Mohon tunggu...
Marlistya Citraningrum
Marlistya Citraningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Millennial

Biasa disapa Citra. Foto dan tulisannya emang agak serius sih ya. Semua foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali bila disebutkan sumbernya. Akun Twitter dan Instagramnya di @mcitraningrum. Kontak: m.citraningrum@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Buat Apa Jadi PNS?

16 September 2017   14:34 Diperbarui: 18 September 2017   08:54 10856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga untuk pilihan bekerja, saya masih menganut prinsip yang saya: saya bisa "tumbuh" ketika ada ruang pengembangan. Ruang inilah yang saya belum lihat ada dalam sistem pemerintahan. Dengan birokrasi yang runtut, berlapis, juga aturan dalam segala hal termasuk cara berpakaian; secara logika saya tahu saya tak akan cocok berada di sana. Sederhana saja, mana ada kantor pemerintahan yang memperbolehkan pegawainya masuk kerja memakai celana jins ripped dengan kaos merah bergambar kucing?

Itu terlihat tak essensial, memang. Hanya saja, saya mengamati bahwa enabling environment, lingkungan yang memungkinkan seseorang untuk berkembang, itu juga mencakup hal-hal sederhana yang tak terpikirkan. Banyak millennial lain yang memiliki pemikiran serupa dengan saya. Kurang leganya kami untuk bisa bereksperimen, berinovasi, dan mengekspresikan diri memang membuat kami memilih untuk bekerja di tempat yang memberikan ruang gerak lebih.

Melakukan inovasi itu mahal, lho. Mahal bisa dari segi biaya, bisa dari segi waktu. Katakan kita mau berinovasi menyajikan informasi pada publik dengan berbagai kanal sosial media, diperlukan konsistensi untuk menulis pesan, juga mengambil gambar. Pesannya tak sampai, harus mencari bentuk infografis yang bagus. Gambar tak berhasil, coba dengan video. Siklus mencoba, melihat hasilnya, mengulang kembali ini perlu waktu dan tenaga, bisa jadi perlu alat baru. Jika proses mengulangnya banyak, bisa jadi ada yang tak terdokumentasikan. Bayangkan jika ini terjadi di kantor pemerintahan. Semua orang punya tupoksi, mau membeli alat sudah harus diajukan penganggarannya sejak awal tahun, belum laporan-laporan administrasi yang harus diselesaikan. Tak ada dokumentasi, tak bisa dipertanggungjawabkan; padahal ini penting bagi birokrasi pemerintahan.

Generasi millennial juga SANGAT memerlukan mentor, menurut pendapat saya. Cinta kebebasan tadi harus diimbangi dengan masukan yang konstruktif dari orang lain. Dengan adanya mentor, baik teknis atau non teknis, baik resmi atau tak resmi; kami bisa berkembang dengan jalur yang terarah dan tidak seenaknya sendiri. Proses mentoring ini sepertinya agak sulit dilakukan di birokrasi pemerintahan, karena atasan tak serta merta bisa/mau jadi mentor sementara alur birokrasinya begitu. Masuk jadi pegawai junior juga sulit mendapat mentor dari atasan yang jauh lebih tinggi atau yang lintas departemen.

Bagi saya, ini bukan soal mana yang lebih benar atau lebih baik. Selain job fit, organizational fit juga penting dalam pekerjaan. Kualifikasi memenuhi tak serta merta menjamin kecocokan pekerja dengan tempatnya bekerja. Tempat kerja bagus, gaji oke, tunjangan ada, pensiun terjamin; semua kemewahan itu belum tentu cocok dengan karakter pekerja yang berbeda-beda.

Jadi pun ketika generasi millennial memilih untuk tidak atau belum mau jadi PNS, mereka dalam kebebasan untuk memilih itu dengan alasan yang juga beragam. Kami yang menyukai kebebasan, tentu cenderung memilih tempat kerja yang punya ruang pengembangan agak luas. Kami yang menginginkan bimbingan, bisa jadi memilih tempat kerja yang menyediakan itu.

Pada akhirnya saya percaya, berkarya itu bisa dilakukan di mana saja. Berkontribusi pada kemajuan bangsa juga tidak eksklusif dimiliki PNS dan penyelenggara negara saja, bisa dilakukan semua warga negara.

Salam hangat,

Citra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun