Kegiatan camp ramadan di sekolah merupakan hal yang penting. Ajak siswa berbuka, salat magrib, isya, tadarus, makan sahur serta tidur di sekolah. Kegiatan ini sangat efektif untuk melatih kemandirian maupun tanggungjawab. Maka sekolah bisa merancang kegiatan camp ramadan untuk semua jenjang kelas dari kelas 1 sampai kelas 6. Kegiatan dilaksanakan secara bergantian. Prinsipnya semua kelas mengikuti kegiatan tersebut.
bakti sosial. Kegiatan ini bisa dalam bentuk memberi santunan fakir miskin berupa sembako ke berbagai desa di sekitar sekolah. Bisa juga bakti sosial dalam bentuk kepedulian yang lain (kebersihan masjid, pemberian bantuan sarana kebersihan,dll).
Selama kegiatan camp ramadan, rancang aneka kegiatan agar mereka mendapatkan nilai-nilai ramadan di sekolah secara maksimal. Tadarus, hafalan ayat, ceramah keagamaan,dll. Salah satunya kegiatanOleh sebab itu perlu kerjasama dengan aparat desa terkait. Biasanya mereka dikumpulkan di balai desa atau masjid/musala terdekat. Pada umumnya diambilkan dari perwakilan fakir miskin dari berbagai dusun. Teknis tersebut diserahkan sepenuhnya kepada perangkat desa.
Dalam pembagian, masing-masing siswa harus membagikan kepada fakir miskin secara langsung. Tujuannya untuk mengasah hatinya tentang jiwa peduli sesama. Maka pelaksanaan perlu teknis pengaturan agar bisa berjalan dengan lancar. Agar siswa bisa praktik langsung dalam pembagian, maka perlu dipanggil juga secara bergantian.
4. Tentukan sasaran yang tepat dalam penyaluran
Menentukan sasaran juga harus tepat. Â Pertimbangan utama adalah kebutuhan menjelang idul fitri yaitu sembako. Maka sasaran harus tepat yaitu kepada fakir miskin. Mengingat yang bisa mengumpulkan mereka adalah perangkat desa, maka sekolah jauh sebelumnya harus koordinasi dengan aparat desa. Langkah ini mempunyai dua manfaat.Â
Pertama, melatih siswa mempunyai jiwa peduli, kedua dapat menyosialisasikan keberadaan sekolah kepada masyarakat secara langsung. Sebagai kombinasi, sekolah bisa menentukan sasaran pembelian sarana tempat ibadah di kampung. Jam dinding, tikar, sapu, dll. Barang-barang tersebut biar siswa yang menyerahkan kepada pengurus takmirnya.
Jiwa peduli siswa menjadi salah satu pilar kecerdasan  sosial siswa. Jiwa ini akan sangat dibutuhkan pada saat mereka menjadi dewasa bahkan sampai tua. Apabila siswa di masa dewasa dan tua mempunyai jiwa peduli sesama akan menjadi orang yang berpribadi tidak kikir, senang berbagai sesama,  peka terhadap kondisi orang lain yang membutuhkan. Pada akhirnya mereka akan memiliki mentalitas yang kuat.  Oleh sebab itu perlu proses panjang untuk mewujudkannya.Â
Sekolah sebagai lembaga sosial yang menjadi pewaris nilai-nilai kehidupan siswa, berperan penting menanamkan nilai kehidupan peduli sesama  melalui pembiasaan-pembiasaan. Oleh sebab itu perlu kiranya merancang secara kontinu dan periodik. Pada lembaga sekolahlah jiwa-jiwa anak bangsa dalam berbagai bentuknya bisa diasah secara maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H