Bagi umat Islam, salat menjadi perantara dialog dengan sang Khaliq dalam kurun 5 waktu sehari semalam. Melalui salat orang Islam menjaga dirinya secara periodik dan kontinu setiap harinya.Â
Maka salat menjadi ibadah kunci yang perlu terus dijaga dan diupgrade. Sebab makin berkualitas salatnya, makin cerdas spiritualnya. Makin cerdas spiritualnya, seorang muslim akan dapat menjaga diri dari perilaku keji dan munkar.
Ibadah kunci berikutnya adalah puasa (ramadan) yang menjadi proses asah jiwa seorang muslim (beriman). Puasa menjadi pengendali diri dan pembersih hati periodik setahun sekali.Â
Maka puasa juga menjadi ibadah kunci yang perlu terus dijaga dan dikualitaskan. Sebab puasa menjadi sapu pembersih lidah dan hati yang efektif. Puasa juga mengasah jiwa peduli.Â
Maka puasa mempunyai dua sasaran sekaligus yaitu personal dan sosial. Personal yaitu mengasah hati dari sederet penyakit yang ada agar bisa menjadi orang yang takwa.Â
Secara sosial puasa mengasah jiwa peduli sesama. Sebab rangkaian ibadah puasa mewajibkan umat Islam membayar zakat yang menjadi simbolisasi jiwa peduli sesama (khususnya fakir miskin).
2. Ibadah sunnah terus meningkat
Selain bisa menjaga kualitas ibadah kunci, maka untuk memperkuat kebermaknaan ibadah kunci, perlu dijaga pula dengan ibadah sunah. Salat lima waktu yang dijalankan, perlu juga diupgrade dan dipertajam dengan salat sunah seperti salat yang mengiringi salat wajib (rawatif), tahajud,dll.Â
Secara khusus bagi laki-laki, sebaiknya bisa menjalankan salat lima waktunya berjamaah di masjid. Langkah ini setidaknya secara ritual bisa menjaga kualitas diri dalam membangun hubungan vertikal kepada Allah SWT.
Selain melengkapi dengan salat sunah, puasa sunah seperti puasa syawal, puasa senin dan kamis, 10 muharam, dll hendaknya juga menjadi kebutuhan jiwa kita. Sehingga hati dan lidah kita tetap masih terjaga di luar bulan ramadan melalui puasa sunah dalam perjalanan waktu menyongsong ramadan berikutnya.
3. Pembiasaan hidup Islami