Setelah selesai urusan dengan sang ibu, kami berjalan ke halaman depan. Kami berjalan kedepan, ketika sampai di samping rumah nenek kami mendengar suara.
"Nduukk"
Suara itu samar terdengar olehku. Yang ternyata sangat jelas bagi sang adik.
"Mbak, ada mbah" panggilnya menyudahi pencarianku.
Segera aku sadari suara itu berasal dari nenek gadis yang duduk di deket jendela
"Kamu mau lihat nenek dek ?" tanyaku
"Mau mbak" jawabnya bersemangat
Gadis itu berjalan bergegas berjalan, aku mengikutinya dari belakang dia terlihat senang.
Aku mengenal dua bersaudara ini sudah lama, tetapi aku belum pernah menjenguk sang nenek meskipun aku mengetahui mereka mash memiliki. Sekalian saatnya silaturahmi pikirku, toh kami tidak sedang buru-buru.
Gadis itu masuk ke dalam rumah bercat hijau dan putih. Melihat kondisi luar rumah yang bru saja di cat aku tidak menyangka bahwa kondisi di dalam berbanding terbalik. Beberapa material bangunan  juga terlihat di sudut ruang tamu itu. Rumah kecil itu sangat sederhana beralas plesteran, lalu 3 sepeda kecil usang menyambut di sebelah kanan serta dipan dan kasur yang terlipat dan berdebu di sebelah kiri, aku memandang lurus dan terlihat sofa tua berdebu sendiri. Aku berjalan mengikuti gadis itu menuju kamar neneknya.
"Assalamualaikum mbah" sapanya