Semua siswa mempunyai kecerdasan yang berhubungan dengan kreativitas (Creativity Quotient). Maka kreativitas bisa dikembangkan melalui berbagai latihan. Â Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran guru juga bisa mengembangkan potensi tersebut. Mengapa perlu dikembangan? Sebab kecerdasan yang berhubungan dengan kreativitas merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari bagi setiap orang, demikian juga bagi siswa juga penting dalam mengisi kehidupan di masa depan.
4 Keuntungan Mengembangkan Creativity Quotient bagi Siswa
Ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan siswa dalam proses pembelajaran yang mengembangkan Creativity Quotient. Beberapa manfaat tersebut antara lain:
a) Memotivasi untuk terus berliterasi
Berpikir kreatif memerlukan dasar pengetahuan. Makin banyak pengetahuan yang diperoleh, makin kaya dalam mengembangkan kreativitasnya. Oleh sebab itu ketika siswa diasah berpikir kreatifnya, mereka akan termotivasi untuk memperoleh pengetahuan baik membaca buku maupun sumber belajar lainnya.
b) Melatih dalam memecahkan masalah
Mengembangkan berpikir kreatif juga dapat melatih siswa memecahkan masalah. Melalui  masalah-masalah yang diberikan oleh guru, siswa akan terlatih dalam mengembangkan kreatvitasnya dalam memecahkan masalah tersebut. Kebiasaan berlatih tersebut bagi siswa akan mendorong siswa berlaih berpendapat atau mengeluarkan gagasan. Oleh sebab itu agar siswa terbiasa dalam memecahkan masalah, guru dapat menerapkan berpikir kreatif dalam pembelajaran.
c) Melatih siswa mengeluarkan gagasan atau ide-ide baru
Di atas telah diuraikan bahwa melalui latihan memecahkan masalah, siswa akan dilatih berani mengeluarkan gagasan atau ide-ide barunya. Oleh sebab itu pengembangan berpikir kreatif melalui pembelajaran merupakan langkah yang strategis dan efektif dalam melatih siswa mengeluarkan pendapat.
d) Melatih berpikir inovatif
Berpikir kreatif pada akhirnya mendorong berpikir inovatif. Oleh sebab itu ketika guru dalam pembelajaran menerapkan pengembangan berpikir kreatif, maka dalam proses tersebut siswa dilatih berpikir inovatif (menemukan ide atau gagasan yang baru)
Empat manfaat tersebut merupakan hal penting bagi siswa. Oleh sebab itu kualitas pembelajaran bisa ditingkatkan melalui pegembangan berpikir kreatif. Langkah tersebut menjadi sarana penting dalam melatih siswa mengasah pengalaman belajar mengembangkan ide-ide kreatifnya. Â
Langkah-langkah pengembangan Creativity Quotient dalam Pembelajaran
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan Creativity Quotient dalam proses pembelajaran. Langkah tersebut meliputi hal-hal berikut:
a) Menerapkan pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah
Pemecahan masalah (problem solving) mempunyai banyak manfaat bagi pengembangan mentalitas dan berpikir siswa. Oleh sebab itu guru dalam merancang dan menjalankan pembelajaran hendaknya berorientasi pada pemecahan masalah. Model yang bisa diadopsi antara lain Problem Based Learning, Projec Based Learning, Inquary Learning maupun Discovery Learning. Model-model tersebut efektif dalam melatih siswa memecahkan masalah.
b) Menerapkan pendekatan Konstrutivisme dalam pembelajaran
Paradigma dalam pendekatan konstruktivisme adalah siswa bukanlah gelas kosong. Artinya siapapun siswa mereka sudah mempunyai pengetahuan tentang materi yang dibahas. Oleh sebab itu tugas guru adalah mengkonstruk pengetahuan siswa yang berserakan menjadi suatu bangunan ide atau gagasan yang tertata agar mudah dipahami oleh dirinya maupun orang lain. Pendekatan konstrukvisme dalam pembelajaran secara proses dapat mengasah siswa berpikir kreatif.
c) Menerapkan pembelajaran aktif (Active Learning)
Pada dasarnya Active Learning adalah pendekatan yang ditekankan agar siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran. Keaktivitas tersebut bisa ditandai dalam kegiatan bertanya, keberanian menjawab pertanyaan, melakukan tugas-tugas guru maupun kegiatan lain yang dapat mengasah mentalitas dan pikiran. Oleh sebab itu berpikir kreatif yang dikembangkan dalam pembelajaran bisa dilakukan dengan pendekatan Active Learning.
Kemampuan berpikir kreatif dimiliki oleh semua siswa. Berpikir kreatif bukan monopoli siswa tertentu. Jadi semua siswa baik secara individu maupun kelompok dapat mengembangkan kreativitasnya. Berpikir kreatif juga bukan bakat yang dibawa sejak lahir. Pada dasarnya berpikir kreatif adalah keterampilan berpikir yang bisa diasah dan dikembangkan. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan melalui pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa. Siswa membutuhkan kemampuan berpikir kreatif yang matang dalam menghadapi tantangan abad 21.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI