Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Gak Bahaya Tah, Ujian Nasional Dilaksanakan Lagi?

3 November 2024   08:01 Diperbarui: 8 November 2024   16:58 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UN dan Munculnya Fenomena Baru di Sekolah 

Di tingkat sekolah, pelaksanaan UN juga memunculkan fenomena baru. Fenomena tersebut lahir sebagai akibat langsung pelaksanaan UN di tingkat sekolah. 

Fenomena tersebut juga muncul sebagai bukti adanya rasa resah dan gelisah sekolah dalam melaksanakan UN. Fenomena tersebut antara lain:

a) Muncul guru UN dan UN

Dikotomi guru UN dan non UN muncul dalam proses pelaksanaan UN turut mewarnai kondisi sekolah pada saat UN dijalankan.  Munculnya dikotomi tersebut biasanya dipacu oleh kebijakan sekolah yang cenderung pro guru UN yang selalu diingatkan dan didongkrak pertanggungjawabanya. Sebab nilai UN yang diperoleh siswa adalah ukuran nama baik sekolah. 

Sehingga pimpinan sekolah selalu mengingatkan dan memberikan kebijakan yang cenderung pro guru UN untuk kelas-kelas akhir (SMA kelas III).  di masing-masing sekolah. Fenomena ini akhirnya memunculkan fenomena baru lagi yaitu munculnya kasta baru di sekolah

Langkah tersebut biasanya membawa kecenderungan yang agak kuat terkait dengan legacy sosial, seakan-akan guru UN adalah kasta tinggi di sekolah. Belum lagi terkait dengan kesejahteraan, guru UN pasti lebih sejahtera. Sebab selama pelaksanaan tambahan materi ada hitung-hitungan rupiah. 

Praktik demikian, selain memuncul dikotomi guru juga memunculkan kesan diskriminasi peran guru. Seakan-akan guru UN yang menjadi penentu keberhasilan belajar para siswa. Maka tidak mustahil guru-guru non UN ada yang bersikap a priori dalam menajalankan tugas.

b) Meniadakan mata pelajaran yang tidak di-UN-kan, untuk digunakan guru-guru pengampu mata pelajaran UN.

Langkah ini biasanya dilakukan di semester akhir (genap). Sehingga guru-guru UN mendapat tambahan jam untuk mempersiapkan suksesnya hasil UN bagi siswa-siswinya. Maka, beban mental guru-guru UN terasa berat. Terutama guru-guru negeri, akan menjadi bulan-bulanan kalau sampai nilai UN mapel yang diampu kalah dengan swasta. 

Oleh sebab itu, biasanya pada akhir tahun semester genap,guna mendongkrak nilai UN para siswanya, mata pelajaran non UN digunakan pembahasan soal-soal UN.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun