Mohon tunggu...
Citra Andriani
Citra Andriani Mohon Tunggu... Lainnya - Hello !!

Terus belajar, berproses dan saling berbagi IG : @citrandrn FB : Citra Andriani

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Citra-Story#7 |Cendera Rasa dari Malang

1 Juni 2019   06:11 Diperbarui: 1 Juni 2019   07:06 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Dekan UWG dan Dekan UTHM

4 Maret 2019

Kami bangun pagi hari, teringat akan ada jamuan oleh pihak UTHM pukul 11.30 nanti. Tubuhku masih terasa lelah pun begitu dengan kedua temanku. Tapi kami bisa apa, kita harus segera persiapan untuk acara jamuan tersebut. 

Dari cerita Sarah penghuni kamar sebelah pukul 2 membuka kamar kami, jelas saja dia terkejut, kamar yang sudah beberapa bulan kosong, tiba-tiba lampunya menyala. Sedang setengah sadar Sarah menjelaskan jika kami student mobility (pertukaran mahasiswa) yang baru tiba dini hari tadi.

Pukul 10.30 kami sudah siap dan menunggu diluar asrama tepatnya di speak corner, tak lama Alif datang dan memberikan kami bungkusan seperti roti cenai dengan kuah kari serta es milo dalam plastic yang besar sekali porsinya menurut kami, itu sarapan pertama kami. Kumakan saja karena lapar, masalah rasa tidak terlalu buruk. 

Tak lama dari itu  kami dijemput oleh salah satu mahasiswa yang kemarin malam mengantar kami ke kamar, Fathiya namanya, benar saja pagi ini kami berkenalan kembali, kemarin jelas kami tidak fokus. Kami diantar ke kampus dengan mobil Alif, sama halnya dengan Fathiya yang juga merupakan mahasiswa KKE semalam.

Ini hari pertamaku di Malaysia. Seakan baru terbangun dari mimpi bahwa sekarang aku di Malaysia dan itu nyata.

Mobil Alif terus melaju, sesekali kami berbincang dengan Fathiya dan Alif. Kami masuk ke dalam gedung bewarna kuning bertuliskan FKEE menuju ruang dean (dekan Fakultas).  

Dr. Rusli menyambut kami dengan ramah, sembari menunggu pukul 11.30 kami berbincang dengan Dr Jais ditemani Dr Jabbar yang semalam menjemput kami.  Kami sampai pada saat acara jamuan, sebelumnya para dosen telah diajak berkeliling ke FKAAS, fakultas tempat Rafiko kuliah. Berbeda dengan aku, Sarah dan Mbak Arofah yang di FKEE. 

Acara pertama dimulai dengan sambutan oleh Dr Jais selaku dekan dari FKEE dilanjut dengan dekan dari kampus kami, Pak Fachrudin. Tak lama setelah itu penyerahan cendera mata oleh kedua belah pihak kampus.

Ini cenderahati (cenderamata jika di Indonesia)....... " sambil menyerahkan tas bertulisakan FKEE.

Nah kalau begitu ini adalah cendera rasa........ " gurau dekan yang lantas membuat seluruh ruangan tertawa sembari menyerahkan sekardus oleh-oleh kripik khas Malang itu.

Selanjutnya kami dijamu makan, kami baru saja menyadari jika Regina tidak ikut dalam acara pagi ini karena oleh supervisor nya dia diajak untuk kuliah. 

Entahlah bayangan kami pastiah dia amat lelah setelah perjalanan panjang semalam.  Tentu saja kami lelah, aku saja masih lelah dan ngantuk tapi semangat untuk berkeliling kampus baru ini  mengalahkan semuanya.

Acara jamuan selesai, kami lanjut dengan sholat dhuhur, saat itu pukul 13.30 waktu setempat, disini lebih cepat 1 jam dibanding Indonesia, Adzan sama-samar terdengar. 

Setelah acara jamuan itu kami masih harus menunggu lagi di ruangan yang tadi khususnya untuk kami bertiga di fakultas FKEE, utnuk bertemu supervisor kami. Jujur aku senang, wah amat senang pastiya, bertemu langsung dengan pembimbingku 6 bulan kedepan. 

Kami menunggu sembari mengisi borang  untuk mengambil subjek. Subjek dalam bahasa melayu sama seperti mata kuliah, aku tidak mengambil subjek lain hanya PSM (Project Sarjana Muda) 2 yang artinya tahun kedua.  

Jika di kampus UWG psm sama dengan skripsi bedanya jika di UTHM psm ini dibagi menjadi 2 semester, semester 1 yang 2 sks sedang semester 2 hanya 4 sks, tapi di UWG cukup 6 sks dalam 1 semester. Sebenernya sama dengan di jurusan informatika sih kalo psm 1 istilahnya pra skripsi.

Dan akhirnya aku bertemu dengan supervisor yang selama berbulan-bulan  ini hanya bisa aku lihat dari curiculum vitae beliau. Tentu saja beliau yang asli jauh lebih baik daripada di foto. 

Jika difoto beliau terlihat sedikit gendut dan berulit hitam, tapi aslinya beliau berkulit putih bersih enthalah mungkin foto itu sudah lama diambil dan beliau terlihat sangat kurus, tentu saja aku melihat dari pipinya yang tidak setembamm di foto dan baju beliau sangat besar, lebih tepatnya kebesaran, beliau juga tinggi tidak sependek bayangannku. 

Setelah memberi pengarahan dan saling memperkenalkan diri, dr Jais memberi kami dan sv saling berdiskusi. Aku mendekat ke dr Helmy

“Citra ya?” sapanya

Sekarang aku tepat duduk sampingnya.

“iya dr”

“apa project yang kamu mau buat” (beliau menyampaikan dalam bahasa melayu)

"(aku memberikan pengantar tentang proyek tugas akhir)".

Aku berbicara dengan hati-hati pun dengan beliau yang sedikit mengerti bahasa Indonesia. Beliau bicara dengan intonasi yang pas, tidak terlalu cepat versi aku, kami berusaha berkomunikasi dengan sebaik-baiknya. Sebelumnya aku menghbungi beliau lewat email menggunakan bahasa inggris, tentu saja karena aku tidak tau, tapi sesuai standar akhirnya aku berani mengemail beliau dengan bahasa inggris. Berbeda dengan sekarang, beliau berbicara melayu dan aku berbicara indonesia,

Diskusi berakhir dengan kesimpulan, besok selasa pukul 03.00 petang (sore), aku betemu di ruangan beliau untuk diskusi lebih lanjut mengenai project, karena memang seharusnya aku menyerahkan proposal skripsiku saat masih di Indonesia tapi aku tidak melakukannya, hei tentu saja aku lebih khawatir jika tidak jadi berangkat saat itu hehe. 

Besok aku diskusi di bilik(ruangan) beliau karena akan ada student lain yang konsultasi dengan beliau,

“Saya ada 4 student saat ini yang psm, 2 orang psm 1 dan 2 orang psm 2 termasuk awak (kamu)” jelasnya

“iya dr”

Memang disini 1 dosen (lecturer) bisa membimbing 3-4 orang saja untuk psm, agar fokus.

Sore itu, hari yang menyenangkan, kami kembali ke asrama pukul 17.00  dengan mobil, hari itu kami masih menjadi tamu, belum benar benar bisa dilepas. Kami tidak tau, kami melihat bis lalu lalang. 

Bis bertuliskan “Mayang Sari itu dengan nomor berbeda-beda melintas” aku tau itu kendaraan kami dari asrama ke kampus, tapi aku masih belum paham. Kami mulai berdapatasi dengan kondisi disini.

Kami sudah tiba di asrama, tersadar bahwa di asrama tersbut kami tidak mendapat bantal dan sprei, jadilah kami meminta Alif, student yang baru kita kenal, tentu saja hanya dia yang sejauh ini dekat dengan kami dan teman-teman yang menyambut kami, selain itu hanya Alif yang kami punya.

Malam itu juga Alif ditemani Vina mengantar kami ke Tesco salah satu supermarket untuk membeli beberapa keperluan disini. Alhamdulillah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun