2) Tembikar
Secara umum tembikar situs Liangan dibuat dari pasta kasar dengan campuran pasir maupun sekam. Adapun cara pembuatan menggunakan roda putar dan teknik tekan atau gabungan keduanya. Beberapa hasil temuan antara lain: kendi, periuk, lampu, kowi, penyangga wadah, cawan,dll.
3) Artefak batu
Artifak batu melengkapi keberadaan situs Liangan sebagai kampung peradaban. Beberapa temuan antara lai: pipisan, gandik, plat batu, manik-manik berwarna merah dan berlubang tembus.
4) Artefak logam
Sementara itu artefak logam juga ditemukan di situs Liangan. Beberapa temuan antara lain alat pertanian (cangkul, parang, sabit), alat bangunan (Angkor), alat rumah tangga (buyung, mangkuk, panic, pisau, talam, pegangan wadah, dll), alat tukang (cangkul, kapak, palu, tatah, dan tang), alat upacara (genta, giring-giring), alat penerangan (tempat minyak, lampu gantung), perhiasan       (cermin atau derpana), senjata (pedang, keris, dan mata tombak).
Sederet temuan struktur bangunan, sarana peribadatan dan aneka temuan selain struktur bangungan seperti keramik, tembikar, artefak batu, artefak logam, perhiasan, alat pertanian, maupun senjata; menunjukkan bahwa situs Liangan sebagai kampung yang mempunyai kompleksitas baik secara sosial, ekonomi maupun budaya. Secara tidak langsung juga teknologi juga sudah tinggi. Bahkan pada situs Liangan juga menyuguhkan arsitektur bangunan yang kompleks dan rumit. Hal ini menunjukkan tingkat peradaban masyarakat yang dikategorikan tinggi.Â
Sehingga sebutan situs Liangan sebagai kampung peradaban lebih mengacu pada keberhasilan masyarakat Liangan saat itu dalam menata wilayah sosialnya menjadi suatu tempat hunian yang terikat konsep ekonomi, sosial, maupun relegi. Penataan pola perkampungan dengan arsitektur yang rumit, kompleks dan mempunyai relasi keruangan yang jelas dan terprogram. Penataan pola kampung demikian tidak mustahil juga memunculkan pertanyaan, masuk wilayah territorial apa keberadaan situs Liangan?
Sampai sekarang situs Liangan sepertinya masih belum bisa diidentifikasi masuk dalam wilayah teritorial rajya (kerajaan), watak, atau wanua. Namun berdasar isi prasasti Rukam, secara territorial bisa saja masuk dalam watak patapan (Sugeng Riyanto,2014:157). Maka perlu telaah lebih lanjut agar dapat diketahui status atau kelompok teritorialnya.
Siapa Raja yang memerintah?
Misteri demi misteri situs Liangan muncul secara bertahap. Dugaan awal kalau situs Liangan adalah peninggalan candi, terbantahkan. Berdasarkan hasil temuan benda-benda purbakala, akhirnya disimpulkan bahwa situs Liangan merupakan kampung peradaban. Tentu masih ada perjuangan untuk mengungkap misteri lebih lanjut guna melengkapi temuan dan hasil rekonstruksi yang sudah ada. Misteri berikutnya yang tidak kalah penting adalah siapa yang berkuasa pada saat Liangan berdiri, bahkan yang memerintahkan?