b) Perbanyak amalan-amalan sunah selain wajib
Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya selain primer, manusia juga berusaha memenuhi kebutuhan sekunder, bahkan kebutuhan tertier. Oleh sebab itu bagi orang beriman, selain menjalankan ibadah yang wajib juga perlu menambah amalan-amalan yang sunah.Â
Semua ini dilakukan agar kebutuhan jiwa makin banyak gizi. Bergizinya jiwa orang beriman akan berdampak pada lembutnya hati. Kelembutan hati yang dmiliki akan mendorong mudahnya mengakui kesalahan dan terus berjuang melakukan kemaslahatan.Â
Oleh sebab itu selain amalan-amalan yang wajib, orang beriman perlu melengkapi dengam amalan-amalan yang sunah selama bulan ramadan. Sehingga di luar ramadan, sudah mempunyai bekal ibadah yang makin lengkap.
c) Berbuka dan Makan Sahur apa adanya
Ada baiknya, orang beriman dalam melakukan berpuka dan makan sahur yang apa adanya saja. Jenis makan dan minum sebaiknya yang biasa dikinsumsi sehari-hari sebelum ramadan.Â
Pendek kata berbuka dan makan sahur sebaiknya apa adanya, makan minum seperti yang dilakukan sebelum puasa. Tujuanya agar orang beriman juga berlatih menahan nafsu terkait dengan kebiasaan makan dan minum. Berbuka dan makan sahur apa adanya merupakan gaya hidup yang menyehatkan fisik dan jiwa orang beriman. Maka tidak perlu mengada-ada.
d) Perbanyak muhasabah di 10 hari terakhir bulan ramadan
Melengkapi beberapa langkah di atas, ada satu aktivitas yang mempunyai pengaruh besar pada jiwa orang beriman, yaitu memperbanyak "muhasabah" pada 10 hari terakhir bulan ramadan; terutama di malam hari (khususnya pada malam-malam ganjil). Sebab pada aat itu Allah SWT menrunkan malam yang istimewa yaitu malam seribu bulan (lailatul qodr).
Maka muhasabah pada malam 10 hari terakhir bulan ramadan, merupakan iktiar spiritual yang berpengaruh besar pada tertatanya hati dan pikiran orang beriman. Sebab langkah muhasabah adalah langkah membaca kekurangan dan kesalahan yang telah kita perbuat baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama. Iktiar spiritual yang dilakukan di malam lailatul qodr, insha Alloh akan menjadikan jiwa orang beriman lebih berkualitas.
Ramadan adalah bulan perbaikan diri. Esensi langkah perbaikan diri makin berkualitasnya jiwa orang beriman. Indikasi jiwa yang meningkat adalah meningkatnya aspek-aspek kehidupan menuju yang lebih baik pasca ramadan, secara khusus adalah gaya hidup yang sesuai dengan nilai-nilai ramadan. Semoga bermanfaat!