Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mengasah Jiwa Peduli Siswa ala SDIT Larish Magelang

12 April 2023   18:59 Diperbarui: 12 April 2023   19:12 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praktik peduli sesama, penyerahan bantuan sembako kepada masyarakat yang membutuhkan oleh siswa SDIT Larish. Dok.SDIT Larish

Jiwa peduli sesama merupakan salah satu bangunan kepribadian seseorang. Seperti bangunan kepribadian yang lain, jiwa peduli juga membutuhkan proses panjang. Sekolah mempunyai peran yang strategis dalam melakukan proses tersebut. Sebab sekolah selain mempunyai sumber daya manusia yang siap juga mempunyai visi dan misi dalam membangun kepribadian siswa-siswinya.

Hal yang dapat dijadikan momen untuk mengasah jiwa peduli adalah menggunakan momen bulan ramadan. Bulan ini menjadi momen yang strategis guna mewujudkan proses pembentukan kepribadian siswa-siswi. Mengapa strategis? Sebab waktu ramadan relatif lama. Selain itu juga didukung oleh kondisi suasana ibadah puasa. Kondisi demikian sangat mendukung untuk mengasah jiwa peduli siswanya.

 4 Strategi Mengasah Jiwa Peduli Siswa di Bulan Puasa

Untuk mengasah jiwa peduli siswa dapat diterapkan beberapa strategi. Langkah atau strategi yang bisa dijalankan didasarkan pada tujuan yang sudah dirancang oleh sekolah. Berikut beberapa langkah SDIT Larish Magelang dalam mengasah  jiwa peduli siswa pada bulan puasa.

1. Memasukkan Kegiatan Peduli Sesama dalam visi dan misi sekolah

Agar jiwa peduli siswa dapat tertanam di usia SD, idealnya dalam menyusun visi dan misi sekolah perlu mencantumkan hal tersebut. Sehingga sekolah dalam melaksanakan kegiatan didasarkan pada capaian visi dan misi yang sudah dituangkan. Dengan demikian kegiatan yang dilaksanakan sudah terencana sejak awal. Mengingat jiwa peduli itu penting, maka langkah pembekalan idealnya sudah dimulai sejak usia SD (bahkan bisa dimulai sejak TK). Sehingga diharapkan penanaman nilai jiwa peduli sesama dapat terinternalisasikan ketika dewasa sampai tua. Maka peran sekolah sekali lagi sangatlah penting.

Belajar Praktik Peduli sesama di Panti Asuhan oleh siswa SDIT Larish Magelang. Dok.Humas SDIT Larish.Dok.SDIT Larish
Belajar Praktik Peduli sesama di Panti Asuhan oleh siswa SDIT Larish Magelang. Dok.Humas SDIT Larish.Dok.SDIT Larish

2. Menyusun rencana anggaran dalam Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS)

Agar kegiatan tidak berjalan secara spontan, maka sebaiknya anggaran yang digunakan, dirancang dalam RAKS. Pastikan kegiatan ini dilakukan secara kontinu setiap tahun. Selanjutnya subyeknya juga semua siswa dari kelas 1 sampai kelas 6. Sehingga siswa keluar dari SD, sudah memperoleh pengalaman secara nyata di lapangan selama 6 kali. Harapanya agar jiwa peduli bisa terinternalisasi dalam diri siswa. Idealnya anak-anak usia SMP dan SMA juga melakukan kegiatan yang sama.

3. Lakukan camp ramadan (tidur di sekolah walaupun hanya sehari semalam)

Kegiatan camp ramadan di sekolah merupakan hal yang penting. Ajak siswa berbuka, salat magrib, isya, tadarus, makan sahur serta tidur di sekolah. Kegiatan ini sangat efektif untuk melatih kemandirian maupun tanggungjawab. Maka sekolah bisa merancang kegiatan camp ramadan untuk semua jenjang kelas dari kelas 1 sampai kelas 6. Kegiatan dilaksanakan secara bergantian. Prinsipnya semua kelas mengikuti kegiatan tersebut.

Praktik peduli sesama terhadap kaum Lansia oleh siswa SDIT Larih.Dok.SDIT Larish.
Praktik peduli sesama terhadap kaum Lansia oleh siswa SDIT Larih.Dok.SDIT Larish.
Selama kegiatan camp ramadan, rancang aneka kegiatan agar mereka mendapatkan nilai-nilai ramadan di sekolah secara maksimal. Tadarus, hafalan ayat, ceramah keagamaan,dll. Salah satunya kegiatan bakti sosial. Kegiatan ini bisa dalam bentuk memberi santunan fakir miskin berupa sembako ke berbagai desa di sekitar sekolah. Bisa juga bakti sosial dalam bentuk kepedulian yang lain (kebersihan masjid, pemberian bantuan sarana kebersihan,dll).

Belajar Praktik Peduli pada pemberian sarana  tempat ibadah (Musala di Kampung) oleh siswa SDIT Larish.Dok.SDIT Larish
Belajar Praktik Peduli pada pemberian sarana  tempat ibadah (Musala di Kampung) oleh siswa SDIT Larish.Dok.SDIT Larish
Oleh sebab itu perlu kerjasama dengan aparat desa terkait. Biasanya mereka dikumpulkan di balai desa atau masjid/musala terdekat. Pada umumnya diambilkan dari perwakilan fakir miskin dari berbagai dusun. Teknis tersebut diserahkan sepenuhnya kepada perangkat desa.

Penyerahan santunan sembako kepada fakir miskin oleh siswa SDIT Larish. Dok.SDIT Larish.
Penyerahan santunan sembako kepada fakir miskin oleh siswa SDIT Larish. Dok.SDIT Larish.
Dalam pembagian, masing-masing siswa harus membagikan kepada fakir miskin secara langsung. Tujuannya untuk mengasah hatinya tentang jiwa peduli sesama. Maka pelaksanaan perlu teknis pengaturan agar bisa berjalan dengan lancar. Agar siswa bisa praktik langsung dalam pembagian, maka perlu dipanggil juga secara bergantian.

4. Tentukan sasaran yang tepat dalam penyaluran

Menentukan sasaran juga harus tepat.  Pertimbangan utama adalah kebutuhan menjelang idul fitri yaitu sembako. Maka sasaran harus tepat yaitu kepada fakir miskin. Mengingat yang bisa mengumpulkan mereka adalah perangkat desa, maka sekolah jauh sebelumnya harus koordinasi dengan aparat desa. Langkah ini mempunyai dua manfaat. 

Pertama, melatih siswa mempunyai jiwa peduli, kedua dapat menyosialisasikan keberadaan sekolah kepada masyarakat secara langsung. Sebagai kombinasi, sekolah bisa menentukan sasaran pembelian sarana tempat ibadah di kampung. Jam dinding, tikar, sapu, dll. Barang-barang tersebut biar siswa yang menyerahkan kepada pengurus takmirnya.

Jiwa peduli siswa menjadi salah satu pilar kecerdasan  sosial siswa. Jiwa ini akan sangat dibutuhkan pada saat mereka menjadi dewasa bahkan sampai tua. Apabila siswa di masa dewasa dan tua mempunyai jiwa peduli sesama akan menjadi orang yang berpribadi tidak kikir, senang berbagai sesama,  peka terhadap kondisi orang lain yang membutuhkan. Pada akhirnya mereka akan memiliki mentalitas yang kuat.  Oleh sebab itu perlu proses panjang untuk mewujudkannya. 

Sekolah sebagai lembaga sosial yang menjadi pewaris nilai-nilai kehidupan siswa, berperan penting menanamkan nilai kehidupan peduli sesama  melalui pembiasaan-pembiasaan. Oleh sebab itu perlu kiranya merancang secara kontinu dan periodik. Pada lembaga sekolahlah jiwa-jiwa anak bangsa dalam berbagai bentuknya bisa diasah secara maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun