Apabila rasanya berkurang atau bahkan tidak ada, dikarenakan baru sadar kalau sudah punya barang serupa dan seberapa lama akan digunakan, baru deh saya hapus dari keranjang.
Nah itu yang saya maksudkan bahwa secara psikologi ada yang namanya stimulus dan kemudian respon. Tetapi kita kan manusia, jadi ada akal untuk berpikir, sehingga perlu bagi kita untuk mengambil jeda lalu berespon, itu termasuk bagian dari self control.Â
Menggunakan barang yang bisa dipakai berkali-kali
Banyak kok barang yang bisa dipakai berkali-kali tanpa menurunkan esensi dari barang tersebut, yang ada justru malah semakin aman buat bumi.
Saya berusaha untuk memulai sesuatunya dari diri sendiri baru di-share ke orang lain. Kalau kata dosen saya dulu di psikologi, belajar psikologi itu untuk diri sendiri dulu baru diterapkan pada orang lain.
Jadi dulu kalau kata nyelenehnya adalah 'berobat jalan' sebelum membagi 'obat mujarab' untuk diterapkan pada orang lain.Â
Saya dua tahun belajar menjadi minimalis dan semakin maksimalis kantongnya nih karena membeli barang yang bisa digunakan berkali-kali.Â
Saya perempuan, pakai make up untuk ke mana-mana itu nomor satu dan karena itu saya membeli peralatan make up yang bisa digunakan lagi, misal kapas.Â
Tidak hanya itu, pembalut juga sudah beralih dengan pembalut kain, sikat gigi bambu, cotton buds, kantong belanja (ini sampai orang di pasar hafal kalau saya datang untuk belanja pasti tidak akan ditawari kresek).Â
Bayangin saja kalau belanja di Ind**art, Al***art, atau tempat belanja lain, yang namanya kresek ada harganya jadi mending bawa dari rumah sehingga bisa digunakan berulang-ulang pula.Â
Sama halnya kapas, pembalut dan lainnya tiap bulan bakal ada di daftar belanja. Semenjak menggunakan yang bisa dipakai berkali-kali jadi aman dan hemat pastinya.