Idealnya, alat elektronik itu punya masa hidup (life span). PC atau laptop: 3 - 4 tahun. Konsol game: 5 – 6 tahun. TV: 5 – 7 tahun. Smartphone: harusnya 5 – 6 tahun, tapi ngaku deh, siapa yang ganti 6 bulan sekali? Hihi. Alat elektronik yang kita pensiunkan dan buang itu akan jadi sampah elektronik atau bahasa kerennya e-waste. Coba kita main matematika lagi. Di tahun 2016, jumlah smartphone yang terjual: 1,6 miliar (MILIAR!) unit. Kira-kira 210 jutanya adalah iPhone. Ke mana para smartphone yang kita purnatugaskan itu pergi?
Diwariskan? Okelah. Disimpan? Buat apa? Dibuang? Ke mana?
Tingkat recycle dari elemen-elemen dalam smartphone tergolong rendah. Memang ada yang recycling rate-nya > 50%, tapi banyak yang < 1%. Dibuang ya dibuang. Padahal besar kemungkinan senyawa kimia berbahaya yang digunakan di smartphone itu akan mencemari tanah. Tanah tercemar, air tercemar, hidup kita tercemar.
Cobalah untuk setia (sambil dinyanyikan) dengan gawai kita. Nggak susah susah amat kok.
*********
Cuma 5 kelakuan aja, nih?
Tentu tidak. Masih banyak yang lain, tapi nanti jadi buku, bukan artikel. Sama seperti yang saya katakan pada anak-anak, yang jauh lebih berbahaya dari pada hal-hal di atas adalah IGNORANCE. Ketidakpedulian itu bahaya sekali. Tak peduli ada tempat sampah dan tetap buang sampah sembarangan. Tak peduli melihat teman buang sampah sembarangan dan malah mendiamkan. Tak peduli bahwa planet yang kita tahu pasti bisa ditinggali itu hanya satu ini.
There is no Plan B.
There is no Plan(et) B.
Kita hanya tahu planet ini. Kita pula yang punya kemampuan menjaganya supaya tetap lestari, dimulai dari diri sendiri, hari ini.
XOXO,
Citra