Mohon tunggu...
Marlistya Citraningrum
Marlistya Citraningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Millennial

Biasa disapa Citra. Foto dan tulisannya emang agak serius sih ya. Semua foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali bila disebutkan sumbernya. Akun Twitter dan Instagramnya di @mcitraningrum. Kontak: m.citraningrum@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perempuan Selalu Kalah

20 Agustus 2017   12:38 Diperbarui: 10 November 2017   13:19 1755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kredit foto: Twitter @MTLovenHoney


Bank Dunia memperkirakan bahwa di Indonesia terjadi 165.000 kematian dini PER TAHUN akibat polusi dalam ruangan. Lagi, ibu dan anak-anak yang menjadi korbannya.

Perempuan juga sangat kurang dilibatkan dalam pembahasan terkait energi. Berbagai pertemuan desa pada umumnya hanya melibatkan laki-laki, iya atau iya? Padahal pelibatan perempuan dalam pengambilan keputusan mengenai penyediaan energi sangatlah penting mengingat peran dan dampak yang mereka terima.

Mendorong Munculnya Mama Rovina dan Mama Seni yang Lain
Mama Rovina dan Mama Seni adalah contoh nyata dan contoh sukses penerima manfaat tersedianya energi terbarukan. Ketersediaan listrik dan bahan bakar memasak yang bersih memiliki multiplier effect bagi mereka dalam rumah tangga dan dalam kehidupan sosial. Dengan penggunaan lampu tenaga surya, Mama Rovina dapat menghemat pembelian minyak tanah, mendapatkan penghasilan lebih dari menyuluh, serta tambahan pemasukan dari penjualan teknologi ini. Mama Seni juga serupa, biogas membuatnya berhemat minyak tanah, ampasnya menyuburkan tanah, waktu mencari kayu bakar kini dialihkannya untuk fokus bertanam dan membagikannya pada kelompok tani perempuan yang dipimpinnya.

Maka kita harus mendorong munculnya Mama Rovina dan Mama Seni yang lain. Karena kemiskinan energi memiliki dimensi gender, harus disadari bahwa dalam kerangka penyediaan akses energi melalui energi bersih dan terbarukan, pertimbangan manfaat bagi perempuan dan perannya dalam penentuan keputusan adalah sebuah keniscayaan.

Tentu tidak serta merta kita berpikir mengenai ide yang fancy dan lama sampainya misalnya ingin presiden segera mengeluarkan undang-undang mengenai perempuan dan energi, kita bisa mulai dari hal sederhana seperti desain produk. Coba kita tanya, mereka yang mendesain sistem reaktor biogas rumah atau tungku sehat hemat energi (TSHE), itu perempuan atau laki-laki? Apakah mereka mempertimbangkan desainnya dengan menerima masukan dari perempuan yang jelas-jelas akan menjadi pengguna utamanya?

Membagikan kisah-kisah seperti kisah Mama Rovina dan Mama Seni juga adalah salah satu kontribusi. Kita bisa tahu bahwa perempuan memang terdampak karena ketiadaan akses energi bersih dan terbarukan, dan perempuan JUGA menerima manfaat yang luar biasa dengan adanya energi bersih dan terbarukan. Dari kedua ibu tangguh ini kita bisa belajar, mendalami, hingga menduplikasi, supaya tumbuh Mama Rovina dan Mama Seni lainnya di seluruh penjuru Indonesia.

Perempuan tak boleh kalah dalam urusan energi, tapi tentu ini bukan soal kalah dan menang. Ini soal energi berkeadilan.

Salam hangat,

Citra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun