10) Bahaya Ambisi berlebihan
Dikisahkan di negeri Kalyanakataka tinggal seorang pemburu yang bernama Bhairawa. Saat melakukan perburuan ia memperoleh seekor Kijang. Dipikullah hasil buruan tersebut.
Dalam perjalanan pulang, pemburu bertemu dengan Babi hutan. Segera ia menurunkan hasil buruannya, selanjutnya mengambil anak panah untuk diarahkan pada Babi hutan.
Namun anak panahnya belum berhasil membuat Babi hutan meninggal, kemudian pemburu itu berkelahi dengan Babi hutan. Alhasil, keduanya meninggal.
Di saat demikian datanglah Serigala yang sedang kelaparan. Serigala sangat senang, ia berambisi untuk memakan semuanya (daging kijang, babi hutan, dan pemburu sekalian).
Serigala bukan memakan dagingnya terlebih dahulu, namun usus-usus yang digunakan pemburu sebagai busur panah. Tanpa disadari, Serigala terkena anak panah sehingga meninggal.Â
Kisah ini mengisyaratkan bahwa ambisi yang berlebihan akan membahayakan diri sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu bersama orang lain. Realita ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial, walaupun pada setiap orang adalah makhluk individual. Agar terwujud tertib sosial, diperlukan norma (aturan yang tertulis atau tidak) untuk ditaati.
Untuk bisa memenuhi kebutuhan aneka kebutuhan, manusia perlu hidup saling menolong. Agar relasi sosial tidak retak dan terganggu, tidak dibenarkan sewenang-wenang dengan kekuasaan yang dimiliki dan tidak mudah terhasut.
Dalam kehidupan sebagai individu untuk mencapai tujuan perlu mengembangkan akal budi, jangan membangun ambisi yang berlebihan dan berjuang agar tidak terpedaya dengan pujian orang lain.