Mohon tunggu...
Citra Maulida
Citra Maulida Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist basen in lombok
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Proses

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ketika Aku Lebih Memilih Firasat Kakek Tua dan Si Kucing

5 Desember 2021   07:53 Diperbarui: 5 Desember 2021   07:57 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Citra Maulida


Siang pada hari jum'at lalu tepat nya di jam 13.55 WIB ketika aku mengecek ponsel ku untuk melihat jam. Dikala hari yang tumben  rasa nya begitu cerah benderang tidak seperti hari biasa nya yang dibumbui awan gelap, karna kebetulan sedang musim hujan. Cuaca siang rasa nya bersahabat untuk berlalu lalang pada hari itu karna memang kebetulan ingin kerumah teman yang tidak begitu jauh dari kosan.

Berharap dirumah kawan ku nanti sesampai disana rencana aku ingin mengajak nya membuat sambel colet(dalam bahasa sasaq nya begitu) lanjut gumaman ku sebelum berangkat.

Aku yang akan berangkat sendiri itu mulai tancap gas untuk mengendarai motor, namun kebetulan di jalan dikosan ku sebelum menuju jalan raya sedikit melewati tanah dataran tinggi. Sesampai nya di atas untuk menuju jalan raya. Pandanganku tertuju kepada kakek tua yang tidak jauh dari ku.

Aku yang kebetulan lupa sesuatu di kosan yang kebetulan aku ku bawa kerumah teman hingga akhirnya menitipkan motor yang sudah ku standar persis di samping jalan.

Memang karna kebetulan tetangga kos ku jualan durian pada saat ini dan kebetulan menjaga dagangan nya. Dengan gegas nya ke dalam kos untuk mengambil barang yang tertinggal.

Dengan nada gopoh, misi tertinggal nya barang sudah selesai tinggal lanjut. Namun langkah motorku tidak bisa aku kendarai karna kakek yang aku lihat yang tidak jauh dari ku seketika tiba tiba persis didepan motor ku dengan seekor kucing warna kuning.

Dengan tidak enak hati aku menunggu nya untuk beranjak, namun tetangga kosanku tempat menitip motor mengatakan kepada kakek tersebut untuk bergeser karna motor akan lewat.

Tidak selang lama aku berhasil melewati kakek serta kucing tersebut, namun lagi lagi aku lupa bawa dompet, sambil bergumam dalam hati" mau lanjut, nanti bensih habis dorong ditengah jalan dong" akhirnya akupun kembali standar motor dengan menitipkan nya ke tetangga kos yang jualam bantal.

Perlu diketahui. Kos ku adalah kampung gapuk. Jadi berjarak tidak jauh jangan heran jika banyak yang jualan jajanan khas bantal hapuk yang empuk tersebut.

Dengan ngos ngosan akupun kembali dan tiba di motorku yang sudah aku titip tadi nya.
Sore mulai menampakkan kesorean nya dengan rencana awal  untuk kesana akupun mulai menaiki motor, namun lagi-lagi kakek tua itu beserta kucing sebelumnya berada didepan motor ko seolah mereka tidak mengizinkan aku pergi.

Aku yang tidak peka praduga tersebut. Lama memikirkan nya padahal jarak tempuh dari penjual durian dan bantal gapuk lumayan melelahkan bagi kakek dengan jalam membongkok. Aku sempat ditegur oleh tetangga jual bantal tempat menitipkan motor di kali kedua, kira-kira begini kata nya"dek udah sepi jalan, kenapa engga lewat, langsung mundur dulu saja lewati lewati kakek itu" ujar nya pada ku.

Namun aku yang tidak henti memikirkan kali kedua kakek itu serta kucing tersebut mencegat ku untuk berkendara.

Ditengah perdilemaan ku aku teringat pernah membaca kita primbon jawa, di lembaran terakhir mengatakan point nya begini" jika bermimpi dihalangi orang ketika berkendara, jangan lanjutkan"
Sontak aku yang mengingat itu mundur lalu putar balik menuju kos. Dari belakang tetangga kos ku sempat memanggil "dek koq putar balik" aku yang mengendarai motor disamping jalan bergegas balik arah serta kembali ke kosan.

Sampai nya dikos aku berpikir lagi kenapa aku putar balik, aku seolah dibuat dilema berkepanjangan sore menjelamg magrib itu sembari memikirkan kejadian kali kedua di cegat oleh kakek tua serta kucing tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun