Tipologi kedua: guru cukup sadar pandemi
Menurut penulis, guru pada tipe ini adalah guru yang mempunyai kesadaran tentang adanya pandemi. Namun kadar kesadarannya tidak totalitas. Maka guru pada tipe ini biasa-biasa saja dalam menghadapi pandemi.Â
Mereka melaksanakan tugas seperti biasanya. Umumnya tingkat mengeluhnya minimal. Kegiatan pengembangan diri biasanya dilakukan sesekali saja. Namun minimal juga usaha mengasah kualitas profesinya. Guru tipe ini masih menjalankan tugas profesinya secara normatif.
Tipologi ketiga: guru tidak sadar pandemi
Yaitu guru yang tidak menyadari bahwa pandemi yang sedang dihadapi bersama. Guru tipe ini biasanya cenderung kurang senang dengan tantangan.Â
Maka ketika muncul pandemi, ungkapan yang muncul cenderung mengeluh. Pandemi dijadikan kambing hitam. Guru tipe ini walaupun jumlahnya sedikit, kemungkinan juga ada.
Catatan: tipologi tersebut lebih bersifat imajinatif subyektif. Lepas dari benar atau salahnya, mari kita jadikan bahan introspeksi diri dalam menjaga marwah profesi guru dengan 4 (empat) kompetensi yang sudah diamanahkan.
Seleksi AlamÂ
Dalam setiap peristiwa akan muncul seleksi alam terhadap perilaku seseorang, demikian juga terjadinya pandemi ini.Â
Pandemi akan menjadi proses seleksi alam bagi guru dalam mengembangkan kompetensi.Â
Mindset dan orientasi guru  yang menjadi penentu proses seleksi alam tersebut. Mindset berkaitan pola pikir guru sedangkan orientasi berkaitan dengan arah atau tujuan perjalanan profesi yang diinginkan.