b) Kehidupan relegius
Berdasar fakta yang ada di lapangan, dapat diketahui bahwa kehidupan masyarakat desa Liangan adalah relegius. Gambaran demikian dapat diketahui dari adanya dua candi, Setidaknya ditemukannya dua candi dan beberapa batur yang menjadi tempat-tempat prosesi ibadah. Proses sosial demikian menunjukkan bahwa masyarakat Liangan saat itu adalah masyarakat yang berpegang pada kehidupan yang religius. Sikap relegius merupakan salah satu ciri kehidupan masyarakat Indonesia sebelum masuknya pengaruh India yang membawa pengaruh agama Hindu dan Budha.Â
c) Struktur bangungan bertingkat (berundak)
Pada akhir masa pra sejarah Indonesia, bangsa kita sudah mengenal teknologi dengan menggunakan batu besar yang dibuat secara berundak. Contoh nyatanya adalah peninggalan Punden Berundak. Jadi, sebelum pengaruh India masuk; bangsa kita sudah mengenal tempat pemujaan yang dibuat secara berundak.
Apabila dicermati, struktur bangunan situs Liangan dari halaman III menuju halaman II sampai pada halaman utama (halaman I) juga tersusun secara berundak. Maka, bangsa kita pada saat itu dalam membangunan situs Liangan, masih mempertahankan konsep bangunan asli nusantara, selanjutnya dimodifikasi dengan pengaruh India (khususnya Hindu). Sehingga dalam pembangunan situs Liangan bangsa kita saat itu sudah menerapkan kecerdasan lokal sebagai identitas bangsanya.
Kearifan lokal adalah kepribadian budaya bangsa yang mampu bertahan, mengakomodasi,  dan  menginterogasi   unsur-unsur   budaya   luar ke  dalam  kebudayaan  sendiri. Keberadaan situs Liangan merupakan salah satu budaya bangsa kemampuan bangsa kita menyerap nilai-nilai dari luar yang dapat diadopsi dan dimodifikasi untuk kepentingan masyarakat, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa yang sudah berjalan secara turun temurun.
Referensi
Balai Arkeologi Yogjakarta.2014. Liangan: Mozaik Peradaban Mataram Kuno di Lereng Sindoro
Kusen.1994.Raja-raja Kuna dari Sanjaya Sampai Balitung Sebuah Rekonstruksi Berdasarkan Prasasti Wanua Tengah III. Majalah Berkala.Vol 14 No 2 1994. Diunduh dari https//berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id.
http://www.pda.or.id/pustaka/books-detail.php?id=20050020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H