3) Menugaskan kelompok membagi tugas kepada semua anggota sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Langkah ini bertujuan meningkatkan partisipasi semua anggota kelompok berpartisipasi dalam kegiatan memecahkan masalah yang ditugaskan.
4) Masing-masing anggota kelompok bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan bersama sehingga apabila ada anggota yang kesulitan, anggota lain wajib membantu.Â
5) Nilai diperoleh berdasarkan hasil kerja kelompok. Penilaian hasil tugas atau proyek masing-masing kelompok diberikan kepada kelompok bukan individu.Â
Langkah ini merupakan upaya guru menumbuhkan kerjasama kelompok sekaligus kebanggaan kelompok. Penilaian kepada kelompok juga dapat meningkatkan efektivitas kegiatan diskusi yang dilakukan oleh peserta didik.Â
Parameter yang dapat dijadikan pelaksanaan diskusi berjalan efektif dapat dilihat pada indikator berikut:
- Keterlibatan semua peserta didik secara maksimal dalam kegiatan diskusi
- Kondisi kelas berjalan secara dinamis dari proses awal sampai akhir kegiatan belajar
- Spirit maksimal dalam menjalan kompetisi hasil kerja kelompok
- Terjadi interaksi antar peserta didik maupun peserta didik dengan guru
- Hasil pelaksanaan tugas/proyek maksimal (tidak asal mengerjakan/asal-asalan)
- Sebagian besar peserta didik merasa puas atas pelaksanaan diskusi
Apapun kurikulumnya, keberhasilan tujuan pembelajaran berpulang kepada kita sebagai guru. Layanan pembelajaran yang inovatif menjadi kata kunci agar dapat melahirkan proses pembelajaran yang sesuai tuntutan kurikulum. Semoga bermanfaat.
Referensi
- Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Sani, Abdullah.2016. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta. Rosdakarya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H