Mohon tunggu...
Citra Widuri Nur Fajar Utami
Citra Widuri Nur Fajar Utami Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Biologi yang tertarik dengan science dan lingkungan hidup

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Membuat Ecoenzym dan Kompos Organik dari Sampah Rumah Tangga : Solusi Ramah Lingkungan untuk Pengelolaan Sampah

12 Desember 2024   13:21 Diperbarui: 12 Desember 2024   13:21 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200611200320-284-512421/karantina-corona-produksi-sampah-rumah-tangga-melonjak

Sampah rumah tangga adalah sampah yang paling dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Sesuai PP No.81 Tahun 2012, sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga. Sampah rumah tangga menjadi salah satu penyumbang terbesar terhadap masalah sampah di Indonesia. Menurut data SIPSN, timbulan sampah di Indonesia pada tahun 2023 sebesar 69,9 juta ton. Berdasarkan komposisi sampah yang ada di Indonesia, didominasi oleh sampah sisa makanan sebesar 41,60% dan sampah plastik sebesar 18,71%. Sedangkan dari sisi sumber sampah, sampah terbanyak berasal dari Rumah Tangga dengan prosentasi sekitar 44,37%. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan urbanisasi yang pesat, pengelolaan sampah rumah tangga yang efektif menjadi isu penting yang harus segera ditangani. Tanpa pengelolaan yang baik, sampah rumah tangga tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga berisiko menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan memperburuk perubahan iklim.

Di tengah permasalahan sampah yang semakin mengkhawatirkan, muncul sebuah gerakan gaya hidup berkelanjutan yang mengajak masyarakat untuk melihat sampah bukan sebagai beban, tetapi sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Konsep "mengubah sampah menjadi emas" bukanlah sekadar metafora, melainkan sebuah pendekatan praktis dalam mengelola limbah, yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Gerakan ini semakin populer di berbagai kalangan, mulai dari individu, komunitas, hingga perusahaan besar. Dengan semakin terbatasnya ruang untuk pembuangan sampah dan dampak negatifnya terhadap lingkungan, banyak orang yang berusaha mencari solusi inovatif untuk mengurangi, mendaur ulang, dan memanfaatkan sampah secara maksimal.

Masalah sampah rumah tangga semakin menjadi perhatian serius di banyak negara, termasuk Indonesia. Selain mencemari lingkungan, sampah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan dan ekosistem. Salah satu solusi ramah lingkungan yang dapat diterapkan di rumah adalah pembuatan ecoenzym dan kompos organik dari sampah rumah tangga. Dengan menerapkan konsep materi pesawat sederhana, penerapan gaya gesek dan gaya otot, perubahan fisika, dan proses fermentasi kita dapat membuat ecoenzym dan kompos organik yang memberikan manfaat bagi lingkungan dan kehidupan sehari-hari.

Apa Itu Ecoenzym?

ecoenzym dari sampah rumah tangga (sumber : https://fahum.umsu.ac.id/blog/eco-enzyme-manfaat-dan-cara-pembuatannya/)
ecoenzym dari sampah rumah tangga (sumber : https://fahum.umsu.ac.id/blog/eco-enzyme-manfaat-dan-cara-pembuatannya/)

Ecoenzym adalah cairan fermentasi yang dihasilkan dari sampah organik, seperti kulit buah, sayuran, dan sisa makanan, yang dicampur dengan gula merah dan air. Proses fermentasi ini dilakukan dengan bantuan bakteri alami yang akan mengubah sampah organik menjadi larutan yang kaya enzim dan mikroorganisme yang bermanfaat.

Ecoenzym dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pembersih rumah tangga, pestisida alami, hingga pupuk tanaman. Selain ramah lingkungan, ecoenzym juga dapat membantu mengurangi bau tak sedap dari sampah rumah tangga dan mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Langkah-langkah Membuat Ecoenzym dari Sampah Rumah Tangga

Bahan-bahan yang dibutuhkan:

  • Sampah organik (kulit buah, sayuran, sisa makanan, daun, dll)
  • Gula merah (atau gula kelapa)
  • Air matang
  • Ember atau wadah tertutup (sekitar 10 liter)
  • Saringan kain atau kasa

Langkah pembuatan:

  1. Persiapan Sampah Organik:
    Kumpulkan sampah organik yang biasa dihasilkan di rumah, seperti kulit buah (misalnya kulit jeruk, pisang), sisa sayuran, dan daun. Potong-potong sampah organik tersebut agar mudah terfermentasi.

  2. Pencampuran Gula dan Air:
    Campurkan gula merah dengan air. Rasio yang disarankan adalah 1 bagian gula merah dengan 3 bagian air. Gula ini berfungsi sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme yang akan bekerja dalam proses fermentasi.

  3. Pencampuran Sampah Organik dan Cairan Gula:
    Masukkan sampah organik ke dalam wadah atau ember yang sudah disiapkan. Setelah itu, tuangkan campuran gula dan air ke dalam wadah hingga sampah terendam dengan baik.

  4. Proses Fermentasi:
    Tutup rapat wadah dan biarkan campuran tersebut terfermentasi selama 3 bulan. Selama proses ini, mikroorganisme akan mengurai sampah organik dan mengubahnya menjadi ecoenzym. Pastikan untuk membuka wadah setiap beberapa hari untuk mengaduknya agar proses fermentasi berjalan merata.

  5. Penyaringan:
    Setelah 3 bulan, saring cairan tersebut menggunakan kain atau kasa untuk memisahkan sisa sampah organik yang belum terfermentasi. Cairan yang tersisa adalah ecoenzym yang siap digunakan.

Manfaat Ecoenzym:

  • Pembersih Alami: Ecoenzym dapat digunakan sebagai pembersih rumah tangga yang aman dan ramah lingkungan. Anda dapat menggunakannya untuk membersihkan permukaan dapur, lantai, hingga kamar mandi.
  • Pupuk Tanaman: Ecoenzym yang sudah jadi juga bisa digunakan sebagai pupuk cair untuk tanaman. Cukup encerkan dengan air dan siramkan ke tanaman untuk memberikan nutrisi tambahan.
  • Pengendalian Hama: Dengan sifat antimikroba yang dimilikinya, ecoenzym dapat digunakan sebagai pestisida alami untuk mengusir hama tanaman tanpa merusak ekosistem.

Membuat Kompos Organik dari Sampah Rumah Tangga

Sampah rumah tangga untuk kompos organik (Sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/06/26/memanfaatkan-sampah-rumah-tangga-menjadi-pupuk-komp
Sampah rumah tangga untuk kompos organik (Sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/06/26/memanfaatkan-sampah-rumah-tangga-menjadi-pupuk-komp

Selain ecoenzym, kompos organik adalah cara lain yang efektif untuk mengelola sampah rumah tangga dan mengurangi beban tempat pembuangan akhir. Kompos adalah hasil dari proses penguraian sampah organik oleh mikroorganisme menjadi bahan yang kaya nutrisi, yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan tanaman.

Langkah-langkah membuat kompos dari sampah rumah tangga:

Bahan-bahan yang dibutuhkan:

  • Sampah organik (sisa makanan, daun kering, sayuran, kulit buah, dll)
  • Cacing tanah (opsional, untuk mempercepat proses)
  • Media komposting (seperti serbuk gergaji atau tanah)
  • Wadah kompos (bisa berupa tempat khusus atau ember besar)

Langkah pembuatan:

  1. Pengumpulan Sampah Organik:
    Kumpulkan sampah organik rumah tangga seperti kulit buah, sayuran, daun kering, dan sisa makanan yang tidak mengandung bahan berbahaya seperti minyak atau lemak. Usahakan untuk memotong bahan-bahan besar agar lebih cepat terurai.

  2. Penyusunan Sampah:
    Masukkan sampah organik ke dalam wadah kompos. Agar proses pengomposan berjalan efektif, pastikan ada keseimbangan antara bahan yang kaya karbon (seperti daun kering atau serbuk gergaji) dan bahan yang kaya nitrogen (seperti sisa sayuran atau kulit buah).

  3. Penambahan Media Pengurai:
    Anda bisa menambahkan media komposting seperti serbuk gergaji atau tanah untuk mempercepat penguraian. Penambahan cacing tanah juga dapat membantu mempercepat proses pengomposan dengan mengurai sampah lebih efektif.

  4. Pengadukan dan Kelembapan:
    Setiap beberapa minggu, aduk tumpukan sampah untuk memastikan sirkulasi udara yang baik dan mempercepat proses dekomposisi. Jaga kelembapan tumpukan sampah agar tidak terlalu kering atau terlalu basah. Jika terlalu kering, tambahkan sedikit air.

  5. Penyelesaian dan Penggunaan:
    Setelah 2 hingga 3 bulan, kompos akan berubah menjadi bahan yang gelap, berbutir halus, dan kaya nutrisi. Anda bisa menggunakannya untuk menyuburkan tanaman di kebun atau taman.

Manfaat Kompos:

  • Pupuk Alami: Kompos sangat berguna sebagai pupuk alami yang dapat menyuburkan tanah, meningkatkan kesuburan tanah, dan mengurangi kebutuhan pupuk kimia yang berbahaya bagi lingkungan.
  • Mengurangi Sampah: Dengan mengomposkan sampah organik, kita dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, yang pada gilirannya membantu mengurangi pencemaran lingkungan.

Kesimpulan

Membuat ecoenzym dan kompos organik dari sampah rumah tangga adalah langkah kecil namun berdampak besar dalam pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Kedua metode ini tidak hanya membantu mengurangi sampah yang berakhir di TPA, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi rumah tangga, seperti pembersih alami dan pupuk tanaman. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengadopsi cara-cara ini, diharapkan bisa tercipta lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun