Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, akhirnya bisa di publish, dengan segala kejadian bulan lalu. Ok, next…
Qoutes :
Yang membedakan Manusia dengan Robot itu ya Nurani, sisi kemanusiaan, kerja sama dan empati- Anonim.
Identitas Buku :
Judul : Go Set A Watchman, Novel Terjemahan.
Penulis : Harper Lee
Penerjemah : Berliani Mantili Nugrahani dan Esti Budihabsari
Penyunting : Tim Redaksi Qanita
Proofreader : Emi Kusmiati
Ilustrator Sampul : Gerry Images & IStockphoto
Penerbit : Qanita, PT. Mizan Pustaka
Kota Penerbit : Bandung
Cetakan : Pertama, September 2015
Jumlah Halaman : 288 halaman, 20,5 cm.
ISBN : 978-602-1637-88-3
Rangkuman pengantar Buku:
Jean Louise putri bungsu Atticius yang kembali ke Maycomb setelah menetap cukup lama di New York untuk studi akademiknya. Beradaptasi kembali dengan Maycomb dan masyarakat didalamnya. Mengenang kembali suka dan duka, kenangan saat dia masa kecil. Membawa Jean Louise atau kerap dipanggil Scout dengan “perang” pemikiran, keyakinan dan prinsip hidupnya Vs pemikiran warga Maycomb, Atticius, Zandra dan Herry.
Aku pikir awalnya membahas tentang “perang dingin” antara Jean Louise dengan bibinya (Alexandra), tapi ternyata lebih kompleks. Dikarenakan buku ini membahas kesetaraan warna kulit. Tentang kesetaraan warna kulit hitam dan putih di Maycomb.
Analisis Bacaan/Buku :
Pembahasan dibuku ini sekilas mengingatkanku pada pelajaran sejarah, saat budhe berbicara tentang semboyan gold glory gospel. Semboyan 3G, yaitu untuk memperoleh kekayaan (Gold), kejayaan (Glory), dan menyebarkan agama (Gospel).
Latar tempat, keyakinan agama yang berbeda dari perensi, isu di Maycomb, kultur yang berbeda. Serta kepentingan dan sekompleks itu buku ini. Jelas kultur dan keyakinan, juga isu setiap negara atau pribadi, tidak lepas mempengaruhi daya pikir dan perspektifnya. Itu yang terlintas dalam pikiranku
Kesetaraan yang begitu luas maknanya hingga menurutku merasa sedikit sekali wawasan ku sebagai manusia memaknai hal ini. Untuk memahami apa itu setara dan apa itu adil. Kepala ku langsung panas dan sakit kepala jika memikirkan dua hal ini. Terkadang setiap versi manusia merasa bahwa dia setara dari beberapa segi atau merasa adil dan sebaliknya versi mereka.
Kesetaran, perbedaan, kesamaan, diskriminasi, perpecahan dan perang merupakan isu-isu yang tiada henti berputar dalam benak manusia. Untuk menganalisis buku ini, menurutku setidaknya wawasan kita harus luas dan jernih dalam memandang konsep kesetaraan yang tepat. Bukan sedikit-sedikit semua ini disetarakan atau terlalu cuek dengan isu ini. Melewati batas berlebihan dalam menangapi isu kesetaraan juga tidak tepat.
Karakter Jean Louise, menurutku mengajarkan tentang jangan pernah menggantungkan atau mengidolakan manusia. Seperti seorang idol atau orang tuamu begitu berlebihan. Jika kamu lihat pemikiran atau tindakannya yang menyalahi norma dan agama, kamu akan kecewa dan mungkin kehilangan Roll model mu.
Memiliki kesempatan yang sama dengan orang lain, mereka punya hak yang sama. Aku masih terbuka untuk saran, atticius halaman 254
“Jean Louise”
Atticius, Karakter seorang ayah yang sangat mandiri, berwibawa, rela berkorban. Ayah sempurna bagi Jean, tapi juga punya sisi manusia yang pernah khilaf juga. Perbedaan pemikiran antara Atticius dan Jean terhadap Negro di Maycomb dan tetua klan, dan kasus lain. Perbedaan yang dihargai oleh Atticius. Menurutku minus Atticius sebagai Ayah adalah sifat sempurna dan perfeksionisnya menjadikan orang disekitarnya tidak bisa atau segan untuk memberikan saran atau kritik, dan pandangan tentang karakter dan pemikirannya. Menjadi sempurna juga tidak selamanya indah atau terus dalam pujian, bukan?..
Kuharap putriku akan mempertahankan apa yang menurutnya benar, lagi pula dia sudah berani Menghadapiku. Halaman 285.
“Atticius”
Calpurnia, Karakter seseorang yang penuh kasih sayang dan bertanggung jawab akan amanah tugasnya.
“Pengasuh Jean dan Jem, memiliki jemari yang sangat lembut ketika jean louise sakit dan jemari yang sekeras kayu hitam ketika dia nakal”.
Bahaya rasisme, memahami konsep keadilan, kesetaraan, dan perbedaan antar manusia. Iman, iman, dan takwa yang hanya membedakan antar manusia.
Tentang Penulis dan penerjemah:
Harper Lee lahir di Monroeville, Alabama tahun 1926. Penulis to kill a mockingbird. Pernah bersekolah di Huntington College of Montgomery, kemudian meneruskan kuliah hukum di University of alabama.
Ia Menjadi editor di majalah Humor Kampus, Ramma-Jamma. Ia juga mendapatkan the presidential medal of freedom 2007, the highest Civilian Honor USA.
Penilaian Penulis Mengenai Cerita Ini :
Kelebihan: Membuat pembaca sedikit “melek” akan isu kesetaraan. Lebih mensyukuri lahir dalam keadaan “hilangnya perbudakan”, diskriminasi warna kulit di Indonesia tidak separah di Maycomb”. Membuat pembaca bersyukur bahwa Agama datang untuk kedamaian di dunia.
Kekurangan : butuh waktu hingga lembar ke 109 halaman hingga tampak apa masalah atau konflik dar buku ini. Latar tempat dan peristilahan kegiatan yang berbeda dengan kultur dan kepercayaan menyulitkan pembaca. Saya pribadi sebagai pembaca perlu membaca perlahan-lahan dan mendalam untuk memahami konteks permasalah dalam buku ini.
Sekian, semoga dapat dipahami dan skeptis ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H