Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cermati 9 Penyakit Hati untuk Mempersiapkan Diri Sambut Bulan Suci

18 Maret 2023   06:00 Diperbarui: 21 Maret 2023   10:30 1100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agama Islam menuntun umatnya menjadi manusia mempunyai kasalehan personal dan sosial. 

Untuk menjadi pribadi tersebut seseorang harus mempunyai kesadaran penuh tentang aneka penyakit hati yang dapat menghalangi seseorang menggapai profil keperibadian ideal tersebut. 

Oleh sebab itu agama Islam memberikan berbagai sarana agar umatnya dapat terhindar dari penyakit-penyakit hati yang dapat membahayakan bagi kehidupan baik secara personal maupun secara sosial. Salah satunya adalah diperintahnya orang-orang yang beriman menjalankan puasa ramadan. 

Oleh sebab itu dalam menyongsong hadirnya bulan suci tersebut perlu kiranya mengetahui dan memahami serta menyadari adanya penyakit-penyakit hati yang berbahaya. 

Agar penyakit-penyakit tersebut dapat diminimalisir, maka Islam memberikan sarana penyucian beberapa penyakit tersebut melalui puasa ramadan. 

Dengan kata lain, ketika seseorang mampu menekan dan meminimalisir penyakit hatinya, maka pribadi saleh personal dan sosial akan diraihnya. 

Keberhasilan seseorang mempunyai kepribadian tersebut membuktikan bahwa seseorang mampu memberikan kebermanfaatan hidupnya untuk dirinya dan orang lain dengan landasan rida' Allah SWT. 

Puasa ramadan menjadi salah satu sarana dan momen yang strategis meminalisir segenap penyakit hati yang ada.

Berikut ini 9 penyakit hati yang membahayakan diri dan orang lain

1) Egois

Egois merupakan salah satu penyakit hati yang membahayakan bagi siapapun. Penyakit ini menghinggapi semua manusia tanpa memandang status maupun kategori soaial apapun. 

Egois adalah sifat yang berorientasi pada upaya mementingkan diri sendiri. Merasa dirinya lebih hebat, lebih berkuasa, lebih popular, lebih kaya, lebih terhormat,dll  adalah cerminan sifat egois yang dimiliki seseorang. 

Maka sifat egois dapat mendorong seseorang menjadi sombong, serakah, pamer, meremehkan orang lain, pendendam, serta penyakit hati lainnya. 

Oleh sebab itu sifat tersebut dapat membahayakan dirinya juga orang lain. Di tengah kehidupan, juga kita temukan orang yang terpandang jatuh akibat sifat egoisnya.

Puasa ramadan, bagi umat Islam bisa dijadikan sarana dan momen yang strategis dalam meminimalisir sifat egois yang bersemayam di dalam hati. 

Proses edukasi spiritual yang diajarkan pada bulan ramadan, seperti tidak makan dan minum siang hari, salat tarawih, tadarus qur'an, infaq dan sedekah, membayar zakat fitrah merupakan proses yang dapat meminimalisir sifat egois. 

Oleh sebab itu, pemahaman secara utuh tentang hal ikhwal berpuasa perlu dimiliki agar kita bisa memperoleh substansi puasa yang kita jalani.

2) Pemarah

Marah dalam ajaran Islam adalah hal yang sangat dilarang. Sebab marah dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Oleh sebab itu menjadi pemarah harus dihindarkan. 

Sebab pemarah selain merugikan diri sendiri juga orang lain. Pemarah merupakan orang yang gagal mengontrol diri dari hal-hal yang dianggap tidak atau belum sesuai dengan yang diharapkan. 

Orang yang gagal mengontrol dirinya adalah orang yang tidak bisa berpikir jernih dan bertindak secara obyektif. Dengan demikian, langkahnya lebih condong pada ketidakmanfaatan (kemadaratan).

Seorang pemarah akan cenderung jatuh martabatnya, dijauhi banyak orang dan tidak akan memperoleh simpati dari orang lain. Tidak sedikit contoh di masyarakat seorang pemarah tersungkur akibat kemarahannya. Puasa ramadan bisa dijadikan sarana dan momen yang tepat untuk mengendalikan sifat pemarahnya. Proses edukasi yang diuraikan di atas dapat menjadi obat penawar sifat pemarah menjadi orang yang berlatih sabar.

3) Pendendam (sulit memaaafkan)

Dendam merupakan sakit hati yang berkaitan dengan perlakuan orang lain terhadap dirinya yang dianggap merendahkan, menghina atau meremehkan. 

Penyikapan tersebut diberikan respon dengan tidak bisa menerima dan ingin membalas sikap tersebut. Dampak lebih lanjutnya adalah tidak mau memaafkan kesalahan orang lain.  

Maka pendemdam merupakan sakit hati yang juga berbahaya baik bagi dirinya maupun orang lain. Bagi dirinya, seorang pendendam sulit memperoleh ketenangan jiwa. 

Sebab seorang pendendam mempunyai kecenderungan selalu mengingat perlakuan orang lain yang dianggap merendahkan dirinya, sehingga berkeinginan membalasnya.  

4) Iri dan dengki

Iri dan dengki merupakan penyakit hati yang berkaitan dengan ketidakmampuan seseorang memberikan respon positip (memberikan apresiasi) atas kelebihan atau keberhasilan orang lain. 

Sikap hati ini muncul ketika seseorang yang tidak memiliki kelebihan atau keunggulan baik prestasi, apalagi kekuasaan. 

Sedangkan "dengki" adalah sikap yang mengharapkan hilangnya nikmat, rasa senang, bahagia orang dan berbagai kelebihan, keunggulan atau prestasi yang dimiliki.  

Maka sikap dengki berkaitan erat dengan ketidakmampuan diri seseorang melihat kebahagiaan orang lain. Penyakit ini bisa bersemayam di hati siapa saja. Maka mewaspadai bahaya penyakit ini menjadi tanggungjawab kita semua. 

Puasa ramadan menjadi sarana dan momen yang bisa meminimalisir penyakit iri dan dengki pada seseorang yang berpuasa dengan baik dan benar.

5) Serakah

Serakah adalah sikap hati seseorang yang selalu merasa tidak puas tentang apa saja yang sudah dimiliki. Sehingga terus berusaha menambah dan menambah. 

Serakah lebih berorientasi pada cinta dunia (harta khususnya) secara berlebihan. Ekspresi yang ditunjukkan, selalu merasa kurang dan kurang selalu. Dengan kata lain serakah berkaitan dengan nafsu duniawi yang lebih berkaitan dengan harta-benda. 

Padanan kata yang mempunyai makna yang sama adalah kata "tamak dan rakus". Serakah merupakan penyakit hati yang berbahaya. Sebab penyakit ini bisa mendorong seseorang menghalalkan segala cara, sehingga bisa berdampak merugikan bahkan menghancurkan, merampas hak-hak orang lain. 

Korupsi bisa muncul salah satunya didorong oleh sikap serakah/tamak dan rakus. Pendek kata, serakah merupakan penyakit hati yang membahayakan yang perlu disadari. Puasa bulan ramadan merupakan sarana dan momen yang tepat mengendalikan dan meminimalisir sikap serakah ini.

6) Kikir

Kikir berkaitan dengan sikap seseorang untuk tidak peduli terhadap kondisi orang lain. Sikap ini muncul akibat persepsi seseorang terhadap harta yang dimiliki secara berlebihan. 

Kondisi demikian mendorong seseorang sangat berat membagikan Sebagian haknya kepada orang lain yang membutuhkan. 

Sifat kikir ini dapat mendorong seseorang menuju sikap serakah. Bulan suci ramadan menjadi sarana yang tepat untuk melatih seseorang mempunyai sifat dermawan.

7) Ujub, riya'dan sombong

Ujub (bangga diri), riya' (pamer) dan sombong (besar hati) merupakan satu kesatuan sifat yang melekat pada diri seseorang. Pada umumnya orang yang ujub adalah orang yang senang pamer. 

Kedua sifat ini merupakan cermin sikap sombong yang dimiliki seseorang. Demikian juga orang yang sombong selalu menujukkan sifat ujub dan riya'. Sombong mengarahkan sikap seseorang meremehkan orang lain. 

Maka orang sombong adalah orang yang menganggap dirinya lebih hebat dibanding orang lain. Maka ujub/riya/sombong merupakan salah satu penyakit hati yang berbahaya. Melalui puasa ramadan, sifat-sifat tersebut dapat diminimalisir.

8) Bergunjing

Bergunjing merupakan salah satu penyakit hati yang berkaitan dengan kebiasaan seseorang membicarakan kekurangan maupun "aib" orang lain. 

Sifat ini muncul sebagai respon terhadap orang lain yang dianggap tidak satu selera atau satu visi dalam kehidupan sehari-harinya. Maka bergunjing menjadi salah satu penyakit hati yang juga perlu diwaspadai. 

Sebab bergunjing bisa membuat nama baik orang lain menjadi cemar. Puasa ramadan yang dijalankan dengan kepahaman ilmu dan kesungguhan akan menekan kebiasaan bergunjing.

9) Bohong

Berbohong merupakan penyakit hati yang berkaitan dengan ucapan yang tidak sesuai dengan kondisi riil yang dilihat atau yang dilakukan. Berbohong berarti berkata yang tidak sesuai dengan kenyataan. 

Perilaku ini telah menjadi fenomena yang sudah menghinggapi berbagai kalangan dengan berbagai modusnya. Penyakit hati ini sangat berbahaya apabila dimiliki oleh tokoh atau elit di masyarakat, baik elit sosial, ekonomi maupun politik. 

Sebab "bohongnya" akan berdampak besar terhadap banyak orang. Maka puasa ramadan, memberikan pelatihan untuk terbiasa berkata jujur, tidak menipu agar tidak merugikan orang lain.

***

Hakikinya semua penyakit hati di atas merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. 

Namun apabila dicermati semua penyakit hati tersebut muncul akibat sifat egois yaitu sifat yang berorientasi pada kepentingan diri sendiri. 

Berpangkal dari sini, selanjutnya muncul perilaku ujub, riya', serakah bahkan kesombongan. Umat Islam diberikan kesempatan setiap tahunnya untuk mengobati aneka penyakit hati yang mesti melekat pada setiap orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun