Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anatomi Kekuasaan Dinasti Sanjaya berdasar Candi Umbul

18 September 2024   07:34 Diperbarui: 18 September 2024   07:35 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi Candi Umbul yang sekarang difungsikan sebagai kolam renang oleh masyarakat. Dokpri

Magelang (kabupaten khususnya) memang menjadi daerah yang mempunyai rekam jejak panjang terkait peradaban Hindu. Maka tidak mustahil, di wilayah Magelang bertebaran candi-candi Hindu baik yang sudah berhasil tersusun maupun yang masih terpendam. Salah satu candi Hindu yang juga mempunyai keunikan adalah Candi Umbul yang terletak di desa Kertoharjo kecamatan Grabag kabupaten Magelang.

Hadirnya candi tersebut melengkapi portofolio jejak kekuasaan dinasti Sanjaya yang pernah berkuasa di Jawa Tengah. Bahkan tidak mustahil, pada masa kejayaannya pernah berpusat di wilayah Magelang sekitar. Hal ini terbukti dengan ditemukanya sejumlah candi yang tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan. 

Di wilayah kecamatan Grabag (tempat candi Umbul dibangun) setidaknya terdapat bukti tertua jejak Hindu di Magelang yaitu Prasasti Tukmas yang diduga abad 6 atau 7 masehi, juga ditemukan adanya situs Plumbon (nyariwatu.blogspot.com), ditambah situs candi Umbul. Belum lagi temuan prasasti, Yoni, artefik, dll yang tersebar di berbagai desa di wilayah Kabupaten Magelang.  Bahkan sejak 2013 sampai dengan 2019 terus ditemukan situs-situs berbasis Hindu, secara khusus juga ditemukan candi Patirtan di desa Mantingan kecamatan Salam.

Temuan situs Hindu tahun 2013 sd. 2019.Data diolah. Dokpri
Temuan situs Hindu tahun 2013 sd. 2019.Data diolah. Dokpri

Sayangnya, keberadaan candi Umbul belum dilengkapi bukti-bukti yang dapat memperjelas keberadaanya. Sehingga untuk mengetahuinya, digunakan langkah membandingkan dengan bangunan atau komponen candi yang ditemukan dengan penemuan di tempat lain. 

Berdasar temuan komponen candi yang ada, disimpulkan candi Umbul adalah candi yang bercorak Hindu. BPCB Jawa Tengah menduga bangunan candi Umbul se zaman dengan kompleks candi Sengi di wilayah kecamatan Dukun. Masa pemerintahan raja siapa? Apa tujuan? Siapa yang berperan dalam pembangunan candi? Belum ada data yang mendukung. Sehingg jawabannya lebih bersifat interpretatif.

Sekilas tentang Candi Umbul

Berdasar paparan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah dapat diketahui beberapa temuan antara lain ditemukan candi yang diperkirakan dua buah. Dugaan demikian didasarkan pada temua komponen candi yang berpasangan. Dijelaskan lebih lanjut bahwa situs Candi Umbul merupakan bangunan yang memiliki kolam berjumlah dua. 

Dinding kolam terbuat dari batu andesit. Di situs Candi Umbul juga ditemukan arca Durga, Ganesha dan Siwa Mahaguru. Selain itu juga ditemukan miniatur candi yang mempunyai profil Jawa Tengah. Berdasar miniatur tersebut diduga candi Umbul dibangun antara 800 M s.d. 850 M (Abad IX). Maka candi Umbul adalah salah satu candi yang bercorak Hindu yang dibangun oleh raja-raja dinasti Sanjaya.

Poros Kekuasaan Dinasti Sanjaya di Magelang

Sejak Sanjaya mengeluarkan prasasti Canggal 732 M berikut pembangungan candi Gunung Wukir, para penerusnya terus mengembangkan kekuasaanya dengan berbagai langkah guna memantapkan kekuasaan dinasti Sanjaya. Salah satu langkah yang dilakukan adalah pembangunan candi. Langkah ini setidaknya bisa menjadi bukti bahwa para penerus raja Sanjaya masih terus mengembangkan sayapnya baik secara politik, sosial, sekonomi, budaya maupun agama.

Jejak peradaban Hindu di Magelang mulai teridentifikasi sejak ditemukanya prasasti Tukmas yang lokasinya juga sama-sama berada di wilayah kecamatan Grabag sekarang. Pengaruh Hindu di Magelang secara politik maupun agama nampak pada periode 732 M dengan dikeluarkanya prasasti Canggal oleh Sanjaya. Pada prasasti itu diperoleh penjelasan bahwa Sanjaya menjadi raja menggantikan Sanna setelah berhasil mengalahkan musuh-musuhnya. Status Sanjaya sebagai pendiri dinasti dapat diketahui lebih lanjut dari prasasti Mantyasih 907 M.

Jarak antara 732 M sampai 907 M di Magelang telah terjadi dinamika politik para penerus Sanjaya. Rentang waktu itu para penerus Sanjaya telah meninggalkan jejaknya di wilayah Magelang. Peninggalan tersebut dapat diketahui dari sejumlah candi, prasasti maupun benda-benda lain seperti yoni, artefak yang tersebar diberbagai wilayah Magelang.

Data diolah dari BPCB Jateng.Dokpri
Data diolah dari BPCB Jateng.Dokpri

Sebaran bukti-bukti tersebut menunjukkan Magelang menjadi "poros kekuasaan" dinasti Sanjaya pada abad VIII M s.d. X M. Data di atas juga memberikan gambaran bahwa pada masa raja Kayuwangi dimungkinkan menjadi penerus dinasti Sanjaya yang berhasil meneguhkan kekuasaannya di wilayah Magelang. Termasuk secara khusus, candi Umbul juga diduga dibangun oleh raja Kayuwangi. Persepsi demikian didasarkan dugaan BPCB Jateng yang memperkirakan bangunan candi Umbul se zaman dengan candi di komplek candi Sengi (Pendem, Asu dan Lumbung). 

Bersamaan dengan kondisi di Magelang, di wilayah Yogja muncul juga "poros Prambanan". Sebab di daerah tersebut juga banyak ditemukan candi-candi peninggalan Hindu. Setidaknya dapat didentifikasi antara lain candi Prambanan, candi Ijo, candi Kedulan, candi Sambisari, candi Morangan, dan candi Barong. Persebaran candi-candi Poros Magelang dan Poros Prambanan dapat dilihat pada tabel berikut:

Data diolah dari BPCB DIY dan Jateng.Dokpri
Data diolah dari BPCB DIY dan Jateng.Dokpri

Berdasar pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa Magelang menjadi pijakan pertama bagi Sanjaya dalam meletakkan pondasi kekuasaan dengan didirikanya candi Gunung Wukir dan prasasti Canggal 732 M. Setelah itu menuju Poros Prambanan yaitu pendirian candi Sambisari (812 M-838 M). 

Setelah itu Pikatan mendirikan candi Prambanan (prasasti Siwaghra 850 M dan Candi Ijo (850 M-900 M). Penyelesaikan pembangunan dimungkinkan terjadi pada masa pemerintahan Balitung. Dalam kurun waktu 869 M di Poros Prambanan didirikan candi Kedulan (869 M) masa Kayuwangi.

 Raja Kayuwangi dimungkinkan juga melanjutkan pembangunan candi Ijo, Prambanan. Bahkan dalam kurun waktu yang relatif bersamaan terjadi dinamika di wilayah Poros Magelang dengan didirikannya candi Pendem, Asu, Lumbung, diuduga candi Umbul, situs Plandi, Brongsongan, Samberan, Candiretno.  Sehingga Kayuwangi diduga kuat menjadi penerus Pikatan yang berhasil menyatukan kekuatan Poros Prambanan dengan Magelang.

Bahkan candi yang bercorak Budha juga mewarnai dinamika yang terjadi pada kedua poros tersebut pada abad IX M.  Di poros Prambanan dibangun  candi Sewu, candi Plaosan (utara dan selatan), candi Kalasan, candi Sari, candi Sojiwan, candi Banyunibo, dll. Di Magelang ditemukan candi Ngawen, Pawon, Mendut, Pawon, dan Borobudur. Hadirnya penguasa Sailindra dengan membangun candi-candi Budha dalam kurun waktu yang bersamaan menambah dinamika pada kedua proros makin seru. Kondisi kompetisi antar kedua kubu sampai terjadinya konflik tentu sangat memungkinkan terjadi. Sebab kedua dinasti yang sama-sama berada pada kedua poros, juga terlibat dalam pengembangan kekuasaan (politik), bukan semata budaya, ekonomi maupun agama.

Dengan demikian adanya pemusatan tempat pemujaan pada dua wilayah tersebut, dapat dijelaskan bahwa dinamika yang terjadi pada salah satu poros akan berdampak pada poros yang lain. Maka ketika terjadi persaingan, atau peperangan, pasti berpengaruh pada kedua poros tersebut.

Candi Umbul dan Portofolio Politik Dinasti Sanjaya

Candi Umbul menjadi salah satu candi yang berbeda dengan candi yang lain. Pada candi-candi yang lain lebih berfungsi sebagai tempat pemujaan (berdoa). Namun candi Umbul berdasar fakta yang ada berbentuk bangunan kolam berjumlah dua, walaupun ditemukan miniatur candi. 

Oleh sebab itu candi Umbul fungsi utamanya bukan tempat pemujaan, namun merupakan candi "patirtan" (pemandian/tempat mandi). Karakteristik inilah yang menjadi label spesial candi umbul dibandingkan candi-candi Hindu yang lain di Magelang khususnya. Maka, hadirnya candi Umbul makin menunjukkan portofolio politik dinasti Sanjaya makin banyak, lengkap dan berkembang. Fakta inilah yang membuktikan bahwa dinasti Sanjaya mempunyai peran politik yang sangat besar di wilayah Magelang.

Untuk siapa candi Umbul dibuat? Jawabnya setidaknya ada dua. Pertama, candi patirtan dibuat untuk pemandian para keluarga kerajaan. Kedua, candi patirtan dibuat untuk umum (masyarakat). Jawaban yang memungkinkan (logis) sesuai dengan latar belakang sosial dan agama pada saat itu, adalah untuk keluarga raja atau para bangsawan. Selanjutnya untuk kepentingan apa keluarga raja atau bangsawan berada di patirtan? Kiranya ada dua kepentingan. Pertama, untuk penyucian jiwa. Kedua untuk melakukan "laku tertentu" guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Dilansir dari https://perpus.jatengprov.go.id/ majalah/kabkota/magelang/gemilang216/ files/ res/ downloads/download_0014.pdf diperoleh penjelasan pada zamannya, kolam ini merupakan tempat pemandian para putra putri bangsawan. Selanjutnya keberadaan umpak (pondasi) yang terdapat di setiap sudut dasar kolam merupakan tiang penyangga atap pelindung. Sedangkan batuan lain berbentuk lingga datar merupakan alas duduk untuk bersemadi para ksatria.

Di wilayah Magelang sekitar, candi Patirtan tidak hanya candi Umbul, namun juga ditemukan di situs Liyangan (Temangung). Situs yang diduga kuat sebagai prototipe perkampungan zaman Hindu pada kisaran abad V M. Di wilayah Magelang juga ditemukan patirtan peninggalan dinasti Sanjaya yaitu situs Mantingan tahun 2019 di wilayah kecamatan Salam.

Candi Patirtan di situs Liyangan Temanggung.Dokpri.
Candi Patirtan di situs Liyangan Temanggung.Dokpri.

Lokasi candi Patirtan di Mantingan kecamatan Salam. sumber:https://perpus.jatengprov.go.id/ majalah/kabkota/magelang/gemilang216
Lokasi candi Patirtan di Mantingan kecamatan Salam. sumber:https://perpus.jatengprov.go.id/ majalah/kabkota/magelang/gemilang216

Adanya candi Patirtan yang tidak hanya ditemukan pada candi Umbul, menunjukkan bahwa proses spiritual dalam bentuk penyucian jiwa dan laku tertentu guna mencapai tujuan, memang mendapatkan perhatian penguasa dinasti Sanjaya saat itu. Hal itu menunjukkan bahwa selain raja membangun candi guna melakukan pemujaan, juga dilakukan pembangunan candi yang khusus berkaitan dengan penyucian jiwa maupun laku tertentu guna mencapai tujuan.

Anatomi Kekuasaan Dinasti Sanjaya di Magelang

Dinasti Sanjaya yang memulai kekuasaan pada 732 M di Magelang berdasar prasasti Canggal. Sejak periode tersebut para penerusnya terus mengembangkan sayap kekuasaan di wilayah Magelang-Prambanan. Dari berbagai peninggalan kepurbakalaan yang ada, dapat diuraikan tentang anatomi kekuasaan dinasti Sanjaya di Magelang sebagai berikut:

1) Politik

Seperti diuraikan pada beberapa artikel sebelumnya, bahwa politik yang dikembangkan dinasti Sanjaya adalah menerapkan sistem kerajaan. Sistem inilah yang digunakan sebagai upaya mengatur birokrasi kerajaan maupun pengembangan wilayah.Sistem kerajaan juga dijadikan sebagai sarana untuk mengembangankan kebijakan pembangunan ekonomi, sosial-budaya maupun agama. Oleh sebab itu makin kuat kekuasaan raja, maka kerajaan makin stabil dan makin disegani baik oleh para rakai sampai rama. Bahkan kuatnya system kerajaan yang dikembangkan akan mampu memeprtahankan wilayah jajahan.Dengan demikian sistem kerajaan menjadi bagian penting dalam pengembangan kekuasaan dinasti Sanjaya di Magelang.

Bukti keberhasilan dinasti Sanjaya mengembangkan sistem kerajaan, di Magelang berhasil dibangun berbagai candi yang menjadi bukti nyata keberhasilan kekuasaan politik yang diterapkan di wilayah Magelang, secara khusus adalah candi Umbul. Walaupun candi-candi yang dibangun merupakan candi tingkat watak bahkan wanua, namun dinasti Sanjaya tidak saja membangun candi  sebagai tempat pemujaan, namun lebih pada fungsi pembersihan jiwa dan laku tertentu yang dilakukan oleh para elit kerajaan. Dibangunnya candi Umbul sebagai candi Patirtan membuktikan bahwa raja mempunyai kepedulian terhadap kecerdasan jiwa para elit kerajaan. Tentu semua itu bertujuan untuk makin memperteguh kekuasaan politiknya. Candi Patirtan sepertinya menjadi cita rasa special dinasti Sanjaya di Magelang. Sebab sampai sekarang belum ditemukan candi pairtan yang berciri Budha. Maka candi Umbul merupakan salah satu candi peninggalan dinasti Sanjaya di Magelang yang berorientasi pada kecerdasan spiritual. Dibangunya candi Umbul menunjukkan makin kuatnya pengaruh dinasti Sanjaya pada abad IX M di wilayah Magelang. Maaka candi Umbul memperkuat dan melengkapi anatomi kekuasaan dinasti Sanjaya di Magelang.

2) Ekonomi

Seperti diketahui bahwa ekonomi menjadi kekuatan utama dalam menyangga kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Maka ekonomi menjadi landasan vital bagi terwujudnya kemakmuran masyarakat. Demikian juga dinasti Sanjaya juga menjadikan ekonomi sebagai struktur kehidupan kerajaan yang dijadikan penyangga kehidupan kerajaan dan masyarakatnya.

Kekuasaan dinasti Sanjaya abad IX M berdasar pada beberapa prasasti, di bidang ekonomi telah berhasil mengembangkan system perdagangan dan perindustrian, selain pertanian yang menjadi basis utama ekonomi kerajaan. Maka selain profesi yang makin berkembang, juga sumber pemndapatan negara juga berasal dari beberapa aktivitas ekonomi masyarakat. Kaum waisya menjadi pelaku utama dalam kegiatan ekonomi di masyarakat. 

Anatomi kekuasaan dinasti Sanjaya abad IX M tela menunjukkan keberhasilan dalam meuwujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pembangunan ekonomi inilah yang menjadi penyangga masyarakat dalam menopang pembangunan, perawatan maupun pelestarian bangunan-banguna peribadatan yang tersebar di wilayah Magelang. Dibangunnya candi Umbul membuktikan anatomi kekuasaan dinasti Sanjaya di Magelang dalam bidang ekonomi makin kuat. Pembangunan candi Umbul membuktikan Penguatan struktur ekonomi dinasti Sanjaya makin kuat.

3) Sosial

Anatomi kekuasaan dinasti Sanjaya juga dikembangan dalam bidang social. Seperti diketahui bahwa system social yang berkembang sejak munculnya kerajaan yang bercorak Hindu di Indonesia adalah menerapkan sistem kasta. Walaupun system kasta yang berkembang di nusantara tidak se keras dan se tegas di India yang menjadi induknya; pada masa dinasti Sanjaya juga menunjukkan konsep catur warna (brahmana, ksatriya, waisya dan sudra) dalam kehidupan di masyarakat. Anatomi kekuasaan dalam bidang social dapat dilihat juga pada pembangunan candi Umbul. Sebab pembangunan candi ini lebih untuk kepentingan kaum brahmana dan ksatria beserta keluarga.

4) Budaya

Anatomi kekuasaan dinasti Sanjaya di Magelang makin kuat dan lengkap dengan dibangunya candi Umbul. Sebab bukti-bukti kekuasaan dinasti Sanjaya di Magelang dalam bentuk pembangunan candi pada umumnya untuk pemujaan. Sedangkan pembangunan candi Umbul lebih berfungsi pada penyucian jiwa maupun langkah tertentu kaum elit kerajaan (baik keluarga raja maupun bangsawan). Maka dibangunya candi Umbul menjadi bukti semakin kuat dan lengkapnya anatomi kekuasaan dinasti Sanjaya di Magelang. Identitas budaya yang bercorak Hindu makin menguat. Namun candi-candi yang dikategorikan candi kerajaan yang ebsar dan komplek belum ditemukan di poros Magelang. Candi-candi tersebut ada di poros Prambanan.

Arca dan Komponen Candi Umbul yang ditemukan. Dokpri
Arca dan Komponen Candi Umbul yang ditemukan. Dokpri

Relief Kala pada sisi kiri dan kanan pintu masuk patirtan Candi Umbul. Data diolah. Dokpri
Relief Kala pada sisi kiri dan kanan pintu masuk patirtan Candi Umbul. Data diolah. Dokpri

5) Agama

Berkembangnya candi-candi Hindu abad IX M menunjukkan adanya anatomi kekuasaan dinasti Sanjaya dalam bidang agama semakin kuat. Bahkan dapat dikatakan, abad IX M adalah masa keemasan dinasti Sanjaya di Magelang. Candi Umbul yang diduga dibangun abad IX M sezaman dengan candi komplek Sengi (Pendem, Asu dan Lumbung), makin menunjukkan makin berkembangnya agama Hindu di wilayah Magelang. Apalagi sejak abad VI M atau VII M sudah ditemukan prasasti Tukmas di wilayah kecamatan Grabag. Dengan kata lain agama Hindu makin berkembang pesat di berbagai daerah di wilayah Magelang. Maka dibangunnya candi Umbul makin menunjukkan makin kuatnya anatomi kekuasaan dinasti Sanjaya dalam bidang agama.

Besar kecilnya kekuasaan suatu bangsa dapat dilihat pada peninggalan yang bersifat arkeologis maupun kepurbakalaan baik dalam bentuk bangunan maupun dalam bentuk tulisan. Bangunan-bangunan dan benda-benda purbakala yang ada tersebut menunjukkan besar kecilnya, lemah dan kuatnya anatomi kekuasaan yang pernah dimiliki. Candi umbul yang dibangun abad IX M menunjukkan anatomi kekuasaan dinasti Sanjaya di Magelang makin kuat dan berkembang.

Referensi

Ari Mukti Wardoyo Adi. 2020.Pelacakan Lokasi Tinggalan Hindu-Budha Berdasarkan ROD 1914 dan Pendekatan SIG di Wilayah Magelang. Majalah Berkala Arkeologi.Volume 40 No. 1, Mei 2020, 83-106. DOI: 10.30883/jba.v40i1.508. Diunduh dari https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/situs-candi-umbul-grabag-magelang

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/candi-ijo

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/candi-prambanan

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/candi-sambisari

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/candi-kedulan

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/candi-morangan

https://nyariwatu.blogspot.com/2013/07/situs-plumbon-grabag.html

https://perpus.jatengprov.go.id/ majalah/kabkota/magelang/gemilang216/ files/ res/ downloads/download_0014.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Umbul#/media/Berkas:Umbul_Temple,_ruins_of_stupa(?),_2014-06-20.jpg Umbul1a

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun