Alkisah, pada saat mereka KKN di kampungku bertepatan saat sedang kemarau panjang.Â
Kondisi inilah yang menginpirasi mereka untuk mencarikan jalan keluar warga. Nah, mereka ceritanya minta bantuan kepada pemerintah Kabupaten Kediri.Â
Padahal jarak kampungku sampai kabupaten nyampai 70 km. Belum ada akses kendaraan yang masuk kampungku. Satu-satunya sarana sepeda "onthel" yang dimiliki beberapa warga yang mampu beli.
Tangki air menjadi pemandangan baru warga kampungku Â
Aku dan teman-teman, melihat pemandangan baru yaitu puluhan tengki air berjajar masuk ke kampungku.Â
Warga kampungku di hari pertama, ekspresinya nampak keheranan dengan pemandangan baru ini.Â
Aku, teman-teman sebaya dan warga akhirnya tumpah ruah mendekati tengki air untuk mengambil jatah air.
Hari kedua dan berikutnya ekspresi keterkejutan sudah tidak seheboh pada hari pertama ketika tangka air memasuki kampung. Mereka sudah lebih mudah diatur dan membawa "tong kosong" sesuai arahan perangkat desa.
Ketika kakak-kakak KKN selesai menjalankan tugasnya berpamitan di pendopo desa, warga berbondong-bondong datang di pendopo untuk melepas kakak-kakak KKN.Â
Tangisan warga menggema mengiringi kakak-kakak KKN meninggalkan kampungku. Warga kampungku merasakan betapa besar jasa kakak-kakak KKN.
Sejak itu setiap kemarau tiba, perangkat desa langsung meluncur ke pemerintah Kabupaten Kediri untuk meminta bantuan air.Â