Bismillahirrahmanirrahim.
بسم الله الرØمن الرØيم
edit : next aku akan edit, masih nyambi nulis yang lain. Selagi ingat aku tuliskan dulu yak.
"Potensi bawaan lahir sejatinya memang ada, tapi jika tidak dilatih menjadi kebiasaan merupakan kerugian yang nyata"
Mendengarkan
Mendengarkan merupakan kompetensi awal yang manusia dalam "konteks" ini peserta didik butuh kuasai. Bagaimana peserta didik melatih menggunakan indera "pendengarannya" untuk mendengarkan informasi baru dari lingkungan, dan orang lain. Lalu bagaimana dengan peserta didik hambatan pendengaran??. Teman kita tersebut, "mendengarkan kita" dari berbagai jenis komunikasi seperti ekspresi wajah, gesture (Bahasa Tubuh), dan lainnya.
Menyimak
Kemampuan yang dilatih dengan konsentrasi yang cukup lama.Bahkan dengan peserta didik yang memiliki kekurangan pemusatan perhatian masih bisa dilatih fokus untuk beberapa menit kedepan. "semua orang" bisa melatih kemampuan menyimak.
Membaca
Kemampuan ini dilatih untuk menambah perbendaharaan kata pembaca. Dengan membiasakan membaca,berakibat memudahkan kita menjadi "pembicara" yang lancar, dan banyak kosakata yang kita miliki. Membaca juga menambah wawasan pada kita untuk memandang sesuatu dari perspektif yang berbeda-beda. kita di "paksa" membuka "sudut pandang orang lain". Membuat kita harus skeptis memandang berbagai hal sebelum mencetuskan sebuah gagasan baru atau mengkomentari suatu hal dengan "bijak".
Berbicara
Pada Kemampuan ini, Aku jadi ingat kutipan dari Pak Wijaya, salah satu penulis yang bukunya aku "review" di postingan sebelumnya. Beliau berkata tidak ada pembicara yang"handal" jika ia tidak pandai mendengarkan orang lain.
 Semua orang bisa "berbicara" dengan berbagai komunikasi yang dia dan orang lain atau  komunitasnya sepakati. Berbicara erat kaitannya dengan "Bahasa" yang bersifat "arbiter atau disepakati bersama". Semua dapat "berbicara", tapi ada yang memilih berbicara untuk menyalurkan informasi, mengajak atau persuatif, atau mempengaruhi yang lain.
 Berbicara secara lisan, dan tulis, atau berbicara di depan banyak orang atau berbicara pada circle dengan lingkup kecil. Semua adalah pilihan masing-masing individu. ikuti saja yang membuatmu nyaman dan bahagia menggunakan atau menerapkan komunikasi itu.
Menulis
Pada Kemampuan ini, Aku jadi ingat kutipan dari Pak WIjaya lagi hehe, Beliau berkata bahwaÂ
menulis itu adalah kemampuan yang "dilatih"
Maka, tidak "benar-benar" seseorang yang profesional menulis sejak lahir. Jika ada, ia adalah orang yang sedang atau telah melewati proses menulis. Ia tidak kehabisan kata dalam tulisannya, sebab ia telah melewati proses membaca.Â
Apabila ia kehabisan kata, ia akan kembali membaca dan membaca agar "kaya kembali" kosakatanya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI