Mohon tunggu...
Citra Dwikasari
Citra Dwikasari Mohon Tunggu... Freelancer - Magister Hubungan Internasional

Open-ended human.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menakar Kepekaan Canada terhadap Aspek Human Security dalam Kebijakan Luar Negeri Terkait Covid-19

12 Mei 2020   21:33 Diperbarui: 12 Mei 2020   21:44 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: teepublic.com

Tulisan ini menganalisa Kebijakan Luar Negeri Kanada mengenai COVID-19 dengan menggunakan pendekatan keamanan manusia (human security) yang meletakkan individu sebagai objek sasarannya (referent object). 

Dalam studi Hubungan Internasional, konsep keamanan yang sering dirujuk adalah formulasi konsep oleh Barry Buzan dalam bukunya yang berjudul People, State and Fear, yaitu: "Security, in any object sense, measures the absence of threat to acquired values, insubjective sense, the absence of fear that such values will be attacked." (Buzan, 1983). 

Keamanan merupakan salah satu fokus perhatian yang ingin dicapai oleh semua pihak, baik entitas negara maupun individu, dalam hal ini juga terepresentasi dari perilaku Kanada sebagai sebuah negara.  Human security merupakan konsep yang menjadi pilar prinsipiel Kebijakan luar negeri yang dipertahankan oleh Kanada yang dilandaskan oleh pemikiran mantan Perdana Menteri Kanada Lioyd Axworty yang lebih menekankan kepada Hak Asasi Manusia (HAM) (Fitriyanti, 2020).

COVID-19  adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh novel coronavirus (nCOV). Saat ini, terhitung pada 6 April 2020 pukul 6:45 pm EDT, jumlah perkembangan COVID-19 di Kanada antara lain 336.806 orang yang sudah melakukan tes, 16.653 kasus yang terkonfirmasi, 318.46 negatif, 16.414 positif, 14 kemungkinan kasus dan 323 meninggal dunia (Canada Government, 2020). 

Oleh karenanya, COVID-19 dianggap sebagai ancaman kesehatan serius yang mana situasinya masih berkembang hingga saat ini. Sebagai tindak lanjut dari COVID-19, Kanada melalui kebijakan luar negerinya memperhatikan resiko terhadap keamanan dari warga negaranya  yang menjadi kepentingan nasional Kanada dan juga warga dunia melalui landasan Human Security yang berfokus pada HAM.

COVID-19 dikategorikan sebagai wabah sehingga termasuk ke dalam salah satu aspek human security menurut UNDP tahun 1994, terkhususnya keamanan kesehatan (health security). 

Pada 11 Maret 2020, World Health Organizations (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemik. (World Health Organization, 2020). Dengan adanya COVID-19 maka akan berkaitan dengan keselamatan masyarakat Kanada yang berjumlah 3.,894.799 jiwa dan secara langsung menjadi tanggung jawab Kanada sebagai negara. (Statistics Canada, 2020). 

Keselamatan masyarakat adalah kepentingan nasional negara dikarenakan menyangkut dengan problematika masyarakat dalam negeri. Dalam hal ini dapat dilihat menggunakan konsep human security bahwa Kanada menempatkan individu (warga negara) sebagai sentral objek dalam wacana, analisa dan kebijakan negara. Secara khusus, Kanada membentuk jaringan kesehatan terkoordinasi dari tingkat provinsi, negara hingga mitra internasional yaitu WHO guna mengontrol perkembangan COVID-19.

Kanada juga berupaya skala global yakni berfokus pada penahanan wabah dan pencegahan menyebarnya wabah yang meluas. Hal ini didasarkan dengan pertimbangan resiko terhadap keselamatan warga negara Kanada akibat COVID-19 baik yang berada di dalam maupun di luar negeri. 

Salah satu kebijakan Kanada adalah "melarang" perjalanan luar negeri sampai waktu yang tidak ditentukan termasuk di dalamnya berlaku pada perjalanan kapal pesiar. Selanjutnya, terdapat perintah darurat berdasarkan UU Karantina yang berlaku bagi semua pelancong di Kanada guna memperlambat penyebaran COVID-19 di Kanada.

Lebih khususnya, dapat dilihat berdasarkan rekam tindakan yang telah diambil oleh Kanada yang berkaitan dengan COVID-19 dalam negeri terhitung dari awal COVID-19 hadir yakni 31 Desember 2019 hingga 3 April 2020, dapat dianalisa secara khusus bahwa tindakan Kanada sangat sigap dalam menyikapi COVID-19. Hal ini didasarkan pada human security yang menjadi landasan bernegara Kanada. Lebih lanjut, Kanada mengambil beberapa tindakan. 

Pada 22 Januari, Kanada menerapkan persyaratan penyaringan terkait COVID-19 untuk pelancong yang kembali dari Cina ke bandara utama di Montral, Toronto dan Vancouver. Pada tanggal 9 Februari, Kanada memperluas persyaratan penyaringan COVID-19 untuk pelancong yang kembali dari daerah yang terkena dampak ke 10 bandara di 6 provinsi. 

Pada 13 Maret, Kanada menyarankan warga negaranya untuk menghindari semua perjalanan tidak penting di luar territorial Kanada sampai pemberitahuan lebih lanjut. Pada 16 Maret, Kanada menyarankan para pelancong yang memasuki Kanada untuk melakukan isolasi diri selama 14 hari. 

Pada 18 Maret, Kanada menerapkan larangan warga negara asing (WNA) dari semua negara, kecuali Amerika Serikat (AS) memasuki Kanada, perbatasan Kanada-AS ditutup untuk semua perjalanan yang tidak penting, dan mengarahkan kembali kedatangan penerbangan penumpang internasional ke empat bandara di Calgary, Vancouver, Toronto dan Montreal.

Dalam skala global, Kanada memberikan perhatian terhadap HAM warga dunia terkhususnya berkaitan dengan COVID-19. Menteri Pembangunan Internasional Kanada Karina Gould menjelaskan bahwa Kanada harus berdiri dalam kesolidaritasan dan membangun kerja sama dunia untuk menanggulangi COVID-19. 

Hal senada terlihat pada penjelasan Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Phulippe Champagne yang menjelaskan pentingnya untuk berkoordinasi dengan mitra internasional seperti berinvestasi pada penelitian vaksin COVID-19 dan mendukung negara berkembang di dunia yang sedang krisis akibat COVID-19 (Canada Government, 2020). 

Di saat yang bersamaan, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menanggapi COVID-19 sebagai tantangan global yang berdampak pada sektor kesehatan, ekonomi dan sosial di dunia, terkhususnya Kanada sehingga Kanada membentuk anggaran khusus dalam menanggulangi COVID-19 senilai lebih dari $ 1 miliar. (Prime Minister of Canada, 2020)

Kanada menyumbangkan $ 150,5 juta untuk mendukung upaya global mengatasi COVID-19 yang didistribusikan ke berbagai lembaga global. 

Sejumlah $84,5 juta kepada mitra internasional yakni World Health Organization (WHO), United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), World Food Programme, UNICEF, International Organizations for Migration, United Nations Populations Fund, International Committee of the Red Cross, International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East, United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs dan Food and Agriculture Organization of the United Nations. 

Selanjutnya, sejumlah $30 juta untuk Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) untuk penelitian internasional pengembangan vaksin COVID-19 yang merupakan wujud dukungan terhadap komitmen para anggota G7 pada 15 Maret 2020, sebelumnya Kanada telah menyumbangkan $14 juta ke CEPI yang diumumkan oleh Perdana Menteri Justin Trudeau pada KTT G20 di Hamburg tahun 2017 dan Buenos Aires tahun 2018. 

Kemudian, sejumlah $30 juta untuk negara mitra Kanada yang secara khusus meminta bantuan finansial untuk menghadapi COVID-19. Selanjutnya, sejumlah $5 juta untuk guna meningkatkan kapasitas keamanan kesehatan global terkhususnya negara se-kawasan melalui Global Affairs Canada's Weapons Threat Reduction Program. (Canada Government, 2020)

Kanada juga memberikan dukungan untuk negara lain yakni China dengan menyediakan sekitar 16 ton peralatan perlindungan pribadi  seperti pakaian, pelindung wajah, topeng, kacamata dan sarung tangan untuk mendukung respons China terhadap COVID-19 tanpa mengurangi persediaan domestik Kanada. 

Kanada terus mendukung inisiatif global lainnya yang membantu memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan deteksi dini virus seperti COVID-19 (Government of Canada, 2020). Oleh karena itu, dapat dianalisa dan disimpulkan bahwa kebijakan luar negeri yang diambil Kanada berkaitan dengan COVID-19 yakni dilandaskan pada konsep Human Security terkhusunya penegakan HAM.

References

Buzan, B. (1983). People, States and Fear. ecpr.

Canada Government. (2020, April 7). canada.ca. Retrieved April 7, 2020, from Public Health: Corona Virus Disease COVID 19: canada.ca

Canada Government. (2020, April 5). Global Affairs. Retrieved April 8, 2020, from Canada's support for international efforts to fight the COVID-19 pandemic: canada.ca

Canada Government. (2020, April 5). Global Affairs Canada. Retrieved April 8, 2020, from Backgrounder- Canada Provides Funding to Adress COVID-19 Pandemic: canada.ca

Fitriyanti, R. (2020, April 7). DASAR-DASAR PEMIKIRAN HUBUNGAN LUAR NEGERI KANADA. Ciputat, DKI Jakarta, Indonesia.

Government of Canada. (2020, Maret 13). Public Health. Retrieved April 8, 2020, from Government of Canada takes action on COVID-19: canada.ca

Prime Minister of Canada. (2020, Maret 11). Justin Trudeau, Prime Minister of Canada. Retrieved April 8, 2020, from Prime Minister Outlines Canada's COVID-19 Response: pm.gc.ca

Statistics Canada. (2020, Januari 1). Statistic Canada. Retrieved April 8, 2020, from Population and Demography: statcan.gc.ca

World Health Organization. (2020, Maret 11). Situation Reports of Corona Viruse. Retrieved April 8, 2020, from Coronavirus disease 2019 (COVID-19): who.int

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun