Mohon tunggu...
Marlistya Citraningrum
Marlistya Citraningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Millennial

Biasa disapa Citra. Foto dan tulisannya emang agak serius sih ya. Semua foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali bila disebutkan sumbernya. Akun Twitter dan Instagramnya di @mcitraningrum. Kontak: m.citraningrum@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Electronic Future: BRI yang Terus Berinovasi

30 Januari 2016   09:46 Diperbarui: 30 Januari 2016   10:18 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari di sebuah kantor.

Saya kembali dari rapat internal dengan sedikit panik. Tiket kereta api yang saya pesan lebih 2,5 jam lalu belum saya bayar, dan tenggat waktunya tinggal 20 menit sebelum pemesanan saya dianggap dibatalkan. Dengan kondisi hujan deras, saya tak bisa keluar kantor untuk membayar tiket kereta ke payment point atau ATM. Internet banking yang saya gunakan tak menyediakan layanan pembayaran tiket kereta api pula.

Melihat kepanikan saya, seorang teman menawarkan untuk membantu saya membayarnya melalui internet banking yang dia gunakan.

Singkat kata, dengan bantuannya, hanya dalam waktu 5 menit, semua beres.

“Lo pake bank apaan, sih?” saya bertanya.

BRI, Kak.”

Kenangan saya tentang Bank Rakyat Indonesia (BRI) bisa dibilang sangat personal. Meski dikenalkan menabung sejak kecil, tabungan saya bentuknya itu-itu saja: ayam tanah liat, ayam keramik, ayam plastik. Entah mengapa ayam menjadi bentuk celengan yang populer. Menginjak kelas 5 SD, saya sempat menjadi siswa teladan tingkat kabupaten, di mana salah satu hadiahnya adalah uang tunai. Saat itu jika tidak salah, tahun 1997. Jumlahnya cukup banyak pada masa itu, dan sayang hilang jika dipercayakan pada si ayam. Maka ibu mengajak saya untuk meletakkan uangnya di bank. Simpedes dari BRI, jenis tabungannya. Saya ingat bersama ibu pergi ke bank, mengambil nomor antrian, kemudian ke teller dan menyerahkan uang beserta buku tabungan. I feel safe.

BRI adalah bank di mana saya merasakan untuk pertama kalinya bagaimana transaksi perbankan dilakukan. Dari pengalaman itu pengetahuan saya juga bertambah: BRI adalah bank dengan cabang yang tersebar hingga level kecamatan di seluruh Indonesia.

Percepat 17 tahun kemudian, BRI “menyelamatkan” saya dari tragedi tak mendapatkan tiket kereta.

BRI Kini

Menurut statistik dari Go-Globe, perdagangan elektronik (e-commerce) di Asia memiliki persentase yang cukup tinggi di kancah global. Lebih dari 36% sales untuk commerce berasal dari Asia. China menduduki posisi teratas, dan Indonesia juga menunjukkan nilai perdagangan yang tinggi, senilai 2,6 miliar dollar AS di tahun 2014. Nilai ini diperkirakan mencapai hampir 5 miliar dollar AS di tahun 2016.

Nilai yang fantastis, bukan?

Menanjaknya tren transaksi elektronik Indonesia di segala aspek ini kemudian mau tak mau harus diimbangi dengan metode pembayaran yang juga sama mudahnya. Klik sana, klik sini, selesai. Maka berbagai bank kemudian memusatkan perhatian pada layanan ebanking selain ATM, misalnya mobile banking dan internet banking.

Berbicara soal rentang waktu pertama kali saya mengenal BRI hingga 17 tahun kemudian, BRI juga telah mengembangkan layanannya ke ranah elektronik. Bank Rakyat Indonesia (BRI) termasuk salah satu bank yang beberapa waktu terakhir gencar mengembangkan layanan ebanking mereka. Di acara pengundian Untung Ber-eBanking BRI Kamis (28 Januari) lalu, Senior Executive Vice President BRI Catur Budi Harto mengungkapkan mengenai tumbuhnya jumlah pengguna ebanking BRI. Dalam tahun 2015, jumlah pengguna ebanking BRI mengalami kenaikan 79% dibanding tahun sebelumnya. Karenanya bank tertua di Indonesia ini membuka jalur elektronik yang lebih banyak untuk mengantisipasi pola transaksi nasabah. Mulai dari ATM, mobile banking, internet banking, miniATM, hingga uang eletronik, BRI menjawab kebutuhan nasabah mereka dengan layanan yang memudahkan.

Program Untung Ber-eBanking BRI adalah salah satu bentuk apresiasi BRI pada nasabahnya yang bertransaksi menggunakan layanan ebanking. Hadiah-hadiah yang diberikan bervariasi, mulai dari telepon genggam hingga mobil. Dalam acara yang sama, undangan juga diajak merasakan langsung mudahnya bertransaksi menggunakan layanan ebanking BRI. Isi pulsa telepon? Listrik? Bisa. User interface-nya sederhana dan mudah dimengerti, aksesnya 24 jam sepanjang tahun, dan fitur mToken-nya membuat pengguna tak perlu takut tak bisa bertransaksi jika kehilangan atau ketinggalan token fisik.

Di mata saya, BRI adalah bank yang unik. Saya ingat di tahun 1997, ketika beberapa bank di Indonesia harus berjuang untuk bertahan ketika krisis finansial hebat menghantam Asia, BRI tak terlalu terganggu. BRI juga memberi perhatian lebih pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Komitmen membantu UMKM dan mengembangkan layanan ebanking BRI juga didukung dengan gebrakan BRI membeli satelit sendiri. “Kami akan luncurkan BRISat di bulan Juni tahun ini,” Catur Budi Harto menambahkan. Keberadaan BRISat ini diharapkan dapat membantu BRI dapat meningkatkan layanan mereka di daerah-daerah yang secara geografis menantang dan mengalami kesulitan akses.

Dengan inovasi yang terus dilakukan BRI, tak heran tahun lalu bank ini mendapat penghargaan sebagai Bank of The Year 2015 Indonesia dalam ajang Bank of The Year Awards 2015 dari The Banker (majalah perbankan di bawah The Financial Times Ltd.). Di tahun 2016, BRI bercita-cita untuk menjadi bank dengan jumlah konsumen pengguna ebanking terbesar di Indonesia, di mana saat ini BRI baru masuk tiga besar.

Ah, bank tertua di Indonesia ini tak gagap mengikuti kencangnya perkembangan teknologi. Justru pengalamannya yang banyak itu membuatnya terus berinovasi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun