sosial, usia pernikahan, ataupun tingkat pendidikan. Artinya perselingkuhan terjadi bisa dengan siapapun.
Belakangan ini banyak berita perselingkuhan yang berujung konflik rumah tangga bahakan perceraian. Perselingkuhan tersebut tidak memandang profesi, statusBadan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada tahun 2023, terdapat 463.654 kasus perceraian yang telah diputus pengadilan. Â Yang mengejutkan, 76% kasus perceraian tersebut merupakan kasus cerai gugat dimana pihak istri yang mengajukan perceraian. Hal ini menunjukkan bahwa banyak perempuan di Indonesia merasa tidak puas atau tidak nyaman dalam pernikahan mereka, sehingga memutuskan untuk mengakhiri hubungan tersebut.
Tak heran Ketika kemudian muncul tren Marriage is Scary . Istilah ini muncul untuk mengekspresikan kecemasan dan ketakutan yang dialami oleh banyak orang, baik pria maupun wanita, ketika memikirkan pernikahan. Tidak jarang kita melihat cerita-cerita atau meme yang menggambarkan pernikahan sebagai sesuatu yang menakutkan dan penuh dengan ketidakpastian. Namun, penting untuk dipahami bahwa ketakutan terhadap pernikahan adalah perasaan yang wajar.
Ketakutan terhadap pernikahan adalah isu penting yang perlu dibahas karena memiliki dampak signifikan pada kehidupan pribadi dan sosial. Kecemasan ini bisa menghambat seseorang dalam menjalani kehidupan yang lebih produktif dan bahagia. Oleh karena itu, memahami dan mengatasi ketakutan ini adalah langkah penting dalam mencapai kehidupan yang lebih seimbang dan harmonis.
Ketakutan Menikah dalam Konteks Islam
Mengapa Banyak Wanita Takut Menikah?
Ketakutan terhadap pernikahan bisa muncul dari berbagai sumber, terutama bagi wanita. Banyak wanita merasa khawatir akan tanggung jawab besar yang akan datang setelah pernikahan, termasuk mengurus rumah tangga, anak-anak, dan tetap mempertahankan karier.Â
Selain itu, ketakutan akan kegagalan, baik dalam hal mempertahankan pernikahan atau menjadi istri dan ibu yang baik, juga menjadi faktor utama. Masa depan yang tidak pasti, seperti kekhawatiran tentang keuangan, kesehatan, dan hubungan dengan pasangan, juga bisa menjadi penyebab kecemasan.Â
Selain itu, tekanan sosial untuk menikah, khususnya di usia tertentu, sering kali menjadikan pernikahan terasa lebih sebagai beban daripada sebuah berkah.
Pandangan Islam tentang Ketakutan
Islam mengakui bahwa manusia memiliki berbagai macam ketakutan dan kecemasan, termasuk ketakutan terhadap pernikahan. Namun, Islam juga memberikan solusi yang jelas dan bimbingan untuk mengatasi ketakutan ini.Â
Dalam Islam, ketakutan dianggap sebagai sesuatu yang alami, tetapi juga sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat iman. Ketakutan terhadap pernikahan bisa diatasi dengan memahami tujuan pernikahan dalam Islam dan mengandalkan Allah dalam setiap keputusan yang diambil.
Mengatasi Ketakutan dengan Memahami Tujuan Pernikahan dalam Islam
Pernikahan sebagai IbadahÂ
Dalam Islam, pernikahan dianggap sebagai salah satu bentuk ibadah. Surah Ar-Rum ayat 21 menjelaskan bahwa pernikahan adalah bagian dari penciptaan Allah untuk menciptakan ketenangan dalam jiwa dan sebagai tanda kebesaran-Nya:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."
Pemahaman ini membantu menghilangkan ketakutan, karena pernikahan dilihat sebagai jalan menuju ketenangan jiwa dan keridhaan Allah.
Penyempurnaan Agama Melalui Pernikahan
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi menyatakan:
"Barang siapa menikah, maka dia telah menyempurnakan separuh dari agamanya, dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah dalam menjaga separuh yang tersisa."
Hadits ini menunjukkan bahwa menikah bukan hanya tentang hubungan antara dua orang, tetapi juga tentang membantu seseorang menjalankan agamanya secara lebih sempurna. Dengan menikah, seseorang mendapatkan kesempatan untuk menyempurnakan agamanya dan mendekatkan diri kepada Allah, sehingga ketakutan bisa diatasi dengan kesadaran akan pentingnya pernikahan dalam Islam.
Membangun Keyakinan dan Kepercayaan Diri Melalui Iman
Tawakkal kepada Allah
Dalam Surah Al-Imran ayat 159, Allah berfirman:
"...Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya."
Tawakkal adalah konsep berserah diri kepada Allah dalam setiap keputusan besar, termasuk pernikahan. Dengan tawakkal, seseorang dapat mengurangi ketakutan dan kecemasan, karena dia percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik baginya. Logikanya, bagaimana mungkin Allah memerintahkan namun tidak memberikan jalan kemudahan melaksanakannya.
Mengingat Bahwa Setiap Ketetapan adalah Baik
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
"Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin, semua urusannya baik baginya..."
Hadits ini mengajarkan bahwa setiap ketetapan Allah adalah baik, meskipun pada awalnya mungkin tampak sulit. Memahami hal ini dapat membantu seseorang mengurangi kekhawatiran akan masa depan dan fokus pada menjalani kehidupan sesuai dengan fitrahnya.
Mencari Ilmu dan Bimbingan Sebelum Menikah
Pentingnya Ilmu Pranikah
Menikah adalah keputusan besar yang memerlukan persiapan yang matang, termasuk persiapan ilmu. Dengan memahami ilmu pranikah, seseorang dapat mengurangi ketakutan yang mungkin muncul. Misalnya, mengetahui hak dan kewajiban dalam pernikahan, bagaimana mengelola konflik, dan bagaimana membangun hubungan yang sehat.
Konsultasi dengan Konsultan Pernikahan
Dalam Surah An-Nahl ayat 43, Allah berfirman:
"...Maka bertanyalah kepada orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui."
Konsultasi ahli dalam pernikahan bisa membantu seseorang dalam menghadapi ketakutan sebelum menikah. Bimbingan dari orang-orang yang berilmu dapat memberikan ketenangan dan keyakinan dalam menghadapi masa depan.
Mengatasi Ketakutan dengan Membangun Hubungan yang Sehat
Pentingnya Komunikasi dalam Pernikahan
Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara suami dan istri. Dengan komunikasi yang baik, banyak ketakutan dan kekhawatiran dapat diatasi. Komunikasi yang terbuka dan jujur antara pasangan membantu menciptakan hubungan yang kuat dan saling memahami.
Menciptakan Lingkungan Pernikahan yang Aman
Dalam Surah An-Nisa ayat 19, Allah berfirman:
"Dan pergaulilah mereka dengan cara yang baik."
Menciptakan lingkungan rumah tangga yang penuh kasih sayang dan rasa aman adalah kunci untuk mengurangi ketakutan dalam pernikahan. Ketika seseorang merasa dihargai dan aman dalam pernikahannya, banyak kecemasan yang bisa teratasi. Makanya kita harus tau pernikahan impian seperti apa yang akan dibangun.
Pernikahan Seperti Mobil
Ketakutan menikah adalah sesuatu yang wajar, namun bisa diatasi dengan memahami guideline of life dengan benar. Kita sudah dibekali dengan manual book, panduan yang jelas tentang bagaimana menghadapi ketakutan ini dan mempersiapkan diri untuk pernikahan.
Pernikahan itu seperti mobil. Mobilnya sendiri dirancang untuk membawa kita ke tujuan dengan nyaman. Namun, jika pengemudinya tidak tahu cara mengemudi, tidak merawatnya dengan baik, atau tidak mengisi bahan bakar pada waktunya, mobil tersebut bisa mogok di tengah jalan. Jadi, bukan mobilnya yang salah, tapi cara mengemudi dan merawatnyanya yang perlu diperbaiki. Begitu juga dengan pernikahan---bukan pernikahannya yang salah, tetapi bagaimana kita menjalani dan merawatnya yang menentukan apakah hubungan itu akan berjalan mulus atau tidak.
Jika kondisi pernikahan hari ini menyuguhkan kepahitan dan membuat manusia berpikir untuk menunda pernikahan, ingat bahwa lebih banyak mobil yang mengantarkan penumpang sampai dengan tujuannya dibandingkan dengan mobil yang mogok di jalan. Jangan biarkan fakta yang rusak hari ini membentuk arah pandang kita mengenai kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H