Mohon tunggu...
Citra Andriani
Citra Andriani Mohon Tunggu... Lainnya - Hello !!

Terus belajar, berproses dan saling berbagi IG : @citrandrn FB : Citra Andriani

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Citra-Story#14 | 30 Hari Lebaran di Malaysia

1 Juli 2019   06:31 Diperbarui: 1 Juli 2019   13:38 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lebaran gak pulang ?"

"Lebaran dimana nih ?"

"Emang gak libur ya di UTHM?"

Begitulah pertanyaan yang dilontarkan temen-temeku ya, lebaran ini memang aku dan teman-teman yang lain tidak pulang ke Indonesia, jawaban yang paling realistis adalah karena tiket pesawat mahal apalagi musimnya mudik. Kalo di UTHM sih jelas libur dong, sekitar 2 minggu libur. 

Alasan lainnya kita coba cari pengalaman lebaran diluar negeri hehee. Kolej Perwira pun semakin hari semakin sepi udah banyak yang pulang kampung, gimana dong perasaan kami liat yang lain pulang dan kita hmmm....

H-5 lebaran

Kami diajak Dr. Maisarah untuk menginap di rumahnya, alasannya karena memang di kolej perwira akan sangat sepi sekali, gaada yang jualan makanan dan kita bakal jadi zombi kalo tetep tinggal di kolej hehehehe. Ok lanjut

Kami menginap disana sekitar 10 hari. Kami berlima dijemput siang hari dan saat itu sedang  gerimis, mobil melaju menuju Kampung Simpang Lima, Batu Pahat.

Pertama kali aku datang ke rumah dr maisara serasa melihat rumah upin ipin secara real hehe

dokpri
dokpri

Karena masih puasa aku dan yang lain buka puasa dan sahur juga disini. Dr maisarah memiliki 3 anak lelaki, yang pertama Hazlam, yang kedua Hafidz dan si bungsu Hulaif sedang ada si kecil Zuhair anak dari kakak Dr.Maisara . Dan disana masih ada satu nenek.

H-1 lebaran

Malam itu Pak Shamsuddin menggemakan takbir selepas sholat magrib entah mengapa lidahku tercekat, aku tak bisa berkata-kata, mulutku benar-benar terkunci dan tak terasa aku menangis, sedih rasanya jauh dari orang tua setelah beberapa hari di rumah dr Maisarah aku semakin merindukan keluargaku. 

Dan disebelah kudengar Mbak Arofah juga menangis. Ah harusnya momen ini menjadi momen kemenangan. Harusnya kita bahagia. Gimana dong rasanya campur aduk. Hehe

Hari H lebaran

Terharu rasanya, aku sudah mulai menggemakan takbir. Kami berangkat pukul 8 pagi menuju masjid dekat rumah tidak terlalu dekat juga, kota harus naik mobil untuk melaksanakan sholat idul Fitri. Jika di Indonesia bada shubuh skan langsung disambung dengan takbir sembari menunggu pukul 6.30 untuk sholat id beda lagi kalau disini. 

Hampir sama hanya saja waktu dan suasana yang jauh erbeda, menurut ku lebaran di Indonesia jauh lebih meriah dan ramai daripada disini (tempat yang sedang aku kunjungi).

Atmosfer nya bener-bener  beda :'(

Tapi tak apa ya namanya juga pengalaman. Setelah sholat Ied kami saling bermaafan-maafan terutama dengan nenek karena kita bandel gitu, suka godain nenek. 

Oh ya fyi nenek ini kalo ngomongin agak teriak karena pendengaran nya udah mulai berkurang dan karena itu kita jadi takut kalo ngomong kan nenek agak teriak gitu kan hehehe.

Jika di Indonesia kita merayakan hari raya paling lama sekitar 2 minggu, atau hanya beberapa hari saja sebelum akhirnya tenggelam dalam rutinitas biasanya maka di Malaysia berbeda disini merayakan hri lebaran full selama 30 hari. 

Tapi bukan berarti liburan selama 30 hari tetapi saling mengundang untuk bertamu ke rumahnya masih berlangsung hingga 30 hari kedepan atau bisa disebut Marhaban.

4 hari pertama lebaran kami di rumah saja menerima tamu, kami sibuk membantu Dr. Maisara menyiapkan jamuan untuk keluarga yang datang. Nah kami hanya membantu yang bisa kami bantu, tapi meskipun begitu lelah sekali karena banyak tamu yang datang. Ah suasana nya semakin membuatku merindukan rumah. Kami saja lelah bagaimana Dr. Maisarah setiap tahunnya. 

Sebenarnya sama dengan Indonesia kebiasaan memberi makan kepada setiap anggota keluarga yang datang akan tetapi tradisi ini sudah berkurang. Sekarang orang-orang lebih memilih catering atau hanya memang keluarga terdekat saja.

Baik lanjut lagi ke rumah dr. Maisara. Intinya beberapa hari itu banyak sekali yang datang. Oh ya disini istilah silaturahmi dari satu rumah ke rumah lainnya atau saling berkunjung disebut beraye. Kegiatan beraye ini baru dilakukan oleh keluarga dr. Maisara ketika h+5. 

Ketika kami beraye kami mengunjungi  9 saudara nenek. Jadi mulai pagi hingga petang full kami jalan-jalan heheheh. Kami sampai mabuk kue raya karena saking banyaknya makan kue disepanjang rumah yang kami kunjungi.

dokpri
dokpri
Tapi lebaran ini jauh lebih berkesan untuk kami, kami sudah dianggap keluarga sendiri. Ada juga yang memberikan uang saku ya walaupun tidak banyak karena memamg angpau nya untuk anak kecil saja  hehehe jadi ya porsi anak kecil. Tapi kita juga dapat angpau dari dr. Maisara dan sekeluarga heehehe. 

Berapa banyak ? Cukuplah untuk makan sekitar semingguan lumayan dong ahahahhaha. Setelah sepuluh hari disini kami lanjut harus balik ke kolej karena kita masih harus persiapan present :'(....

Hari-hari berikutnya kami beraye di rumah beberapa supervisor dan salah satunya adalah supervisorku Dr. Helmy. Kami juga sempat diajak Dr. Wahyu untuk marhaban di salah satu tetangganya. Dr.Wahyu bercerita memang kalau disini suka sekali bersedekah, apalagi berbagi lewat makanan dan selalu tersedia plastik untuk tamu agar bisa membungkus makanannya jika masih lebih. 

Dan marhaban terakhir kami setelah 2 minggu di kolej sibuk persiapan FYP, kami kembali ke rumah Dr.Maisara dan sekaligus kami ingin berpamitan untuk terakhir kali kepada nenek sekeluarga karena bersedia menampung kami beberapa hari disini, rencana nanti kami akan berangkat ke Kuala Lumpur dari rumah Dr.Maisara.

dokpri
dokpri

Tak terasa memang waktu cepat sekali berlalu, baru saja kutulis tentang 30 hari ramadhan di Malaysia dan sekarang 30 hari Lebaran di Malaysia, lagi-lagi banyak hal yang kupelajari disini budaya serta kebersamaan dan kepedulian.  Lebaran kali ini jelas jauh berbeda dari lebaran sebelumnya. Dan lagi-lagi semua nya semakin berkesan.

Salam Lebaran 2019

Keluarga Mak Jum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun