Aku yang tidak peka praduga tersebut. Lama memikirkan nya padahal jarak tempuh dari penjual durian dan bantal gapuk lumayan melelahkan bagi kakek dengan jalam membongkok. Aku sempat ditegur oleh tetangga jual bantal tempat menitipkan motor di kali kedua, kira-kira begini kata nya"dek udah sepi jalan, kenapa engga lewat, langsung mundur dulu saja lewati lewati kakek itu" ujar nya pada ku.
Namun aku yang tidak henti memikirkan kali kedua kakek itu serta kucing tersebut mencegat ku untuk berkendara.
Ditengah perdilemaan ku aku teringat pernah membaca kita primbon jawa, di lembaran terakhir mengatakan point nya begini" jika bermimpi dihalangi orang ketika berkendara, jangan lanjutkan"
Sontak aku yang mengingat itu mundur lalu putar balik menuju kos. Dari belakang tetangga kos ku sempat memanggil "dek koq putar balik" aku yang mengendarai motor disamping jalan bergegas balik arah serta kembali ke kosan.
Sampai nya dikos aku berpikir lagi kenapa aku putar balik, aku seolah dibuat dilema berkepanjangan sore menjelamg magrib itu sembari memikirkan kejadian kali kedua di cegat oleh kakek tua serta kucing tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H