Saya tahu, saya belum menjadi seseorang yang bijaksana. Saya belum bisa melihat segala sesuatu dari 'baiknya' saja. Tapi saya juga tahu, saya punya keinginan untuk belajar dari pengalaman yang saya miliki. Dari pahit manisnya kehidupan yang saya jalani. Dari rentang waktu 10 tahun sejak saya meninggalkan rumah, literally, untuk belajar di tempat yang tidak saya kenal sebelumnya.
Dan di antara masa-masa nomaden itu, di antara puluhan ribu sms dan ratusan jam bercengkerama dengan orang tua saya (hanya) melalui telepon; saya belajar untuk terus berkembang. Despite of my age.
Saya tinggal di sekolah berasrama sewaktu saya SMA. Bertemu dengan teman-teman yang berbagai rupa dan dari berbagai daerah. Sebuah masa yang mengajari saya untuk berpikiran terbuka, bahwa ada banyak hal yang belum saya tahu, belum saya kenal. Saya pergi ke Surabaya untuk kuliah sarjana. Kota yang belum pernah saya injak sebelumnya. Kenapa? Karena selama ini saya sudah mengenal Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta; dan saya ingin mengenal kota lain, ingin memperluas wawasan yang saya punya.
Ketika ada tawaran studi lanjut di luar negeri, saya mengajukan lamaran ke beberapa negara sekaligus sampai akhirnya saya memilih Taiwan. Bukan untuk sok-sokan belajar ke luar negeri, lagi-lagi karena saya tahu dunia itu luas dan akan tetap luas tak terbayang bila tidak saya jelajahi. Karena pikiran saya tidak akan menjadi terbuka jika saya terus menerus bertemu orang yang sama. Saya mendapat kesempatan untuk berinteraksi dengan banyak teman baru di Taiwan, baik itu mahasiswa lokal atau sesama mahasiswa internasional. Bahkan punya kesempatan bertemu dengan akademisi-akademisi handal di bidang yang saya geluti. Siapa yang tidak gembira?
Punya pengalaman itu adalah pilihan. Dan percayalah, when there is an opportunity, grab it fast; since the feeling of regret for not taking the chance is much worse compared to what happens if you take the chance and it doesn't work.
Saya memang belum menginjak usia dua puluh lima. Tapi usia tidak akan menjadi penghalang bagi saya untuk berkarya, dan siapa tahu bisa menjadi doktor termuda di Indonesia!
Salam semangat,
Citra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H