti pada saat kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang dicapai dalam penelitian supaya hasil yang dicapai dapat seobjektif mungkin.
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi untuk mengetahui anak mana saja yang sudah mampu dan yang belum mampu.
Refleksi
Seperti dikatakan oleh Schmuck (1997), kita seperti melihat ke dalam cermin tentang tindakan yang sudah kita lakukan, dan barangkali harapan kita terhadap tindakan tersebut, itulah yang dimaksud dengan refleksi.
Refleksi dilakukan oleh peneliti bersama observer untuk melihat bagaimana penelitian yang dilaksanakan, sudah berhasil atau belum. Apabila belum berhasil, hasil refleksi dijadikan acuan untuk melaksanakan siklus selanjutnya.
Refleksi harus dilakukan secara benar dan actual supaya kita benar-benar mengetahui apa saja kelebihan dan juga kekurangan kita sehingga kita dapat memperoleh pengalaman yang nyata dari penelitian yang kita lakukan.
Secara umum refleksi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan peneliti dalam melakukan perbaikan pembelajaran. Hasil dari refleksi sendiri dapat dijadikan sebagai dasar untuk merencanakan perbaikan yang sebaiknya dilakukan oleh peneliti dengan mempertimbangkan hal-hal yang mungkin akan terjadi selanjutnya. Pada siklus II diharapkan hasil yang diperoleh adalah meningkatnya kemampuan fisik motorik halus anak pada kegiatan menggunting dan kolase dengan menggunakan media kertas krep.
PEMBAHASAN
Pelaksanaan Penelitian
Kondisi Awal
Kondisi awal yang diamati peneliti dengan teman sejawat menghasilkan kesimpulan bahwa pada awal kegiatan menggunting dan kolase, anak cenderung malas dalam mengerjakan menggunting dan kolase karena media yang digunakan tidak menarik bagi anak, dan masih banyak anak yang merasa tidak bisa sehingga masih meminta bantuan guru dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, sehingga pemberian tugas masih berpusat pada guru.
Untuk menyikapi hal tersebut maka peneliti mengadakan perbaikan pada siklus I. Dari pengamatan yang dilakukan pada 29Â siswa, hanya ada 8Â siswa yang dapat melakukan kegiatan menggunting dan kolase dengan baik atau sekitar 27,59 % dari jumlah seluruh anak.
Siklus I
Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) beserta scenario perbaikan yang mencakup langkah-langkah dalam perbaikan pembelajaran. Peneliti menyiapkan lembar observasi dan juga lembar penilaian untuk mendapatkan hasil yang actual. Selain itu peneliti juga  menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan selama proses kegiatan perbaikan pembelajaran dilaksanakan seperti gunting, lembar kerja anak berupa gambar yang akan digunakan untuk kolase, lem, tempat untuk meletakkan hasil guntingan, dan kertas krep.
Tindakan
Perbaikan dilaksanakan selama 3 hari, dimulai hari Senin-Rabu, 04 Oktober - 06 Oktober 2021. Dalam 3 hari tersebut anak dikenalkan dengan macam-macam kebutuhan dengan metode pemberian tugas untuk membubuhi kolase pada berbagai macam kebutuhan menggunakan kertas krep yang telah di gunting oleh masing-masing anak dalam bentuk kecil-kecil.
Dari kegiatan pada siklus I masih banyak anak yang belum mampu melaksanakan kegiatan dengan baik.
Observasi/Pengamatan
Observasi dilaksanakan selama 3Â hari terhadap proses kegiatan dan hasil pembelajaran. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara terhadap anak yang belum mampu melakukan kegiatan dengan baik.
Refleksi
Dari kegiatan perbaikan yang dilakukan pada siklus I Â didapatkan hasil yaitu masih ada 9 siswa yang belum mampu menyelesaikan tugas dengan baik atau sekitar 31,03 % dari jumlah seluruhnya, hal ini membuktikan bahwa kegiatan perbaikan pada siklus I belum mendapat hasil yang maksimal.
Kelemahan pada siklus I yaitu siswa belum dapat menyelesaikan tugas karena keterbatasan waktu. Hal ini terjadi karena kegiatan kolase memang membutuhkan waktu yang cukup lama, selain itu juga membutuhkan kesabaran, adanya anak yang tidak focus atau cenderung bermain sendiri juga memicu tidak selesainya tugas yang diberikan. Selain itu anak juga merasa kesulitan dalam menempel kertas krep yang kecil-kecil dan juga tipis.
Setelah peneliti mendiskusikan hasil obsevasi dan wawancara dengan observer maka di siklus II akan dilakukan kegiatan yang dapat lebih mempersingkat waktu dan juga lebih mudah dikerjakan oleh anak, sehingga anak juga dapat merasa nyaman dan senang dengan kegiatan yang diberikan sehingga anak menjadi focus pada pembelajaran.
Siklus II
Perencanaan
Berdasarkan refleksi dari siklus I, peneliti merevisi 3 RKH beserta skenarionya, peneliti juga menyiapkan kertas krep yang sudah dalam bentuk lembaran yang lebih kecil dan memanjang sehingga lebih mudah untuk di gunting.Â
Selain perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I, maka di siklus II anak juga akan melakukan kegiatan menggunting dan kolase dengan menggunakan kertas krep, hanya di siklus II ini anak mengerjakannya secara berkelompok sehingga dapat lebih mempersingkat waktu dan juga kertas krep nantinya dipotong menjadi bentuk yang tidak terlalu kecil kemudian dipilin menjadi bulatan-bulatan kecil sehingga lebih mudah untuk ditempel.
Tindakan
Tindakan perbaikan dilaksanakan selama 3Â hari dimulai hari Kamis-Sabtu, 07 Oktober - 09 Oktober 2021. Kegiatan pada siklus II berjalan dengan baik. Dan anak terlihat lebih focus dan bersemangat mengerjakan kegiatan yang diberikan.
Observasi/Pengamatan
Pelaksanaan observasi pada siklus II sama dengan siklus I yaitu dilaksanakan dalam 3Â hari, dengan menggunakan lembar observasi juga wawancara dengan siswa.
Refleksi
Perbaikan pembelajaran bidang motorik halus pada kegiatan menggunting dan kolase dengan menggunakan media kertas krep telah mencapai target yaitu lebih dari 80 % dari jumlah seluruh siswa, dan yang sudah mampu menyelesaikan kegiatan dengan baik adalah 86,21Â % atau 25Â peserta didik dari 29Â anak. Ini berarti perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan telah berhasil.
Hasil Perbaikan
Studi Awal
Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan menggunting dan kolase dengan media kertas krep pada kelompok B TK Pertiwi 2 Petarangan belum dapat meningkatkan hasil belajar anak. Kemampuan anak dalam kegiatan tersebut masih rendah.
Hasil evaluasi dari pelaksanaan perbaikan menggunting dan kolase dengan media kertas krep adalah sebagai berikut : setiap anak diberi kegiatan yang sama yaitu menggunting dan kolase, namun kemampuan motorik halus anak pada kegiatan menggunting dan kolase, yang sudah mampu mengerjakan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan hanya 8Â anak dari jumlah siswa 29Â anak, sisanya masih belum sesuai yang diharapkan dan masih meminta bantuan guru.
Siklus I
Perencanaan
Berdasarkan dari rumusan hipotesis, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) beserta scenario pembelajaran yang mencakup tentang langkah-langkah pendidik dan peserta didik dalam perbaikan pembelajaran. Terkait dengan 3Â RKH, peneliti menyiapkan lembar observasi, LKA, gunting, kertas krep, dan lem untuk kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan selama 35 hari berturut-turut dari hari Senin-Rabu, 04-06 Oktober 2021. Kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah menggunting kertas krep menjadi bentuk kecil-kecil untuk mengisi kolase gambar macam-macam kebutuhan. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan selama 3Â hari yaitu sebagai berikut :
RKH I
Pada pertemuan pertama, peneliti melakukan perbaikan menggunting dan kolase diawali dengan berdoa, memberi dan membalas salam, mengayunkan lengan ke muka dan ke belakang. Kemudian diadakan sedikit tanya jawab tentang tema kebutuhan. Kemudian anak diminta untuk mengerjakan kegiatan yang mereka sukai terlebih dahulu, setelah itu mengerjakan kegiatan yang lainnya secara bergantian. Pada kegiatan awal, yang sudah mampu mengerjakan kegiatan dengan baik adalah 8Â anak dari 29Â anak, sehingga perlu adanya perbaikan.
RKH II
Pada pertemuan kedua, peneliti menindaklanjuti pertemuan pertama yang diawali dengan kegiatan berdoa, tanya jawab tentang kebutuhan, membungkukkan badan ke depan dan ke belakang dengan posisi setengah lingkaran. Kemudian setelah suasana kondusif anak diberi kegiatan pada hari itu, anak disuruh memilih kegiatan mana dulu yang akan dikerjakan kemudian setelah selesai dilanjutkan kegiatan yang lainnya.
RKH III
Pada pertemuan ketiga, peneliti masih menindaklanjuti pertemuan sebelumnya yang diawali dengan berdoa, kegiatan tanya jawab tentang macam-macam kebutuhan, lomba engklek. Kemudian dilanjutkan kegiatan inti yaitu menggunting dan kolase gambar motor dan memberi tanda >,< atau = pada dua kumpulan benda. Seperti biasa anak memilih kegiatan yang mana dulu yang harus dikerjakan, dilanjutkan kegiatan yang lainnya.
Pada pertemuan ketiga ini, untuk kegiatan menggunting dan kolase dengan menggunakan media kertas krep, sudah menunjukkan peningkatan yang cukup baik yaitu 20 anak dari 29 anak sudah mampu melaksanakan kegiatan dengan baik, atau sekitar 68,97 %.
Pengamatan
Observer melakukan pengamatan selama tiga hari terhadap peneliti yang sedang melakukan perbaikan. Selain itu observer juga melakukan wawancara kepada anak didik yang belum mampu melakukan kegiatan dengan baik pada kegiatan menggunting dan kolase dengan media kertas krep.
Refleksi
Setelah siklus I berakhir untuk kegiatan menggunting dan kolase dengan media kertas krep selama 3Â hari, peneliti menyadari bahwa hasil yang diharapkan belum tercapai, untuk itu peneliti akan melanjutkan ke siklus II.
Adapun kelemahan dari kegiatan pembelajaran menggunting dan kolase dengan media kertas krep selama siklus I secara garis besar yaitu sebagian anak belum bisa menyelesaikan kegiatan menggunting dan kolase dengan menggunakan media kertas krep karena kurangnya waktu.
Siklus II
Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, peneliti melakukan perbaikan kembali pada siklus II. Pada siklus II kali ini peneliti menyusun 3Â RKH kembali yang akan dilaksanakan pada 3Â kali pertemuan. Berikut rencana kegiatan beserta scenario perbaikannya.
Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pada siklus II dilaksanakan dalam 3Â hari secara berturut-turut mulai hari Kamis-Sabtu, 07-09 Oktober 2021. Perbaikan pembelajaran pada siklus II yaitu dengan menggunting dan kolase dengan media kertas krep yang dipotong menjadi bentuk persegi panjang kemudian dipilin menjadi bulatan-bulatan kecil kemudian ditempel pada gambar yang sudah disediakan dengan sub tema macam-macam kebutuhan, yang dilaksanakan secara berkelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 3Â atau 4Â anak.
Adapun pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan selama 3Â hari yaitu sebagai berikut :
RKH I
Kegiatan awal dimulai dengan salam dan berdoa, menyebut perbuatan yang benar dan salah ketika di rumah, berdiri dengan satu kaki seperti pesawat terbang. Kemudian guru menjelaskan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan pada hari ini.Â
Setelah suasana kondusif dan kegiatan sudah dapat dimulai, anak-anak diminta untuk menggunting kertas krep dan kolase gambar jaket dengan cara memilin potongan kertas krep menjadi bulatan-bulatan kecil kemudian ditempel pada gambar secara berkelompok.
Pada kegiatan ini anak yang sudah mampu melaksanakan kegiatan dengan baik adalah sebanyak 20Â anak dari 29Â anak atau 68,97 %, dan selebihnya belum mampu atau belum sesuai yang diharapkan.
RKH II
Kegiatan awal dimulai dengan salam dan berdoa, menirukan urutan kata, dan melompat setinggi-tingginya. Kemudian guru menjelaskan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan pada hari ini.Â
Setelah suasana kondusif dan kegiatan sudah dapat dimulai, anak-anak diminta untuk menggunting kertas krep dan kolase gambar baju dengan cara memilin potongan kertas krep menjadi bulatan-bulatan kecil kemudian ditempel pada gambar secara berkelompok.
Pada kegiatan ini anak yang sudah mampu melaksanakan kegiatan dengan baik adalah sebanyak 22Â anak dari 29Â anak atau 75,86%, dan selebihnya masih belum mampu atau belum sesuai yang diharapkan.
RKH III
Kegiatan awal dimulai dengan salam dan berdoa, tanya jawab tentang nama pembuat baju dan merayap mengambil gambar baju. Kemudian guru menjelaskan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan pada hari ini. Setelah suasana kondusif dan kegiatan sudah dapat dimulai, anak-anak diminta untuk menggunting kertas krep dan kolase gambar penjahit dengan cara memilin potongan kertas krep menjadi bulatan-bulatan kecil kemudian ditempel pada gambar secara berkelompok.
Pada kegiatan ini anak yang sudah mampu melaksanakan kegiatan dengan baik adalah sebanyak 25Â anak dari 29Â anak atau 86,21 %, dan selebihnya masih belum mampu atau belum sesuai yang diharapkan.
Pengamatan
Setelah 3Â hari melakukan pengamatan pada siklus II, observer melakukan pengamatan dengan lembar observasi yang telah disiapkan, selain itu observer juga melakukan bimbingan kepada anak yang belum mampu dalam kegiatan menggunting dan kolase di TK Pertiwi 2 Petarangan, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas.
Refleksi
Hasil perbaikan pembelajaran pada siklus II pada kegiatan menggunting dan kolase dengan media kertas krep telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu sebanyak 25Â anak dari 29Â anak atau 86,21 % sudah mampu melakukan kegiatan tersebut dengan baik, sehingga perbaikan pembelajaran berakhir pada siklus II.
Hasil perbaikan pembelajaran fisik motorik halus pada kegiatan menggunting dan kolase dengan media kertas krep dengan teknik observasi dan pemberian tugas dapat diketahui bahwa pada siklus I kemampuan anak masih rendah, setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II, kemampuan anak meningkat. Hal ini dapat dilihat pada perolehan nilai hasil evaluasi dari studi awal sampai siklus II dalam table berikut ini.
Rekapitulasi penilaian peningkatan kemampuan pengembangan motorik halus pada kegiatan menggunting dan kolase dengan media kertas krep pada kelompok B TK Pertiwi 2 Petarangan
No
Tahap
Anak Belum Berkembang
Anak Sudah Berkembang
F
%
F
%
1
Pra Siklus
21
72,41
8
27,59
2
Siklus I
9
31.03
20
68,97
3
Siklus II
4
13,79
25
86,21
Dari table di atas, dapat dilihat bahwa setiap siklus membawa peningkatan yang cukup baik pada kegiatan menggunting dan kolase dengan media kertas krep di TK Pertiwi 2 Petarangan. Pada siklus I hasil yang didapatkan yaitu sebanyak 68,97% anak sudah mampu melaksanakan kegiatan dengan baik, dan di siklus II meningkat menjadi 86,21%. Hal ini desebabkan karena anak termotivasi dengan kegiatan yang diadakan secara berkelompok sehingga anak lebih semangat dalam melaksanakan kegiatan yang diberikan.
Berdasarkan pada gambar di atas dapat diketahui jumlah anak yang mengalami peningkatan dari studi awal ke siklus I dari 8 Â anak atau 27,59% menjadi 20 anak atau 68,97% berarti mengalami peningkatan sebesar 41,38%, dan dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan kembali yaitu dari 20 anak atau 68,97% menjadi 25 anak atau 86,21% yang berarti mengalami kenaikan sebesar 17,24%.Â
Hal ini membuktikan bahwa hampir semua anak mampu melakukan kegiatan menggunting dan kolase dengan media kertas krep karena dari studi awal sampai siklus II selesai mengalami peningkatan sebesar 58,62%.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan hasil diskusi dengan observer dan teman sejawat, ternyata proses perbaikan yang dilaksanakan dalam dua siklus mendapatkan hasil peningkatan pembelajaran yang cukup memuaskan.
Perbaikan pembelajaran tersebut dilaksanakan dalam dua siklus, yang setiap siklusnya dilakukan selama 3Â hari berturut-turut dan rencana pembelajarannya dituangkan dalam 3Â RKH. Dari kedua siklus tersebut, setiap siklusnya mendapatkan peningkatan yang cukup baik.
Pada studi awal kemampuan menggunting dan kolase masih sangat rendah yaitu sekitar 27,59%, karena pada kondisi awal anak belum terlalu mengenal yang namanya kolase dengan media kertas krep.
Pada siklus I, peneliti sudah memberi contoh bagaimana cara menggunting dan kolase dengan menggunakan kertas krep yang berwarna-warni, sehingga anak sangat termotivasi untuk melakukan kegiatan yang diberikan karena ini merupakan sesuatu yang baru bagi anak, sehingga pada siklus I ini ada lebih dari separuh anak yang sudah mampu menggunting dan kolase dengan baik yaitu sekitar 20Â anak dari 29Â anak atau 68,97%.
Pada siklus II, peneliti melakukan kegiatan yang lebih kompleks dari siklus I yaitu selain menggunting juga disertai dengan memilin kertas krep yang telah digunting menjadi bulatan-bulatan kecil sehingga anak lebih mudah dalam menempelnya dan juga dilakukan secara berkelompok supaya lebih menyingkat waktu, sehingga hampir semua anak dapat menyelesaikan kegiatan dengan baik kecuali anak yang memang belum mandiri.Â
Pada siklus II ini mendapatkan hasil yang lebih memuaskan lagi daripada siklus I karena 25 anak sudah mampu melakukan kegiatan dengan baik atau 86,21%, jadi perbaikan pembelajaran sudah dinyatakan berhasil karena sudah melebihi indikator keberhasilan yaitu 80%, dan perbaikan pembelajaran diakhiri pada siklus II.
Penelitian ini selesai dalam dua siklus karena dalam penelitian, peneliti menggunakan media yang menarik dan sesuai kebutuhan anak serta melalui beberapa tahapan yaitu :
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Sehingga penelitian dapat berhasil dengan baik dan mampu meningkatkan kemampuan pengembangan fisik motorik halus pada kegiatan menggunting dan kolase dengan media kertas krep pada anak kelompok B di TK Pertiwi 2 Petarangan Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data, hasil diskusi antara observer dan teman sejawat, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pengembangan motorik halus pada kegiatan menggunting dan kolase dengan media kertas krep pada anak kelompok B di TK Pertiwi 2 Petarangan Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas dinyatakan berhasil karena diperoleh persentase yang cukup memuaskan.
Peningkatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Pada kondisi awal hanya ada 27,59% dari jumlah seluruh siswa yang mampu melakukan kegiatan dengan baik
Dengan adanya perbaikan pada siklus I meningkat menjadi 68,97%
Karena hasil dari siklus I belum mencapai target yang diharapkan maka dilanjutkan pada siklus II yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan anak hingga 86,21% dari jumlah seluruh siswa
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada kegiatan menggunting dan kolase dengan media kertas krep, peneliti memberikan saran sebagai berikut :
Rencanakan setiap pembelajaran yang akan dilakukan dengan baik dengan menyusun RKH dan menyediakan bahan belajar yang menarik dan menyenangkan bagi anak.
Sesuaikan pembelajaran dengan karakteristik dan kebutuhan anak sehingga anak merasa senang dan semangat dalam mengerjakan kegiatan yang diberikan
Berikan kebebasan kepada anak untuk memilih kegiatan yang sesuai dengan minat anak
Guru diharapkan dapat menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan mengkaji lebih dalam lagi tentang peningkatan kemampuan motorik halus pada anak pada kegiatan menggunting dan kolase dengan media kertas krep.
Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka peningkatan kemampuan motorik halus pada kegiatan menggunting dan kolase dengan media kertas krep dapat dikembangkan lebih variatif dan lebih menari lagi di TK Pertiwi 2 Petarangan Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas, maupun di lembaga-lembaga PAUD lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tim PKP PG PAUD, 2014. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
Masitoh, dkk. 2014. Strategi Pembelajaran TK. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
Riannastami. 2017. Resume Materi Perkuliahan Seni Rupa. (Online) riannastami.blogspot.co.id/2017/06/resume-materi-perkuliahan-seni-rupa_84.html?m=1 19 Maret 2018
Aisyah, Siti, dkk. 2016. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
Hartawan, Made. 2015. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia. (Online) https://madehartawan.blogspot.co.id/2015/06/perkembangan-fisik-motorik-anak-usia.html?m=1 19 Maret 2018
Sujiono, Bambang, dkk. 2014. Metode Pengembangan Fisik. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
Agroedupolitan. 2017. Pengertian Kolase. (Online)Â https://agroedupolitan.blogspot.co.id/2017/02/pengertian-kolase.html?m=1Â 19 Maret 2018
Zaman, Badru, dkk. 2014. Media dan Sumber Belajar Anak TK. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
https://flassompapier. wordpress .com/tag/kertas-krep/ 19 Maret 2018
IGAK Wardhani, dan Wihardit, Kuswaya. 2017. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.co.id/2013/11/kegiatan-menggunting-pada-anak-paud.html?m=1 19 Maret 2018