Mohon tunggu...
Citra Gita Syawal
Citra Gita Syawal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Lambung Mangkurat

Social addict

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Guru dalam Meningkatkan Kesadaran Multikultural di Kalangan Siswa

20 Juni 2024   22:05 Diperbarui: 20 Juni 2024   22:36 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KESADARAN MULTIKULTURAL DI KALANGAN SISWA

Oleh: Citra Gita Syawal

Email: citragitaa@gmail.com

PENDAHULUAN

            Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan berbagai macam suku dan etnis yang terbesar di seluruh pelosok negeri. Seperti suku Baduy, Jawa, Dayak, Betawi, Padang, Toraja, China, Arab, Cirebon, Banjar, Bali, Banten, Melayu, dan lain sebagainya. Hal ini menandakan bahwa Indonesia memiliki kemultikulturalan yang beragam. Keberagaman tersebut tetntunya menciptakan suatu kondisi kehidupan yang kompleks dan dinamis dimana masyarakat seharusnta memiliki sikap saling toleransi dan saling menghargai untuk menjaga keharmonisan kehidupan bermasyarakat.

            Berbagai macam krisis multidimensi yang ada di Indonesia, diakui atau tidak merupakan bagian dari masalah kultural yang salah satu penyebab adanya diskriminasi, ketidakadilan, kecurigaan, dan berbagai pelanggaran HAM, tetapi menjadi kekuatan untuk membangun kebersamaan. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mendorong kesadaran multikultural adalah melalui pendidikan. Dengan penerapan pendidikan multikultural, diharapkan para guru mampu mendorong peserta didik untuk memiliki kesadaran dan pemahaman untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, demokrasi, kemanusiaan dan pluralisme dalam pergaulan di tengah realitas kebangsaan kita yang penuh dengan kebhinekaan (Masamah & Zamhari, 2016).

            Keberagaman adat istiadat di Indonesia menciptakan multikulturalisme yang berbasih kearifan lokal masing-masing daerah. Namun, tidak hanya dari faktor kebudayaan, usia, bahasa, dan lain-lain. Dengan adanya hal tersebut diharapkan masyarakat dapat menanamkan sikap saling menghormati dan menghargai dengan kesadaran lingkungan multikultural sehingga tercipta suatu kehidupan yang damai dan harmonis.

            Namun, pemahaman masyarakat mengenai betapa pentinnya nilai-nilai kearifan lokal masih sangat kurang. Masyarakat belum sadar akan pentingnya nilai-nilai tersebut dan cenderung tidak terlalu memprioritaskan hal tersebut. Minimnya pemahaman tentang nilai-nilai kearifan lokal berpotensi dapat memicu suatu masalah seperti konflik ras. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mengatasi masalah yang telah diuraikan tersebut dapat melalui jalur pendidikan. Pendidikan merupakan serangkaian upaya pembentukan sikap dan perilaku masyarakat yang bertujuan untuk membentuk pribadi, kepribadian, dan budi pekerti yang baik.

            Pendidikan multikultural merupakan serangkaian proses yang mengembangkan potensi manusia secara maksimal, sesuai dengan kearifan lokal masing-masing daerah serta menghargai heterogenitas dan pluralisme akibat keberagaman agama, ras, suku, dan budaya. Pendidikan multikultural secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu Prakarsa, atau serangkaian inisiatif yang dilakukan suatu sekolah untuk menyadarkan warga sekolah akan pentingnya mengetahui perbedaan budaya yang ada disekitarnya. Selain itu, sekolah berperan sebagai mediator untuk menyadarkan warga sekolah akan pentingnya saling toleransi antar sesama umat beragama dan toleransi terhadap perbedaan suku, bahasa, budaya, dan ras.

            Pendidikan multikultural memiliki keutamaan pada kemampuan menghargai perbedaan budaya. Maka dari itu, diperlukan pendidikan holistik yang memberikan pembelajaran kepada siswa untuk dapat berpikir secara analisis serta mampu berkolaborasi atau bekerjasama dengan teman sejawat untuk menyamakan pandangan terhadap budaya. Hal itu diwujudkan melalui pendidikan multikultural yang memiliki peran besar untuk menjaga dan menumbuhkan rasa nasionalisme.

PEMBAHASAN

            Konsep multikultural tidak dapat menyamakan dengan “kebhinekaan” dengan konsep kesukuan atau budaya etnik yang mencirikan masyarakat majemuk karena multikulturalisme lebih menekankan pada keragaman budaya. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, adalah fakta yang tidak dapat disangkal bahwa masyarakat dan negara bangsa Indonesia terdiri dari keragaman budaya. Multikultural adalah suatu konsep yang mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan ideologi, politik, demokrasi, keadilan, penegakkan hukum, lapangan kerja, HAM, hak masyarakat dan minoritas dalam hal budaya, standar moral dan etika mereka, dan banyak ide terkait lainnya (Setiawan, 2023).

            Tujuan dilakukannya penerapan pendidikan multikultural kepada siswa ialah agar memiliki sikap yang percaya diri, bertanggung jawab, memiliki toleransi serta memiliki sikap nasionalisme. Selain itu, pembelajaran multikultural berbasis dapat meningkatkan kesadaran multikultural, meningkatkan kurikulum, serta membentuk karakter. Selain memperkuat pengetahuan dan wawasan, efek lain dari proses pembelajaran multikultural yaitu dapat meningkatkan sifat positif dan menumbuhkan motivasi yang membangun bagi peserta didik.

            Guru sebagai pendidik, tugas guru adalah menyampaikan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan pada siswanya. Tanggung jawab seorang guru adalah mengajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada siswa. Peran guru sebagai motivator memahami pentingnya motivasi intrinsik. Semua siswa harus termotivasi untuk belajar dalam semua kegiatan yang dilakukan, karena guru harus menjadi motivator yang dapat mengembangkan siswa, memotivasi siswa untuk giat belajar dan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran (Octamaya Tenri Awaru, 2023).

            Dalam pendidikan multikultural, diharapkan seorang guru dituntut professional, akan tetapi juga harus mampu menanamkan nilai-nilai seperti demokrasi, humanisme, dan pluralisme. Dengan penanaman nilai-nilai tersebut diharapkan peserta didik mampu menjunjung tinggi prinsip-prinsip moralitas, kedisiplinan, kepedulian, dan kejujuran dalam perilaku keseharian. Peranan guru dalam mengimplementasikan pendidikan multikultural sangat penting dalam masyarakat yang semakin multikultural. Guru harus menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, mengenalkan siswa pada budaya yang berbeda dan mendorong diskusi terbuka tentang perbedayaan budaya. Guru juga harus membangun perspektif yang berkeadilan sosial dan manusiawi melalui pendidikan multikultural, serta mendorong kesadaran multikultural dengan membangun semangat empati dan toleransi kepada peserta didik. Dalam proses pembelajaran, guru harus memberikan penguatan, penegasan, dan motivasi agar nilai-nilai multikultural menjadi suatu proses yang melekat dan tertanam kuat dalan pribadi siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

            Peran guru dalam meningkatkan kesadaran multikultural di kalangan siswa sangat penting. Guru harus mengembangkan kompetensi multikultural mereka sendiri, termasuk memiliki kesadaran budaya, keterampilan komunikasi antarbudaya, dan pengetahuan tentang praktik pendidikan yang adil secara budaya. Dengan demikian, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan menghargai keragaman budaya, agama, etnis, dan latar belakang sosial siswa. Dalam pendidikan multikultural, seorang guru dituntut harus mampu menanamkan nilai-nilai seperti seperti demokrasi, pluralisme, dan humanisme. Guru harus mampu membangun perspektif yang berkeadilan sosial dan manusiawi melalui pendidikan multikultural dengan semangat empati dan toleransi kepada peserta didik. Guru juga harus dapat mempertimbangkan perbedaan nilai-nilai, kebiasaan, dan motivasi belajar siswa dari latar belakang yang berbeda. Mereka harus mengembangkan strategi pengajaran dan memberikan penjelasan tambahan untuk memastikan bahwa semua siswa dapat mengakses infromasi yang sama. Guru harus mampu menciptakan ruang kelas yang positif, mendukung, dan inklusif yang memotivasi semua siswa apapun latar belakang mereka.

Saran

            Berdasarkan informasi yang telah dipaparkan diatas, sebaiknya diperlukan banyak penelitian tentang bagaimana mengembangkan program pengajaran  sesuai dengan  pendidikan multikultural dan mengapa guru mata pelajaran tertentu memiliki sikap yang lebih positif terhadap pendidikan multikultural serta meningkatkan partisipasi dari guru dalam program pertukaran budaya yang berguna untuk meningkatkan kesadaran dan kompetensi mereka terhadap pendidikan multikultural. Guru diharapkan mampu mengembangkan kesadaran multikultural pada siswa melalui proses pengembangan sikap dan tingkah laku yang mendewasakan manusia melalui proses pembelajaran, pelatihan, perbuatan, dan melalui cara-cara mendidik

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Masamah, U., & Zamhari, M. (2016). Peran Guru Dalam Membangunan Multikultural Di Indonesia. Quality, 4(2), 271–289.

Octamaya Tenri Awaru, A. (2023). Peran Guru dan Orang Tua dalam Mengimplementasikan Pendidikan Multikultural. COMSERVA : Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 3(03), 1147–1154. https://doi.org/10.59141/comserva.v3i03.846

Setiawan, R. (2023). Proses Sosiokultural Siswa Dalam Pendidikan Multikultural di Sekolah Dasar. EDUSTUDENT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(4), 199. https://doi.org/10.26858/edustudent.v2i4.46829

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun