a. Orientasi layanan
Guru otoritatif mempunyai kecenderungan kuat dalam memberikan layanan lebih berorientasi tugas yang selalu diberikan kepada peserta didik. Tugas-tugas tersebut biasanya berupa soal-soal yang berisi materi yang harus dikerjakan. Maka guru model ini lebih berorientasi pada capaian materi. Orientasi dalam memaknai keberhasilan proses, langkah membangun hubungan dan interaksi antara guru-peserta didik, kurang mendapatkan perhatian.
b. Persepsi tentang potensi diri peserta didik
Guru tipe ini memosisikan dirinya lebih hebat, lebih pintar di banding peserta didik. Maka dalam proses pembelajaran peserta didik dipandang sebagai objek (bukan sebagai subjek). Dampaknya potensi peserta didik terhambat perkembangannya. Sebab guru kurang percaya pada kemampuan peserta didik.
c. Respon terhadap argumentasi peserta didik
Beda pendapat guru-peserta didik adalah hal yang semestinya. Adu argumen guru-peserta didik adalah hal yang semestinya. Sebab ilmu pengetahuan terus dinamis. Namun pada tipe guru yang otoriter argumentasi guru yang dianggap lebih benar/paling benar. Maka bangunan argumen peserta didik harus seperti yang diinginkan oleh gurunya.
Dampak perilaku guru model ini bagi peserta didik adalah tidak berkembangnya insiatif, kreativitas peserta didik. Trauma psikologis juga akan mewarnai proses pembelajaran yang dikelola guru model otoriter.Â
Apa bahayanya bagi pelaksanaan Kurikulum Merdeka? Kurikulum ini memberikan arah agar guru-peserta didik dalam proses pembelajaran dapat memberikan suasana bahagia. Oleh sebab itu tipe guru otoritatif sudah kurang relevan dengan tuntutan Kurikulum Merdeka.
Bagaimana merubah perilaku tersebut agar sesuai dengan tuntutan dinamika pendidikan sekarang?
a). Orientasi pembelajaran diarahkan pada perkembangan berpikir peserta didik; sehingga tumbuh inovasi, kreasi dan berlatih menjadi pribadi mandiri, bukan semata-mata target materi.
b). Persepsi guru harus diarahkan bahwa peserta didik mempunyai potensi yang bisa dikembangkan, bukan botol kosong yang harus diisi sebanyak-banyaknya. Sehingga tugas guru mengembangkan potensi yang sudah dimiliki agar tumbuh kecerdasan secara maksimal dengan metode, media, strategi maupun model pembelajaran yang relevan.