Mohon tunggu...
Siti Maesaroh
Siti Maesaroh Mohon Tunggu... Karyawati -

Hello! I like to challenge myself with different things and often wondering how some things work :D

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Seandainya KRL Diintegrasikan dengan Kereta di Seluruh Negeri

6 Desember 2015   22:29 Diperbarui: 6 Desember 2015   22:58 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padanya saya banyak bertanya mengenai kereta dengan tujuan akhir Merak ini karena saya sudah lama sekali tidak naik kereta. Ia kemudian menjelaskan bahwa kereta akan datang sekitar pukul 14.30an. Di karcis akan tercantum akan tiba di Serang pukul 17.00 tapi menurutnya itu sering tidak akurat alias ngaret karena proses menaikturunkan penumpang yang membutuhkan waktu cukup lama di setiap stasiun yang dilalui, terutama saat tiba di stasiun Rangkasbitung, katanya.

Tiba giliran kami di depan loket. Ia mengatakan biar pakai uang dia saja dulu. Oke saya setuju. Saat menerima tiket, saya baru tahu bahwa harga tiket Serang-Kebayoran hanya Rp 8.000 saja. Sangat murah sekali..

Akhirnya saya menyadari saat saya naik ke dalam kereta Kebayoran-Serang bahwa harga delapan ribu rupiah memang sangat pantas untuk pelayanan di dalam kereta.

Tidak seperti KRL, kereta api domestik Patas-Merak tidak ber-AC. Jangankan AC, jendela saja tidak bisa dibuka. Hanya ada satu-dua lubang angin di dalam kereta yang bisa dibuka. Selain itu, posisi tempat duduknya juga berbeda. Bukan saling berhadapan dengan sisi/jendela lain kereta dan kursi yang melekat di sisi samping, tapi seperti kursi di dalam pesawat tapi saling berhadapan antardua pasang kursi. Selain itu, tidak ada hanger atau pegangan tangan bagi penumpang yang tidak mendapat tempat duduk. Oleh karena itu, banyak dari kursi yang idealnya diisi oleh dua orang tapi malah diisi tiga orang. Ada pun yang masih tidak kebagian tempat duduk harus rela duduk lesehan di lantai kereta.

Saya sendiri awalnya duduk lesehan, sebelum seorang bapak memanggil saya untuk duduk di ‘sisa’ kursi miliknya. Tidak lama kemudian seorang bapak yang lain memanggil saya lagi, ternyata ada satu kursi kosong di depannya dan ia menyuruh saya untuk duduk disana. Saya pun berpindah kesana.

Satu demi satu stasiun terlewati, semakin lama kereta ini terasa semakin panas dan membuat seluruh penumpang kegerahan. Seorang ibu tampak sangat sibuk menenangkan bayinya yang menangis sepanjang jalan. Mungkin karena terlalu kelelahan, dalam kondisi yang panas itu saya masih bisa ‘tidur ayam’ alias tertidur sebentar lalu terbangun jika ada yang mengganggu lalu tertidur lagi jika suasana kembali tenang.

Bersyukur saat hendak sampai di stasiun Rangkasbitung hujan turun, membuat suasana di dalam kereta yang berjam-jam terpapar panas sang mentari menjadi hangat. Di sepanjang perjalanan ke Serang dengan kereta, saya melihat sawah-sawah yang terhampar luas, terutama di wilayah Rangkasbitung dan Kabupaten Serang.

Tiga jam lebih di dalam kereta akhirnya saya sampai juga di stasiun Serang. Ini mungkin pertama kalinya saya berada disini karena dulu, biasanya orang tua saya selalu naik/turun kereta dari stasiun Walantaka, satu stasiun sebelum stasiun Serang.

Mungkinkah jika diintegrasikan?

Dengan sedikit gambaran tentang perbandingan keadaan kereta api lokal Patas-Merak dengan KRL itu saya membayangkan, bagaimana ya jika KRL itu diteruskan sampai ke Banten (bukan hanya Tangerang raya)? Atau ke seluruh pulau Jawa? Atau bahkan seluruh Indonesia, dengan rel di atas/di bawah laut? Sepertinya itu akan sangat bagus. Akses distribusi barang, jasa dan manusia antarwilayah menjadi semakin mudah, cepat dan hemat karena antar daerah telah terhubung dengan satu media transportasi pasti.

Tapi tentu saja, hal ini tentu memerlukan modal yang sangat besar untuk merealisasikannya. Semoga saja suatu saat itu bisa terjadi di Indonesia. Saya berharap, saat itu tiba saya bisa merasakannya. Bisa merasakan kereta bawah laut dari Serang, Banten menuju Sorong, Papua Barat. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun