Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

4 Langkah Mewujudkan Gaya Hidup yang Relevan dengan Spirit Bulan Ramadan

25 Maret 2024   06:16 Diperbarui: 25 Maret 2024   06:38 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbuka puasa yang diada-adakan. Sumber: cnnindonesia.com

Manusia dalam kehidupan sehari-harinya sering menunjukkan tampilan sesuai gaya hidupnya (life style). Tentu orientasinya lebih untuk memperoleh pengakuan eksternal atas eksistensinya. Namun sebagai orang yang beriman yang diberi kesempatan menikmati bulan suci ramadan, kiranya perlu mewujudkan gaya hidup (life style) yang relevan dengan spirit bulan suci ramadan.

Ramadan hendaknya menjadi momen indah bagi orang beriman untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan banyak keutamaan bulan ramadan. Pendek kata, ramadan bagi orang beriman adalah kesempatan emas untuk melakukan pembersihan diri menyongsong hari fitri.

Oleh sebab itu gaya hidup orang beriman di bulan ramadan hendaknya diselaraskan dengan nilai-nilai atau spirit bulan suci ramadan yaitu mejadi jembatan menuju orang yang bertaqwa. 

Dengan demikian orang beriman harus menyadari adanya Mutiara kehidupan yang dapat digali dalam bulan ramadan agar menjadi bekal menuju orang yang bertakwa.  

Mengingat ramadan adalah bulan penuh berkah, maka sebagai orang yang beriman berusaha agar ucapan, perilaku dan Tindakan yang dilakukan relevan dengan nilai-nilai ramadan.

4 Langkah Mewujudkan Gaya Hidup Relevan dengan Spirit Ramadan

a) Perbanyak istighfar

Tidak ada manusia yang tidak mempunyai dosa. Namun Allah SWT mempunyai sifat maha pengampun (Al Gaffar) terhadap hambanya yang mau menyesali perbuatan salahnya. 

Untuk memperoleh ampunan Allah, orang beriman diperintah untuk melakukan istighfar yaitu memohon ampunan atas segala dosa yang telah diperbuat. Istighfar bagi orang beriman mempunyai kekuatan yang dahsyat bagi ketenangan dan ketentraman hidup orang beriman. Sehingga makin sering dan makin banyak membaca istighfar, hati orang beriman akan merasakan ketenangan dan ketentraman. 

Kebiasaan beristighfar juga berdampak pada lembutnya hati orang beriman. Mengingat ramadan adalah bulan ampunan, maka sebaiknya orang beriman perlu membaca istighfar sebanyak-banyaknya.

b) Perbanyak amalan-amalan sunah selain wajib

Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya selain primer, manusia juga berusaha memenuhi kebutuhan sekunder, bahkan kebutuhan tertier. Oleh sebab itu bagi orang beriman, selain menjalankan ibadah yang wajib juga perlu menambah amalan-amalan yang sunah. 

Semua ini dilakukan agar kebutuhan jiwa makin banyak gizi. Bergizinya jiwa orang beriman akan berdampak pada lembutnya hati. Kelembutan hati yang dmiliki akan mendorong mudahnya mengakui kesalahan dan terus berjuang melakukan kemaslahatan. 

Oleh sebab itu selain amalan-amalan yang wajib, orang beriman perlu melengkapi dengam amalan-amalan yang sunah selama bulan ramadan. Sehingga di luar ramadan, sudah mempunyai bekal ibadah yang makin lengkap.

c) Berbuka dan Makan Sahur apa adanya

Ada baiknya, orang beriman dalam melakukan berpuka dan makan sahur yang apa adanya saja. Jenis makan dan minum sebaiknya yang biasa dikinsumsi sehari-hari sebelum ramadan. 

Pendek kata berbuka dan makan sahur sebaiknya apa adanya, makan minum seperti yang dilakukan sebelum puasa. Tujuanya agar orang beriman juga berlatih menahan nafsu terkait dengan kebiasaan makan dan minum. Berbuka dan makan sahur apa adanya merupakan gaya hidup yang menyehatkan fisik dan jiwa orang beriman. Maka tidak perlu mengada-ada.

d) Perbanyak muhasabah di 10 hari terakhir bulan ramadan

Melengkapi beberapa langkah di atas, ada satu aktivitas yang mempunyai pengaruh besar pada jiwa orang beriman, yaitu memperbanyak "muhasabah" pada 10 hari terakhir bulan ramadan; terutama di malam hari (khususnya pada malam-malam ganjil). Sebab pada aat itu Allah SWT menrunkan malam yang istimewa yaitu malam seribu bulan (lailatul qodr).

Maka muhasabah pada malam 10 hari terakhir bulan ramadan, merupakan iktiar spiritual yang berpengaruh besar pada tertatanya hati dan pikiran orang beriman. Sebab langkah muhasabah adalah langkah membaca kekurangan dan kesalahan yang telah kita perbuat baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama. Iktiar spiritual yang dilakukan di malam lailatul qodr, insha Alloh akan menjadikan jiwa orang beriman lebih berkualitas.

Ramadan adalah bulan perbaikan diri. Esensi langkah perbaikan diri makin berkualitasnya jiwa orang beriman. Indikasi jiwa yang meningkat adalah meningkatnya aspek-aspek kehidupan menuju yang lebih baik pasca ramadan, secara khusus adalah gaya hidup yang sesuai dengan nilai-nilai ramadan. Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun