Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Candi Barong Menjawab Hukum Peradaban "Challenge and Response"

14 Oktober 2024   07:08 Diperbarui: 17 Oktober 2024   10:34 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman induk Kompleks candi Barong. Dokpri

Kondisi demikian dirasakan sangat membuat masyarakat gelisah. Sebab pertanian adalah satu-satunya sumber ekonomi masyarakat.

Kondisi alam yang tandus dan bergantungnya masyarakat pada aktivitas pertanian tadah udan, mendorong masyarakat berusaha mencari solusi atas masalah yang dihadapi.

Kondisi demikianlah yang mendorong masyarakat memilih Dewa Wisnu dan Dewi Sri sebagai dewa yang dipuja.

Dalam mitologi India, Dewa Wisnu merupakan dewa pemelihara dan penyelamat dunia. Sedangkan Dewi Sri adalah salah cakti Dewa Wisnu yang dianggap sebagai Dewi Padi. Maka dengan menyembah Dewi Sri diharapkan akan menghadirkan kesuburan tanah disebut dengan dewi kemakmuran.

Maka, melalui pemujaan kepada Dewa Wisnu dan Dewi Sri inilah diharapkan mendatangkan berkah kesuburan tanah pertanian, sehingga bisa memperoleh hasil yang melimpah. Pada akhirnya diyakini bisa menyejahterakan warga masyarakat. (Sri Muryantini Romawati,2008:26-27).

Pembuatan Candi Barong dengan memuja Dewa Wisnu dan Dewi Sri merupakan jawaban atas tantangan yang dihadapi masyarakat. Sebab dengan memuja kepada Dewa Wisnu dan dan Dewi Sri yang dianggap sebagai dewi kemakmuran dianggap dapat menjadi solusi yang bersifat spiritual yang dapat mendatangkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. (Edi Sedyawati,dkk, 2013:66-67)

Berdasar uraian di atas dapat diketahui tentang tantangan yang dihadapi masyarakat yaitu tanah tandus dan berbukit. Untuk mempertahankan hidup dengan tantangan tersebut, masyarakat melakukan aktivitas pertanian dengan pola tadah udan.

Dengan kondisi demikian, pertanian masyarakat sangat tergantung dengan turunnya hujan. Selanjutnya guna melengkapi jawaban atas tantangan yang dihadapi, masyarakat berusaha memenuhi kebutuhan spiritualnya dengan memuja Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Tujuannya agar masyarakat selalu memperoleh kemakmuran di tengah tantangan yang dihadapi.

Maka dapat dijelaskan bahwa hukum peradaban "challenge and response" ada dalam pembangunan Candi Barong yang mempunyai aliran Wisnu, padahal candi-candi yang lain semua beraliran Siwa dapat dipahami.

Pemujaan kepada Dewa Wisnu merupakan salah jawaban atas kondisi riil yang dihadapi masyarakat di sekitar Candi Barong.

Dengan demikian Candi Barong dibangun dengan fungsi untuk pemujaan yang berhubungan dengan permohonan kesuburan tanah guna mewujudkan kemakmuran masyarakat yang hidupnya bergantung pada pertanian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun