Tanggal 2 Mei yang lalu bangsa ini memeperingati hari pendidikan nasional. Suatu peristiwa besar yang sangat berpengaruh bagi kemerdekaan Indonesia dan pembangunan peradaban bangsa ini berikutnya.
Dalam memperingati peristiwa tersebut, guru merupakan perbincangan utama ke sana ke mari. Sebab hari pendidikan hakikinya adalah harinya guru (walaupun guru mempunyai hari miladnya sendiri). Hari pendidikan sesungguhnya merupakan "nafas dan perjuangan yang dilakukan oleh guru".
Siapakah pilar penyangga dalam pendidikan? Tidak berlebihan jika  dijawab dengan jawaban singkat yaitu guru. Mengapa guru menjadi pilar penyangga pendidikan di negeri tercinta ini? Sebab guru adalah sutradara dalam proses pembelajaran.
Mengapa peran guru sebagai sutradara pembelajaran bisa menjadi penyangga pilar pendidikan? Sebab dari proses tersebut akan terwujud perubahan kognitif, sikap dan keterampilan peserta didik.
Demikian juga dalam merealisasikan konsep merdeka belajar guru mempunyai peran yang strategis dan menjadi penanam saham terbesar dalam mewujudkan konsep tersebut. Strategis, karena guru merupakan ujung tombak dalam menjabarkan kurikulum kepada peserta didik. Penanam saham terbesar, karena gurulah yang mengolah kognitif, sikap dan keterampilan peserta didik melalui proses pembelajaran.
Oleh sebab itu tidak berlebihan apabila realisasi merdeka belajar yang sesungguhnya adalah layanan pembelajaran yang berkualitas.
Sederet pertanyaan di atas selain mengingatkan bahwa guru mempunyai peran kunci dalam mewujudkan kualitas pendidikan, guru juga menjadi aktor perubahan sosial baik secara nasional maupun global.
Sebagai agen perubahan (agent of change) maka guru dituntut terus mengembangkan profesionalismenya sesuai bidang tugasnya. Simpul semua upaya guru meningkatkan profesionalisme bertumpu pada tugas pokok guru yaitu makin berkualitas guru dalam memberikan layanan pembelajaran.
Dari pembelajaran yang berkualitas akan mendorong perubahan pada diri peserta didik yang berkualitas baik kognitif, sikap maupun keterampilan.
Ciri-ciri Pembelajaran yang Berkualitas
Banyak tokoh, pemerhati maupun praktisi pendidikan mengulas tentang tentang ciri-ciri pembelajaran berkualitas. Namun apabila disimpulkan pembelajaran berkualitas adalah proses pembelajaran yang ditandai dengan meningkatnya proses dan hasil pembelajaran itu dibanding waktu-waktu sebelumnya.
Dengan kata lain ada perbaikan proses pembelajaran yang terjadi dan hasil pembelajaran yang diperoleh. Paramater tentang kualitas proses dan hasil tersebut sangat bergantung pada konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangan di lapangan.
a. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran
Meningkatnya kualitas proses pembelajaran merupakan indikasi adanya proses pembelajaran yang berkulitas. Kualitas proses pembelajaran meningkat apabila ditandai adanya dua hal berikut:
1. Pengelolaan Kelas yang baik
Guru yang profesional adalah guru yang mampu mengelola kelasnya secara berkualitas. Fathurohman dan Sutikno (2007) dengan mengutip pendapat Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa pengelolaan kelas merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasar pendapat tersebut, pengelolaan kelas yang baik adalah pengelolaan yang berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengelolaan kelas yang efektif dan efisien apabila ditandai dengan penggunaan metode, media, maupun model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi siswa baik yang bersifat kognitif, sikap maupun keterampilan.
Abdorrakhman Gintings (2014) memberikan beberapa indikator pengelolaan kelas yang baik: terjadinya perubahan perilaku siswa, adanya pengembangan pola pikir selama proses pembelajaran, adanya interaksi yang aktif antara guru-siswa selama proses pembelajaran, terwujud suasana batin yang ceria antara guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
Dengan demikian kualitas proses pembelajaran meningkat apabila pengelolaan kelas berjalan secara efektif dan efeisien. Pengelolaan kelas akan berjalan secara efektif dan efisien apabila ditandai dengan penerapan metode, media, model pembelajaran yang mampu melibatkan mentalitas dan berpikir siswa selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran berorientasi pada Hight Others Thinking Skill (HOTS)
Proses pembelajaran yang berorientasi pada HOTS juga merupakan indikasi proses pembelajaraan yang berkualitas. Pembelajaran yang mampu mengarahkan siswa pada HOTS secara langsung menunjukkan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran.
Mengapa pembelajaran yang berorientasi HOTS menunjukkan adanya kualitas pembelajaran? Sebab pembelajaran ini telah mengantarkan siswa secara horizontal mengembangkan "dimensi proses kognitif" yaitu kemampuan menganalisa (A4), kemampuan mengevaluasi (A5) dan kemampuan mencipta (A6).Â
Selanjutnya pembelajaran ini secara vertical mengembangkan "dimensi pengetahuan" yaitu konsepsual, prosedural dan metakognitif. Kedua kemampuan tersebut merupakan komponen berpikir tingkat tinggi.
Oleh sebab itu ketika guru dapat mewujudkan proses pembelajaran berorientasi HOTS, maka guru telah berhasil melatih siswa berpikir tingkat tinggi (berpikir inovatif, kreatif dan kritis). Uraian secara teoritis pernah diunggah di Kompasiana 5 Januari 2023 dengan judul Perlunya Guru Memahami Proses Berpikir Metakognitif.
b. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran
Kualitas hasil pembelajaran dapat dilihat pada perubahan perilaku siswa baik secara kognitif, sikap maupun keterampilan (psikomotor). Perubahan kognitif dapat berupa meningkatnya nilai setelah diadakan penilaian. Atau bisa berupa hasil berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Bisa juga berupa produk hasil berpikir kritis, kreativitas maupun pengembangan inovasi yang dilakukan siswa dalam menjalankan tugas guru.
Pengembangan inovasi, kreativitas dan berpikir kritis merupakan hasil perubahan keterampilan berpikir siswa. Perubahan sikap ditandai dengan meningkatnya motivasi, keberanian, keaktifan, kedisiplinan, tanggungjawab,dll dalam mengikuti proses pembelajaran.
Pembelajaran yang berkualitas ditandai adanya penerapan metode, media, model pembelajaran yang bervariasi dan mampu melibatkan peserta didik terlibat dalam pembelajaran.
Pada akhirnya berkualitasnya proses pembelajaran setidaknya ditandai adanya peningkatan proses dan hasil pembelajaran.
Meningkatnya kualitas proses pembelajaran bisa dilihat pada pengelolaan kelas yang baik dan keberhasilan guru melaksanakan proses pembelajaran yang berorientasi pada HOTS.
Sedangkan peningkatan hasil pembelajaran ditandai dengan meningkatnya hasil belajar setelah peserta didik melakukan assesmen.
Hasil tersebut bisa berupa kemampuan mengerjakan soal-soal atau berupa produk kreativitas maupun berpikir kritis yang dilakukan.
Merdeka belajar hakikinya adalah kebebasan peserta didik dalam memperoleh layanan pembelajaran yang sesuai dengan bakat, minat, kebutuhan belajar serta karakteristik peserta didik.
Maka layanan pembelajaran yang berkualitas adalah realisasi merdeka belajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Referensi:
- Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2018.
- Abdorrakhman Gintings. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. CV Humaniora. Bandung.2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H