Mohon tunggu...
Marlistya Citraningrum
Marlistya Citraningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Millennial

Biasa disapa Citra. Foto dan tulisannya emang agak serius sih ya. Semua foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali bila disebutkan sumbernya. Akun Twitter dan Instagramnya di @mcitraningrum. Kontak: m.citraningrum@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Belajar dari Kesalahan

31 Agustus 2017   19:50 Diperbarui: 14 September 2017   09:24 2051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MDGs (kredit foto: World Bank)

Perjalanan Panjang

Selain meratifikasi Paris Agreement, Indonesia juga berpartisipasi aktif di agenda SE4ALL, juga di inisiatif Mission Innovation. Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29-41% dari skenario business as usual pada 2030, di mana salah satu strategi yang dilakukan pada sektor energi adalah peningkatan pemanfaatan energi bersih dan terbarukan. Komitmen ini juga dituangkan dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan rencana pembangunan jangka menengah maupun jangka panjang. Dengan target penggunaan energi terbarukan sebesar 23% di tahun 2025, harus dipastikan bahwa kebutuhan energi domestik dan akses energi pada semua kalangan terpenuhi.Target peningkatan penggunaan energi bersih dan terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dengan mempertimbangkan aspek keadilan sosial dan gender serta tersebar ini mensyaratkan pemerintah untuk menyusun kerangka kebijakan dan perencanaan yang terintegrasi.

Jokowi meresmikan PLTS di Kupang (kredit foto: LEN)
Jokowi meresmikan PLTS di Kupang (kredit foto: LEN)
Pemerintah sudah mulai mengambil jalan serius untuk mendorong pengembangan energi terbarukan, baik dari segi kebijakan dengan dikeluarkannya peraturan menteri yang mengatur pembangunan pembangkit listrik dari energi terbarukan hingga dukungan untuk inisiatif mobil listrik. Rencana dan implementasi kebijakan dan program ini tentunya harus ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Inisiatif mobil listrik misalnya, sebaiknya berkaca dari program bahan bakar gas (BBG). Meski memiliki tujuan yang bagus, pemanfaatan gas untuk transportasi ini terkendala kurangnya sarana pengisian gas. Selain itu perawatan mesin kendaraan yang menggunakan BBG juga tak bisa disamakan dengan kendaraan biasa. Dua tahun lalu, bus Transjakarta dengan BBG masih banyak ditemui di ibukota. Saat ini, jumlahnya semakin sedikit. Alasannya klasik, produsen bus tak bisa memenuhi produksi kendaraan khusus BBG ini, pun ada harganya mahal dan ini menyebabkan PT Transjakarta kembali menggunakan solar.

We have to learn from our mistakes and failures.

Perjalanan panjang kita menuju target tinggi itu juga memerlukan kerjasama banyak pihak, tak hanya pemerintah. Pendanaan untuk pengembangan energi terbarukan memerlukan kontribusi dari pihak swasta dan badan internasional, juga partisipasi dari berbagai elemen masyarakat dan publik untuk memberikan masukan dan berbagi pembelajaran. Inovasi dan pengembangan teknologi memerlukan peran aktif akademisi, ilmuwan, dan industri; model-model sukses penyediaan energi di tingkat komunitas bisa dibagikan oleh kelompok masyarakat sipil; aspirasi publik juga penting untuk memastikan bahwa rencana dan program yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Kita sedang berjalan ke arah yang benar, dan kita harus mempercepat langkah kita. Bersama.

Salam hangat,

Citra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun