Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan tinjauan khusus mengenai komoditas beras yang diimpor Indonesia pada sepanjang berjalannya tahun 2024. Tercatat, jumlah komoditas beras yang diimpor Indonesia dari luar negeri pada Januari-November 2024 mencapai hingga 3,85 juta ton. Angka tersebut mengalami peningkatan 0,37 juta ton dibandingkan data periode Januari-Oktober 2024 di angka 3,48 juta ton beras. Sepanjang Januari-November 2024 asal impor beras Indonesia terutama berasal dari Thailand dengan volume 1,19 juta ton, atau kira-kira mencakup 30,97 persen dari total impor beras. Selanjutnya yakni dari Vietnam dengan volume 1,12 juta ton, atau kira-kira mencakup 29,01 persen dari total impor beras. Disusul Myanmar sebanyak 663,41 ribu ton dengan share 17,24 persen, Pakistan sebanyak 642,14 ribu ton dengan kontribusi 16,69 persen, serta India sebanyak 205,80 ribu ton yang mencakup 5,35 persen dari total impor beras.
Adanya impor beras secara berkelanjutan ini berdampak negatif terhadap petani lokal. Harga beras lokal akan jatuh dengan kedatangan beras impor yang dilakukan oleh pemerintah. Merosotnya harga padi mengakibatkan ketidakstabilan pendapatan yang diperoleh petani. Beras lokal akan kalah saing dengan beras yang diimpor dari negara lain. Gangguan ketahanan pangan pun terjadi, gagalnya persaingan beras lokal dengan beras impor menjadikan pasokan pangan domestik menurun. Kebijakan impor yang berkelanjutan setiap tahun akan membuat Indonesia bergantung pada negara lain untuk mencukupi kebutuhan pangan. Jika terjadi krisis pangan global, Indonesia akan berjuang untuk memenuhi kebutuhan pangannya karena semua negara memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pangannya sendiri dan membatasi ekspor pangan.
Kecenderungan kenaikan impor pangan akan menggerogoti kemandirian pangan, ketergantungan suatu negara akan impor pangan, akan mengakibatkan pengambilan keputusan atas segala aspek kehidupan menjadi tidak bebas atau tidak merdeka, dan karenanya negara menjadi tidak berdaulat secara penuh.Â
Rekomendasi Kebijakan
Penguatan Teknologi dan Infrastruktur Pertanian Guna Meningkatkan Produksi Beras Lokal:
Memberikan subsidi alat dan mesin pertanian modern kepada petani seperti mekanisasi pertanian dan irigasi cerdas, meningkatkan akses petani terhadap teknologi, memberikan subsidi untuk benih unggul dan pupuk yang berkualitas kepada petani.
Menciptakan Diversifikasi Pangan yang Memiliki Nilai Gizi Setara Dengan Beras dan Terjangkau Bagi Masyarakat:
Mendorong konsumsi pangan alternatif seperti jagung, sorgum, dan umbi-umbian untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pola makan sehat berbasis pangan lokal.
Referensi
Akbar, R. M. J. I., Putri, V. Z. R., Arifah, N. A., Wikarsa, O. G., & Ramadhan, R. J. (2023). Krisis ketahanan pangan penyebab ketergantungan impor tanaman pangan di Indonesia. AZZAHRA: Scientific Journal of Social and Humanities, 1(2), 73-81.
Fauzin, F. (2021). Pengaturan impor pangan negara indonesia yang berbasis pada kedaulatan pangan. Jurnal Pamator: Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo, 14(1), 1-9.