Proses evaluasi model ini bisa dilakukan dengan tiga model penilaian yaitu Assessment of Learning (penilaian tentang proses pembelajaran), Assessment for Learning (penilaian untuk pembelajaran) dan Assessment as Learning (penilaian sebagai pembelajaran).
Secara teori model ini memang mempunyai banyak nilai-nilai yang bisa ditanamkan. Misalnya kerja sama, kreativitas, inovatif bahkan berpikir kritis. Maka guru dalam mendesain model pembelajaran ini dituntut secara cermat dalam menyusun perencanaan, detail dalam memahami proses kerja kelompok maupun langkah pemrosesan data.Â
Sebab jika guru melepaskan semua proses tersebut guru dipastikan tidak akan memperoleh gambaran secara riil aneka perbedaan kemampuan masing-masing peserta didik dalam menyelesaiakn tugas proyek guru.
Contoh:
a) Proyek Karya Teknologi membuat film pendek.Â
Proyek ini pasti membutuhkan peserta didik yang mampu menyusun skenario film, narasi, inti-ini percakapan, pemeran utama, figuran, pengambil gambar, penyunting, dan penyusun laporan.
b) Proyek Karya Tulis membuat laporan pengamatan.Â
Proyek ini pasti membutuhkan peserta didik yang mampu menyusun lembar pengamatan, cermat mengembangkan aspek-aspek yang akan diamati, komunikasi dengan masyarakat untuk memperkaya data, wawancara jika diperlukan serta kemampuan merancang suatu laporan pengamatan secara tim.
c) Proyek Prakarya membuat miniatur candi.Â
Proyek ini pasti membutuhkan peserta didik yang mampu menyusun draf arsitek gambar candi yang ditunjuk guru, memahami komponen-komponen candi bahkan intepretasi bangunan candi (jika candi tersebut belum jadi rekonstruksinya), dll.