Mohon tunggu...
Citra Nur fatikhah
Citra Nur fatikhah Mohon Tunggu... Guru - Nama saya citra

KKN REGULER DR 75 UIN WS

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mata dan SmartPhone

23 November 2020   17:11 Diperbarui: 23 November 2020   17:23 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penggunaan smartphone sekarang menjadi kebutuhan wajib bagi manusia, bahkan tidak hanya sebagai wadah hiburan semata, dengan adanya aplikasi yang setap hari diperbarui gadget/smartphone mempermuda manusia dalam menjalanka tgas bisnis, kantor, bahkan tugas sekolah. Namun gadget tak hanya digunakan oleh orang dewasa atau lanjut usia, remaja, tapi anak-anak berusia diatas 2 tahun banyak yang menggunakan gadget lebih dari 2 jam perhari (Muallimah,DKK.2019).

(Bawelle,2016) menyatakan bahwa pada tahun 2009 penggunaan gadget meningkat dengan jumlah besar diseluruh dunia yaitu lebih dari 4,3 miliar pengguna. Dari data kementrian komunikasi dan informasi tahun 2015 Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 55 juta pengguna smartphone. Pada tahun 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia adalah lebih dari 100 juta orang, pada tahun ini Indonesia menempati urutan negara keempat dengan pengguna smartphone aktif setelah negara Cina, India, dan Amerika. Berdasarkan laporan terbaru dari "We Are Social" meyatakan bahwa ada tahun 2020 64% penduduk Indonesia menggunakan smartphone atau setara dengan 175,4 juta rakyat Indonesia menjadi pengguna smartphone aktif, pada tahun ini Indonesia mengalami 17% peningkatan dari tahun 2019, bila dibandingkan dengan tahun 2019 maka pada tahun ini We Are Social menemukan ada peningkatan 10 juta orang Indonesia yang aktif dimedia social, diantara media social yang sering digunakan adalah Youtube, Whatshap, Facebook, Instagram, Tweeter, Line, Pinterest, We chat, Snapchat, Skype, Tik-tok, dll.

Pemanfaat media social diatas tidak hanya digunakan hiburan saja, melainkan untuk mengerjakan tugas. Dimana kita ketahui ditahun 2020 indonesia telah dilanda oleh pandemic covid-19 yang menyebabkan harus diadakannya pembelajaran dan bekerja jarak jauh, tentu hal ini membuat semua orang wajib menggunakan smartphone maupun laptop. (Bawell,dkk. 2016) menjelaskan bahwa smartphone bekerja dengan cara memancarkan sejenis radiasi elektromagnetik radio frekuensi yang berkisar sebesar 0,6 -- 1 watt.

Optic merupakan alat bantu penglihatan yang pentinng dalam kehidupan, salah satunya menggunakan mata. Mata merupakan indra penglihatan yang dapat menangkap berkas cahaya yang dipantulkan sari sebuah benda. Jika lensa yang dilalui cahaya menjadi sangat kecil sehingga ukurannya mendekati Panjang gelombang dari cahaya tersebut, maka muncullah fenomena difraksi. Cidera atau penyakit mata bisa mempengaruhi penglihatan, jika ketajaman penglihatan menurun maka penglihatan kabur, dan akan menganggu aktifitas manusia. Para ahli menyatakan bahwa smartphone semakin sering diproduksi dengan layar yang lebih cerah dan digunakan waktu siang maupun malam hari, dan kemungkinan smartphone sangat sering digunakan diatas tempat tidur dalam keadaan gelap, hal ini dapat menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.

(Muallimah, dkk.2019) membaca terus menerus selama 30 menit dapat meningkatkan faktor resiko miopi (rabun jauh), dari hasil penelitihan miopi banyak dialami oleh siswa yang membaca selama 2 jam atau lebih, ketika membaca terdapat komponen mata yang mempengaruhi kerja otot mata, sehingga kelelahan mata lebih cepat timbul dan miopi akan lebih mudah terjadi, membaca pada gadget juga merupaka kegiatan membaca dengan jarak dekat. The American Academy of Pediatrics merekomendasikan waktu maksimum penggunaan gadget yaitu 2 jam sehari untuk anak-anak dan remaja. Dari penelitihan yang dilakukan oleh Muallimah, dkk. Di SMP Unismuh Makasar didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara pengguna gadget (durasi, frekuensi, dan jarak) dengan menurunan tajam penglihatan siswa dan didapatkan hasil lain bahwa gegdet merupakan salah satu factor penurunan ketajaman mata pada siswa.

Namun pada tahun ini penggunaan gadget tidak dapat dibatasi, dikarenakan adanya kewajiban untuk mengikuti pembelajaran secara daring, siswa dituntut untuk menggunakan ponsel kurang lebih 5 jam perhari untuk mengikuti proses belajar mengajar, ada juga siswa yang menggunakan smartphone kurang lebih 15 jam perhari, tentunya karena adanya tugas dalam setiap mata pelajaran. Hal ini tentu meresahkan masyarakat Indonesia dalam mencemaskan kesehatan mata anak-anaknya. Adapaun beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh siswa untuk menjaga kesehatan matanya walaupun harus menatap layer gadget dengan waktu yang cukup lama :

  • Jaga jarak layar

Mengatur jarak mata ini sangat penting, karena jika mata terlalu dekat dengan layar maka akan menyebabkan ketegangan otot mata, pastikan jarak mata ke layar setidaknya 50m.

  • Atur pencahayaan

Usahakan cahaya dari gadget lebih redup dari cahay lingkungan disketar kita, jika cahaya gadget lebih cerah dapat menyebabkan mata bekerja lebih keras dalam melihat.

  • Istirahatkan mata

Saat mengerjakan tugas biasanya kita lupa waktu, hal ini tidak baik untuk mata sebaikanya setiap 20 menit sekali kita harus mengalihkan pandangan mata kita ke objek lain kurang lebih selama 20 detik.

  • Kedipkan mata secara beratur

Mata kurang berkedip dapat menyebabkan mata menjadi kering, oleh karena itu kita harus mengedipkan mata secara teratur agar menghasilkan air mata dan mampu melembabkan mata.

  • Gunakan kaca mata antiradiasi

Kacamata ini dapat melindungi mata dari radia gadget maupun leptop, karena radiasi gadget dapat menyebabkan mata minus.

  • Rajin mengkonsumsi buh dan sayur

Menjaga kesehatan mata tentu dilakukan tidak hanya dari luar namun juga dari dalam, contohnya dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A.

  • Mengatur pandangan mata

Dalam belajar melihat leptop dang gedged merupakan pandangan secara dekat, jika dilakukan secara terus menerus makan lama-kelamaan iris mata akan terbiasa membesar dan akan susah dalam mengecil. Tentu hal ini dapat menyebabkan mata sulit melihat objek dari jarak jau. Untuk mrnghindari hal ini maka kita harus melakukan pandangan dari jarak dekat dan jarak jauh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun