Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengapa Guru Perlu Memaksimalkan Diskusi Kelompok dalam Pembelajaran Berdiferensiasi?

22 September 2022   08:27 Diperbarui: 22 September 2022   12:45 2514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengelolaan kelas dalam kegiatan diskusi sangat berpengaruh pada kelancaran proses diskusi kelompok. (Dokumentasi pribadi)

Diskusi kelompok bagi guru sudah tidak mungkin asing baik di telinga maupun di aktivitasnya. Sebab hampir setiap hari kita sebagai guru, sering menjadikan diskusi sebagai salah satu upaya mencapai tujuan pembelajaran yang sudah dirancang.

Sebagai suatu metode, diskusi mempunyai banyak manfaat, baik untuk guru maupun peserta didik khususnya. Sebab diskusi merupakan langkah kolaboratif yang terdiri dari beberapa personal peserta didik guna mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Maka tidak berlebihan jika dikatakan, bahwa diskusi mempunyai peran yang strategis dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Secara teoritis diskusi kelompok adalah wujud pembelajaran yang kolaboratif, partisipatif dan interaktif. Pembelajaran kolaboratif ditandai dengan adanya kerja sama antar peserta didik dalam membaas materi pelajaran. 

Pembelajaran partisipatif ditandai dengan adanya keterlibatan semua peserta didik dalam proses pembelajaran. 

Sedang pembelajaran interaktif ditandai dengan adanya interaksi antar peserta didik maupun peserta didik dengan guru. Dengan kata lain, dalam implementasinya diskusi kelompok mengantarkan proses pembelajaran bisa bermakna.

Perdebatan mewarnai proses diskusi guna menemukan solusi. Proses saling menghargai pendapat (Dokumentasi pribadi)
Perdebatan mewarnai proses diskusi guna menemukan solusi. Proses saling menghargai pendapat (Dokumentasi pribadi)

Realitanya di lapangan, belum semua praktik diskusi dapat berjalan sesuai dengan harapan. Di sana-sini masih ditemukan praktik diskusi yang masih belum efektif. 

Dominasi oleh segelintir peserta didik dalam diskusi, proses diskusi yang masih asal-asalan, tidak efisiennya waktu, tanya jawab sering stagnan, dll. Semua hal tersebut tentu berdampak pada tidak efektifnya kegiatan diskusi kelompok yang dijalankan.

Mengapa diskusi kelompok perlu dimaksimalkan?

Sebab di dalam diskusi kelompok terdapat banyak manfaat baik secara psikologis, sosial maupun edukatif, baik untuk guru maupun untuk peserta didik. 

Secara psikologis dapat mendorong situasi kejiwaan peserta didik merasa dipercaya guru terlibat dalam pembahasan materi pelajaran. Kondisi demikian pada giliranya dapat mendorong motivasi belajar peserta didik.

Secara sosial, dalam berdiskusi mereka dapat membangun relasi sosial sesama teman sebaya (peer group). Mereka bisa belajar bersama dengan teman sebaya dan saling melengkapi. 

Mereka juga bisa membangun solidaritas sesama anggota kelompok. Sedang secara edukatif, proses diskusi mengajari peserta didik tentang nilai dan norma dalam membangun interaksi social dengan orang lain. Proses demikian akan mendorong peserta didik berlatih menghargai orang lain.

Selanjutnya dalam proses diskusi peserta didik juga bisa belajar mandiri dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Pada akhirnya, disadari atau tidak bahwa praktik diskusi akan melatih kepemimpinan peserta didik (leadership).

Malu, bingung, takut selalu mewarnai mereka saat presentasi hasil diskusi. (Dokumentasi pribadi)
Malu, bingung, takut selalu mewarnai mereka saat presentasi hasil diskusi. (Dokumentasi pribadi)

Secara teoritis, Tjokrodiharjo dengan mengutip pandangan Arends,1997, menjelaskan bahwa aspek penting diskusi kelompok antara lain: mengembangkan pertumbuhan kognitif, menghubungkan aspek kognitif dengan aspek social dalam pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang positip, serta terjadi ikatan sosial antara peserta didik dengan peserta didik maupun peserta didik dengan guru.

Dari sudut guru penerapan diskusi kelompok bertujuan antara lain: meningkatkan cara berpikir peserta didik melalui pemahaman materi, menumbuhkan keterlibatan (partisipasi) peserta didik dalam membahas materi, membantu dan mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan proses berpikir (Trianto,2017).

Mencermati uraian tersebut kiranya tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa diskusi kelompok mempunyai banyak manfaat bagi peserta didik baik secara psikologis, social, edukatif maupun kecerdasan interpersonal.

Bagaimana agar diskusi kelmpok dapat berjalan secara maksimal?

1) Pastikan tempat duduk menjamin terjadinya interaksi semua anggota kelompok secara maksimal. Penataan tempat duduk sangat berpengaruh terhadap proses interaksi antar peserta didik secara dialogis. Sehingga penataan tempat duduk perlu diperhatikan oleh guru.

3) Bentuk kelompok secara berdiferensiasi. Pembentukan kelompok sebaiknya didasarkan pada kondisi peserta didik. Setidaknya pada kesiapan mereka terhadap materi yang dibahas. 

Guru bisa membagi kelompok berdasar gaya belajar mereka. Juga bisa berdasar tipologi otaknya (cenderung ke otak kiri atau kanan). Kepada kelompok yang dipandang mampu, berikan masalah yang problematik dengan kadar kompleks/rumit. Masalah dengan analisis sederhana diberikan kepada kelompok yang biasa-biasa saja.

Apabila guru membagi kelompok atas dasar gaya belajar, berikan masalah yang problematik sesuai dengan gaya belajar mereka. 

Apabila guru membagi kelompok berdasar tipologi otaknya, masalah yang problematik yang membutuhkan cara berpikir induktif lebih cocok diberikan pada mereka yang kecenderungannya pada otak kanan. Yang sistematis lebih cocok pada mereka yang mempunyai kecenderungan otak kiri.

4) Buatlah masalah yang problematik dengan tema yang bervariatif dan tingkat kesulitan yang bervariatif. Tujuannya agar semua kelompok dengan kondisinya masing-masing mendapat tugas yang sesuai dengan kondisinya.

5) Berikan penjelasan singkat apa manfaatnya ketika kelompok membahas masalah tersebut sebelum mereka menentukan pilihan. Tujuannya agar peserta didik dapat mengetahui secara garis besar manfaat masing-masing tema.

6) Berikan kesempatan masing-masing kelompok memilih tema masalah yang diminati

7) Berikan penjelasan langkah-langkah yang harus dilakukan selama kegiatan diskusi dilakukan

8) Dampingi semua kelompok dalam membahas masalah yang telah dipilihnya sampai tuntas, secara khusus kepada kelompok yang membutuhkan pendampingan maksimal (kelompok-kelompok tertentu).

Sebagai fasilitator pembelajaran, peran kita sebagai guru antara lain:

  • Menguasai materi yang sedang kita bahas
  • Memahami masalah yang kita minta didiskusikan kepada peserta didik
  • Menyiapkan instrumen yang diperlukan dalam diskusi (Lembar Kerja Siswa yang berisi masalah yang dibahas, Lembar pengamatan,dll)
  • Manajemen waktu yang efektif efisien. 

Sebagai fasilitator guru perlu melatih aspek disiplin waktu yaitu mengelola waktu secara efektif dan efisien agar jalannya diskusi tidak terlalu molor dari schedule yang telah disepakati. Ada target-target yang perlu ditegaskan agar peserta didik juga bisa mengelola waktu dalam proses diskusi yang dijalankan.

Tuntutan ideal penerapan diskusi kelompok dengan segenap keindahan pesonanya, semua berpulang pada kita sebagai guru. Kunci keberhasilan pelaksanaan diskusi kelompok terletak pada kemauan kita menyiapkan secara matang dengan segenap instrumen yang dibutuhkan. 

Kesadaran diri tentang arti penting kepuasan profesi ketika dapat membuat peserta didik di akhir pembelajaran tersenyum puas dengan pagelaran yang kita persembahkan, menjadi kata kunci. Pemaksimalan diskusi kelompok dapat dimodifikasi sesuai dengan tuntutan pembelajaran berdiferensiasi.

Referensi

Trianto Ibnu Badar al Tabany. 2017. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta. PT Kharisma Putra Utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun